Lahan di Pulau Jawa, khususnya di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi dinilai sudah tidak kompetitif untuk lokasi pembangunan kawasan industri.
Hal tersebut, menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Budhi Setyanto, karena nilai jual lahan di pulau dengan penduduk terpadat di Indonesia ini sangat tinggi, bila dibandingkan lahan di negara-negara anggota ASEAN seperti Malaysia dan Thailand.
"Perkembangan sektor industri dalam 3 tahun terakhir terus meningkat, sebagian besar masuk kedalam kawasan industri, otomatis harga lahan khususnya di Jawa pun harga meningkat sehingga lahan untuk Jabodetabek sudah tidak kompetitif dibanding Malaysia, Thailand, dan Vietnam," ujar dia di Menara Kadin, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (31/7/2013).
Budhi memaparkan perbandingan harga lahan di Indonesia dan negara-negara tetangga terpaut cukup jauh. Pada tahun 2010 saja, harga lahan di Indonesia khususnya di Pulau Jawa mendekati harga US$ 200 per meter persegi.
Pada tahun 2013, telah naik mencapai di atas US$ 200 per meter persegi. Sementara pada tahun 2013 ini, harga lahan di Malaysia, Thailand dan Vietnam masih di kisaran US$ 100 per meter persegi.
"Meskipun sejak tahun 2011-2013 suplai lahan untuk industri masih stabil pada angka 8 ribu hektar, namun permasalahannya, para developer lahan tersebut hanya bertindak sebagai sebagai penjual tanah saja. Setelah lahan tersebut dibangun kawasan industri kemudian ditnggal, ini yang rawan terjadi konflik dengan masyarakat sekitar," tutur dia.
Oleh sebab itu, Budhi mengatakan sangat perlu dilakukan pengembangan kawasan industri di luar Jabodetabek seperti di Jawa Tengah dan Jawa Timur atau bahkan di luar Pulau Jawa.
Selain alasan harga yang tinggi, lahan di pulau Jawa sudah tidak memiliki daya dukung alam yang terbatas sehingga bagi industri yang lahap akan kebutuhan air atau penghasil polusi tinggi maka tidak mungkin lagi dibangun di Jawa.
"Di Pulau Jawa yang memungkinkan dibangun industri saat ini hanya untuk industri padat karya. Kalau di luar Jawa pembangunan industri pengolahan sumber daya alam masih sangat memungkinkan karena memang sumber daya alamnya yang masih produktif," tandasnya. (Dny/Nur)
Hal tersebut, menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Budhi Setyanto, karena nilai jual lahan di pulau dengan penduduk terpadat di Indonesia ini sangat tinggi, bila dibandingkan lahan di negara-negara anggota ASEAN seperti Malaysia dan Thailand.
"Perkembangan sektor industri dalam 3 tahun terakhir terus meningkat, sebagian besar masuk kedalam kawasan industri, otomatis harga lahan khususnya di Jawa pun harga meningkat sehingga lahan untuk Jabodetabek sudah tidak kompetitif dibanding Malaysia, Thailand, dan Vietnam," ujar dia di Menara Kadin, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (31/7/2013).
Budhi memaparkan perbandingan harga lahan di Indonesia dan negara-negara tetangga terpaut cukup jauh. Pada tahun 2010 saja, harga lahan di Indonesia khususnya di Pulau Jawa mendekati harga US$ 200 per meter persegi.
Pada tahun 2013, telah naik mencapai di atas US$ 200 per meter persegi. Sementara pada tahun 2013 ini, harga lahan di Malaysia, Thailand dan Vietnam masih di kisaran US$ 100 per meter persegi.
"Meskipun sejak tahun 2011-2013 suplai lahan untuk industri masih stabil pada angka 8 ribu hektar, namun permasalahannya, para developer lahan tersebut hanya bertindak sebagai sebagai penjual tanah saja. Setelah lahan tersebut dibangun kawasan industri kemudian ditnggal, ini yang rawan terjadi konflik dengan masyarakat sekitar," tutur dia.
Oleh sebab itu, Budhi mengatakan sangat perlu dilakukan pengembangan kawasan industri di luar Jabodetabek seperti di Jawa Tengah dan Jawa Timur atau bahkan di luar Pulau Jawa.
Selain alasan harga yang tinggi, lahan di pulau Jawa sudah tidak memiliki daya dukung alam yang terbatas sehingga bagi industri yang lahap akan kebutuhan air atau penghasil polusi tinggi maka tidak mungkin lagi dibangun di Jawa.
"Di Pulau Jawa yang memungkinkan dibangun industri saat ini hanya untuk industri padat karya. Kalau di luar Jawa pembangunan industri pengolahan sumber daya alam masih sangat memungkinkan karena memang sumber daya alamnya yang masih produktif," tandasnya. (Dny/Nur)
Terkini Lainnya
lahan industri
Rekomendasi
Surya Semesta Internusa Bidik Pendapatan Naik 23% pada 2024
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Drama VAR, Ekuador Lolos ke Perempat Final Singkirkan Meksiko, Venezuela Hajar Jamaika
Hasil Copa America 2024 Argentina vs Peru dan Kanada vs Cile: La Albiceleste Juara Grup, Les Rouges Dampingi ke Perempat Final
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Minggu 30 Juni di Indosiar dan Vidio
Timnas Indonesia U-16
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia, Senin 1 Juli Pukul 19.30 di Indosiar dan Vidio
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Garuda Nusantara Dilarang Takut
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Lupakan Euforia, Nova Arianto Minta Skuad Timnas U-16 Fokus di Semifinal Piala AFF U-16
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Pesta Gol, Garuda Nusantara Lolos ke Semifinal
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Sempat Tertinggal, Garuda Nusantara Unggul 4-1 di Babak Pertama
Judi Online
Heru Budi Telusuri Oknum ASN Pemprov Jakarta Terlibat Judi Online
Judi Online di Minahasa Selatan, 2 Wanita Ditangkap
Catatan IPW untuk Polri di HUT ke-78 Bhayangkara
Kominfo: Telegram Sudah Respons Penghapusan Judi Online Usai Diberi Surat Peringatan
Judi Online Berdampak Buruk bagi Keluarga, Bisa Menghancurkan Moral Lintas Generasi
Pilkada 2024
Sandiaga Tunggu Penugasan PPP untuk Maju Pilkada 2024
Heru Budi Respons Peluang Maju Pilkada Jakarta 2024: Saya ASN, Tidak Pengalaman di Bidang Politik
Tiga Menteri Jokowi Disiapkan PDIP Maju Pilkada 2024, Ini Daftarnya
Jokowi Effect Disebut Masih Ada di Pilkada 2024, PDIP Andalkan Ini
Pilkada 2024, PDIP Buka Peluang Kerja Sama dengan Gerindra sampai PKB
Bukan di Jakarta, Golkar Pastikan Ridwan Kamil Menang di Pilkada Jawa Barat
TOPIK POPULER
INFO LOWONGAN KERJA
Lowongan Kerja Pegadaian Lulusan D3 dan S1, Simak Syaratnya
10 Provinsi dengan Jumlah Lowongan Kerja Terbanyak
Lowongan Kerja bagi Lulusan SMA/SMK, D3 hingga S1, Cek Syaratnya
Populer
NIK Resmi Jadi NPWP Mulai 1 Juli 2024
Tingkat Kemiskinan di Kota Lebih Tinggi Dibanding Sebelum Pandemi
Pengamat: Indonesia Tak Butuh BUMN Sakit, Tapi Bisa Bersaing
Harga Beras Eceran di Juni 2024 Inflasi 11,8%, Padahal di Grosir Deflasi
PLN Setor Abu Sisa PLTU untuk Bangun Jalan dan Gereja di Jayapura
Mulai Hari Ini, 7 Layanan Administrasi Pajak Ini Bisa Diakses Pakai NIK
Harga Minyak Dunia Berpotensi Naik Meski Pasar Lagi Koreksi
3 Tips Efektif Mengajarkan Anak Menabung Sejak Dini
670 Ribu Wajib Pajak Belum Padankan NIK Jadi NPWP
Sri Mulyani Minta Restu Pakai Dana Cadangan Buat Suntik PT KAI hingga Bank Tanah
Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Prancis vs Belgia: Les Bleus Jadi Ancaman Serius De Rode Duivels
Persiapan Portugal Jelang Hadapi Slovenia di Babak 16 Besar Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Slovenia: Andalkan Pilar Utama
Prancis Bersiap Hadapi Belgia di 16 Besar Euro 2024
Laga Dramatis, Inggris Berhasil Redam Slovakia 2-1
Berita Terkini
Harga Beras Mahal, Petani Makin Sejahtera?
Turis Asing Melancong ke Indonesia Sentuh 1,15 Juta pada Mei 2024, Wisman Ini Mendominasi
Kode Redeem FF Hari Ini 1 Juli 2024: Dapatkan Item Menarik dan Gratis di Free Fire!
Daftar Tanggal Merah Juli 2024, Berapa Banyak Hari Libur?
Cak Imin: Anies Masih Terkuat untuk Maju Pilkada Jakarta
Momen Davina Karamoy Bertemu Alice Norin, Auto Dikira Anak Kembar
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Merek China Diprediksi Rebut 33 Persen Pasar EV Dunia pada 2030
Jumlah Denyut Nadi Normal Sesuai Usia, Simak Cara Tepat untuk Menghitungnya
Sri Mulyani Usul Ambil Rp 6,1 Triliun Dana Cadangan Investasi untuk PMN, Buat Apa Saja?
OJK Rilis Aturan Penilaian Investasi Dana Pensiun, Ini Rinciannya
Transfromasi Song Triplets Daehan, Minguk dan Manse, Kini Tingginya Hampir Melampaui Ayahnya
Jadwal Siaran Langsung Semifinal Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia di Vidio
Jangan Lewatkan FTV Kisah Nyata Sore Spesial di Indosiar, Senin 1 Juli 2024 Via Live Streaming Pukul 15.30 WIB