uefau17.com

Kementerian ESDM Ajukan Rp 88,36 Triliun Subsidi Listrik di 2025, Siapa Saja Penerimanya? - Bisnis

, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR, Senin, 3 Juni 2024 mengajukan subsidi listrik sebesar Rp 88,36 triliun pada RAPBN 2025.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P Hutajulu menjelaskan besaran subsidi ini berdasarkan asumsi inflasi sekitar 1,5 hingga 3,5%. Kemudian nilai kurs sebesar Rp 15.300 hingga 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS), dan harga jual minyak mentah di Indonesia atau Indonesian Crude Oil Price 75-85 USD/barrel.

Jisman menuturkan target pelanggan subsidi listrik pada 2025 sebesar 42,08 juta. Nantinya, subsidi listrik ini akan disalurkan kepada golongan yang berhak, rumah tangga miskin dan rentan, serta mendorong transisi energi yang lebih efisien dan adil.

"Dengan usulan subsidi listrik pada tahun 2025 sebagai berikut, subsidi listrik diberikan kepada golongan yang berhak. Lalu, subsidi listrik untuk rumah tangga diberikan kepada rumah tangga miskin dan rentan,” kata Jisman.

Ia menambahkan, total anggaran subsidi listrik pada 2025, sekitar 45-46% atau Rp 38,18 triliun hingga Rp 40,16 triliun diperuntukan rumah tangga dengan daya 450 VA. Kemudian  sebesar 18% atau Rp 15,75 triliun hingga Rp 16,68 triliun untuk alokasi subsidi listrik rumah tangga 900 VA.

Adapun subsidi untuk bisnis kecil sebesar Rp 9,39 triliun hingga Rp 10,18 triliun atau setara 11,31% sampai 11,52% dari total subsidi. Golongan industri kecil mendapatkan alokasi subsidi listrik sebesar Rp 5,93 triliun hingga Rp 6,51 triliun atau setara 7,15% hingga 7,37%.

Tak hanya itu, pemerintah juga mendapat subsidi listrik sebesar Rp 0,36 triliun hingga Rp 0,39 triliun dan untuk golongan sosial sebesar Rp 11,16 triliun hingga Rp 13,08 triliun. Jisman mengungkapkan subsisi ini juga demi mendorong transisi energi yang lebih efisien dan adil dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, fiskal, dan lingkungan.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

PLN Hitung Subsidi Listrik 2025, Tembus Segini

Sebelumnya, PT PLN (Persero) menyiapkan rencana alokasi subsidi listrik 2025 senilai Rp 83,08 triliun. Alokasi ini dihitung untuk menyalurkan listrik bersubsidi kepada sekitar 42 juta pelanggan.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, nilai subsidi Rp 83,08 triliun ini keluar berdasarkan perhitungan asumsi makro ekonomi dalam RAPBN 2025, yakni nilai tukar rupiah Rp 15.100 terhadap dolar Amerika Serikat, harga minyak mentah Indonesia (ICP) USD 80 per barel, dan inflasi 2,5 persen.

"Subsidi tersebut 64,95 persen atau Rp 53,96 triliun untuk pelanggan rumah tangga, yaitu 35,22 juta pelanggan," jelas Darmawan dalam sesi rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Kamis (30/5/2024).

Selain pelanggan rumah tangga, ada empat golongan lain yang berhak menerima subsidi listrik. Mulai dari golongan sosial sebanyak 2,13 juta pelanggan, bisnis 4,29 juta pelanggan, industri 0,24 juta pelanggan, dan pemerintah 0,20 juta pelanggan.

Adapun golongan rumah tangga mendapat alokasi subsidi terbesar, Rp 54 triliun. Disusul golongan sosial semisal sekolah dan rumah ibadah sebesar Rp 12,2 triliun, bisnis Rp 9,4 triliun, industri Rp 5,9 triliun, dan pemerintah Rp 1,6 triliun.

Lebih lanjut, Darmawan memastikan PLN menyalurkan subsidi listrik tepat sasaran. Termasuk dengan mengintegrasikan data pelanggan dengan web service Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) milik Kementerian Sosial.

Kemudian, perseroan juga melakukan sampling langsung ke lapangan dengan 10.000 data pelanggan dari total 89 juta pelanggan, guna menjamin subsidi listrik benar-benar tepat sasaran.

"Kami juga melakukan kunjungan lapangan ke rumah pelanggan, baik (listrik golongan) 450 VA dan 900 VA yang DTKS, kami hanya ingin memastikan subsidi ini sudah tepat sasaran," tegas Darmawan.

 

3 dari 4 halaman

PLN Cetak Laba Bersih Tertinggi sepanjang Sejarah pada 2023

PT PLN (Persero) mampu meraih pendapatan usaha Rp 487,38 triliun sepanjang 2023. Jumlah tersebut naik 10,48% jika dibanding tahun sebelumnya.  Salah satu pendorong kenaikan pendapatan ini adalah transformasi yang terus dilakukan PLN

Dengan kenaikan pendapatan ini, PLN mampu mencetak laba bersih sebesar Rp 22,07 triliun pada 2023. Ini adalah keuntungan terbesar dalam sejarah perseroan dan merupakan hattrick rekor laba bersih selama tiga tahun berturut-turut sejak 2021.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan capaian ini merupakan buah dari konsistensi transformasi yang dilakukan oleh PLN dalam tiga tahun terakhir.

“Ini adalah buah manis dari upaya transformasi yang kami lakukan. Kami berhasil mengubah cara pandang dalam memberikan layanan kepada pelanggan. Dulu kami hanya berorientasi pada supply pasokan listrik, sekarang berorientasi pada demand dan kepuasan pelanggan," ucap Darmawan dalam keterangan tertulis, Kamis (30/5/2024).

Pendapatan terbesar diperoleh dari pertumbuhan penjualan listrik sebesar 5,36%, dari 273,76 Terra Watt hour (TWh) pada 2022 menjadi 288,44 TWh pada tahun 2023. Hal tersebut membuat pendapatan dari penjualan tenaga listrik pada tahun 2023 mencapai Rp333,19 triliun atau meningkat Rp22,13 triliun pada tahun 2022.

"Kami tidak lagi sekadar menunggu, tapi sekarang kami turun langsung melihat kebutuhan pelanggan. Kami pastikan PLN siap memenuhi setiap kebutuhan pelanggan," tambah Darmawan.

4 dari 4 halaman

Penjualan Listrik

Penjualan listrik tertinggi diperoleh dari sektor bisnis dan industri yaitu mencapai 145,70 TWh atau meningkat 6,69 TWh dibanding tahun 2022. Kemudian sektor rumah tangga mencapai 122,34 TWh atau meningkat 6,24 TWh dibanding tahun 2022. Untuk sektor lainnya mencapai 20,4 TWh atau meningkat 1,75 TWh dibanding tahun 2022.

Pertumbuhan penjualan listrik tidak lepas dari innovative marketing yang dijalankan oleh perseroan. Melalui strategi intensifikasi, PLN hadir memenuhi kebutuhan pelanggan atas peningkatan konsumsi listrik.

PLN terus menghadirkan program promo biaya tambah daya untuk memudahkan pelanggan yang ingin meningkatkan penggunaan listrik yang produktif. PLN juga menghadirkan program akuisisi captive power yang mengajak pelanggan bisnis dan industri beralih dari penggunaan pembangkit listriknya sendiri ke PLN. Dari seluruh strategi intensifikasi yang dijalankan, PLN berhasil menambah penjualan sebesar 9,99 TWh.

“Kami melakukan digitalisasi di setiap proses bisnis, mulai dari pembangkitan, transmisi, distribusi hingga layanan pelanggan. Ini membuat listrik kami semakin andal, sehingga pelaku usaha kini semakin yakin dalam menggunakan listrik PLN yang lebih andal dan efisien,” imbuh Darmawan.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat