Citizen6, Semarang: Replika permanen Jung atau kapal Cina berbahan beton serta memilik rangka yang terbuat dari besi dan kayu senilai Rp 1,5 miliar, di Kali Semarang 50 meter didepan Klenteng 'Tay Kak Sie' (TKS), Gang Lombok, Semarang, amat menganggu proyek normalisasi kali tersebut. Pasalnya, Jung sepanjang 41 meter dengan lebar 12 meter serta memiliki tinggi 3 meter menutup lebih dua-pertiga lebar kali atau 15 meter. Selain itu juga menahan tumpukan sampah, menghambat aliran sungai dan mengundang 'rob' dari air laut.
Meski begitu, Plt Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, via Kepala Dinas Sumber Daya Air, Energi, Sumber Daya Mineral, Agus Riyanto, tak berani memutuskan, Jung dibuat 2005 itu harus dibongkar atau tidak. Alasannya, masih dicari solusi guna mengatasi dan secara internal fihaknya perlu koordinasi dulu. Termasuk melaporkan fakta yang didapat dilapangan pada Plt Walikota Semarang.
Sejumlah fihak memahami keraguan Agus Riyanto, sebab terkait beberapa aspek. Antara lain, 'Monumen Jung Cheng-Ho', menjadi salah satu titik destinasi wisatawan manca di Semarang. Jika dibongkar, mungkin bisa membuat tersinggung etnis Tionghoa. Dan lebih mustahil lagi untuk dibongkar, sebab bangunan bernilai historis masa lalu warga Cina di Semarang ini, didirikan oleh para 'dao-ke' atau donatur yang terdiri dari orang-orang kaya Tionghoa.
Monumen berdiri atas ide warga Tionghoa, dimotori para Dao-ke dan direalisir Yayasan Klenteng 'TKS'. Pendirian monumen ini guna menandai kesinggahan Laks.Cheng-Ho memimpin ratusan Jung dari daratan Cina dipesisir Simongan - Semarang (8 Km Barat Gang Lombok) pada 600 tahun silam. Setelah Cheng-Ho kembali ke Cina, dua abad kemudian didirikan kuil 'Sam Poo Khong' (SPK), atau Klenteng 'Gedung Batu' di Simongan.
Kuil 'SPK' lalu dikuasai 'tuan tanah' atau orang Yahudi. Warga Cina tak bisa ibadah dikuil itu lalu mendirikan duplikat kuil di Gang Lombok dinamai Klenteng 'TKS'. Dikemudian hari, almarhum Oei Tiong Ham, 'tai-pan' yang dijuluki sebagai 'Raja Gula', membebaskan 'SPK' dari sang 'tuan tanah' dengan tebusan jutaan Gulden. Warga Cina bisa berziarah lagi di 'SPK'. Tiap tahun diadakan ritual akbar atau Jut-bio yaitu prosesi arak-arakan dari Klenteng 'TKS' ke 'SPK'.
Normalisasi Kali
Sekitar 3 tahun ini berkat dana APBN/APBD Jawa Tengah/APBD Pemkot-Semarang, dilaksanakan proyek normalisasi sungai atau kali di Semarang. Proyek normalisasi Sungai Banjir Kanal Barat Semarang kini hampir rampung. Disusul normalisasi Kali Semarang dan anak-anak kalinya. Alur kali ini ibarat drainase raksasa dibangun penjajah Belanda. Penghubung pantai laut ke kawasan bisnis dan Pecinan, menembus jauh dipedalaman kota Semarang.
Empat abad silam, kali Semarang memiliki lebar 60 meter dan kedalaman rata-rata 4 meter. Karena ratusan tahun ini terjadi invasi meledaknya jumlah penduduk, industri atau bisnis berkembang luar biasa dan sendimentasi dampak 'rob' laut amat dahsyat. Membuat Kali Semarang dangkal, lebar alurnya menciut yang kini hanya sepanjang 15 meter. Kondisi kali yang amat memprihatinkan ini, kian diperparah dengan bangunan Monumen Jung Laks. Cheng-Ho.
Maka, tak ada alternatif lain, demi kelancaran Normalisasi Kali Semarang, Monumen Jung Laks.Cheng-Ho, harus disingkirkan dari kali. Jika ingin menyelamatkan, bisa ditempuh dengan membangun kembali didaratan tepi kali itu. Bukan didalam kali. Hanya beberapa meter dari lokasi yang lama. Realisasinya, butuh keberanian lobi dari aparat terkait. Bukan malah takut karena si pembuat monumen, warga Tionghoa berkantong tebal. (Heru Christiyono. A/YSH)
Heru Christiyono adalah pewarta berita warga
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke citizen6@.
Meski begitu, Plt Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, via Kepala Dinas Sumber Daya Air, Energi, Sumber Daya Mineral, Agus Riyanto, tak berani memutuskan, Jung dibuat 2005 itu harus dibongkar atau tidak. Alasannya, masih dicari solusi guna mengatasi dan secara internal fihaknya perlu koordinasi dulu. Termasuk melaporkan fakta yang didapat dilapangan pada Plt Walikota Semarang.
Sejumlah fihak memahami keraguan Agus Riyanto, sebab terkait beberapa aspek. Antara lain, 'Monumen Jung Cheng-Ho', menjadi salah satu titik destinasi wisatawan manca di Semarang. Jika dibongkar, mungkin bisa membuat tersinggung etnis Tionghoa. Dan lebih mustahil lagi untuk dibongkar, sebab bangunan bernilai historis masa lalu warga Cina di Semarang ini, didirikan oleh para 'dao-ke' atau donatur yang terdiri dari orang-orang kaya Tionghoa.
Monumen berdiri atas ide warga Tionghoa, dimotori para Dao-ke dan direalisir Yayasan Klenteng 'TKS'. Pendirian monumen ini guna menandai kesinggahan Laks.Cheng-Ho memimpin ratusan Jung dari daratan Cina dipesisir Simongan - Semarang (8 Km Barat Gang Lombok) pada 600 tahun silam. Setelah Cheng-Ho kembali ke Cina, dua abad kemudian didirikan kuil 'Sam Poo Khong' (SPK), atau Klenteng 'Gedung Batu' di Simongan.
Kuil 'SPK' lalu dikuasai 'tuan tanah' atau orang Yahudi. Warga Cina tak bisa ibadah dikuil itu lalu mendirikan duplikat kuil di Gang Lombok dinamai Klenteng 'TKS'. Dikemudian hari, almarhum Oei Tiong Ham, 'tai-pan' yang dijuluki sebagai 'Raja Gula', membebaskan 'SPK' dari sang 'tuan tanah' dengan tebusan jutaan Gulden. Warga Cina bisa berziarah lagi di 'SPK'. Tiap tahun diadakan ritual akbar atau Jut-bio yaitu prosesi arak-arakan dari Klenteng 'TKS' ke 'SPK'.
Normalisasi Kali
Sekitar 3 tahun ini berkat dana APBN/APBD Jawa Tengah/APBD Pemkot-Semarang, dilaksanakan proyek normalisasi sungai atau kali di Semarang. Proyek normalisasi Sungai Banjir Kanal Barat Semarang kini hampir rampung. Disusul normalisasi Kali Semarang dan anak-anak kalinya. Alur kali ini ibarat drainase raksasa dibangun penjajah Belanda. Penghubung pantai laut ke kawasan bisnis dan Pecinan, menembus jauh dipedalaman kota Semarang.
Empat abad silam, kali Semarang memiliki lebar 60 meter dan kedalaman rata-rata 4 meter. Karena ratusan tahun ini terjadi invasi meledaknya jumlah penduduk, industri atau bisnis berkembang luar biasa dan sendimentasi dampak 'rob' laut amat dahsyat. Membuat Kali Semarang dangkal, lebar alurnya menciut yang kini hanya sepanjang 15 meter. Kondisi kali yang amat memprihatinkan ini, kian diperparah dengan bangunan Monumen Jung Laks. Cheng-Ho.
Maka, tak ada alternatif lain, demi kelancaran Normalisasi Kali Semarang, Monumen Jung Laks.Cheng-Ho, harus disingkirkan dari kali. Jika ingin menyelamatkan, bisa ditempuh dengan membangun kembali didaratan tepi kali itu. Bukan didalam kali. Hanya beberapa meter dari lokasi yang lama. Realisasinya, butuh keberanian lobi dari aparat terkait. Bukan malah takut karena si pembuat monumen, warga Tionghoa berkantong tebal. (Heru Christiyono. A/YSH)
Heru Christiyono adalah pewarta berita warga
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke citizen6@.
Terkini Lainnya
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
Sudah 39 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Bocoran Terkait Masa Depannya di Portugal
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
Kaesang Pangarep Ungkap PSI-PKS Jalin Kerja Sama di Pilkada untuk 3 Wilayah Ini
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
TOPIK POPULER
TOP 3 CITIZEN6
Top 3: Zodiak yang Paling Suka Traveling
Top 3: Daftar Makanan Penurun Gula Darah yang Cocok Dikonsumsi Orang dengan Diabetes
Top 3: Zodiak yang Menyendiri Saat Sedang Kesal
Populer
Lagu BTS yang Membahas Tentang Kesehatan Mental, Penuh Pesan Positif
5 Tanda Anda Memiliki Gaya Keterikatan Cemas dalam Hubungan
Tidak Tepat Waktu, Ini 3 Zodiak yang Paling Sering Datang Terlambat
Menparekraf Sandiaga Apresiasi Workshop Basic Digital Audio dan Mixing Workflow
4 Cara yang Bisa Dilakukan Pria Agar Menjadi Pribadi yang Lebih Baik
Pemberdayaan Perempuan dan Daur Ulang Sampah, Liberty Society Luncurkan Yayasan Berkelanjutan
5 Alasan Kenapa Anda Membutuhkan Work Bestie, Sahabat Saat Berada di Kantor
Daftar Makanan Penurun Gula Darah, Bantu Cegah Diabetes
Cara Menikmati Kopi dengan Cita Rasa Unik Khas Korea
Ladies, Coba 5 Langkah Ini Menjadi Perempuan yang Mandiri Finansial
Pegi Setiawan
Kalah di Praperadilan Pegi Setiawan, Kasus Vina Cirebon Bakal Ditarik ke Mabes Polri?
Pegi Setiawan Menang Praperadilan, Salah Tangkap atau Salah Prosedur?
Pegi Setiawan Bebas, Kapolri: Kita Hormati Putusan Pengadilan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Berita Terkini
IPO di Asia Tenggara Anjlok pada Semester I 2024, Bagaimana Indonesia?
Live Translate, Fitur Penerjemah dari Samsung Bakal Terintegrasi dengan WhatsApp
Hadiri Pameran Interior di Mal Bareng Selvi Ananda, Kenapa Gibran Rakabuming Disorot Warganet?
Top 3 Islami: Sebutan Bulan Muharram itu Keliru Kata UAH, Tirakat Terberat Syaikh Abdul Qadir al-Jilani saat Berguru
Cuaca Hari Ini Selasa 9 Juli 2024: Langit Pagi hingga Siang Hari Jakarta Diprediksi Cerah Berawan
Harga Kripto Hari Ini 9 Juli 2024: Bitcoin Dkk Menguat Terbatas
NMax "Turbo" Dominasi Penjualan Yamaha di Jakarta Fair, Banyak yang Beli Cash!
Cuaca Hari Ini Selasa 9 Juli 2024: Waspada Hujan Lebat di 21 Provinsi
Bareskrim Masih Cari Unsur Pidana Laporan Nurul Ghufron terhadap Dewas KPK
Indo Premier Sekuritas Dukung Insentif Biaya Transaksi ETF
3 Resep Podeng Roti Tawar, Lengkapi Menu Bekal sampai Jadi Ide Jualan
13.000 Pemilih di Situbondo Tak Memenuhi Syarat Nyoblos, Ada yang Meninggal dan Masuk TNI/Polri
Melapor ke Manchester United, Mason Greenwood Bahas Ini dengan Manajemen Klub
Daftar Kepala Negara dengan Gaji Tertinggi di Dunia, Presiden Indonesia Kalah Jauh?
Air Danau Kelimutu Kembali Berubah Warna, Jam Kunjungan Wisata Dibatasi