, Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) mengatakan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul menjadi kunci dasar untuk melakukan transformasi guna mewujudkan Indonesia emas 2045.
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan namun saat ini Indonesia masih menghadapi permasalahan dibidang SDM. Padahal SDM unggul ini akan menjadi modal dasar pembangunan suatu negara.
Salah satunya, dilihat dari capaian hasil skor Programme for Internasional Student Assessment (PISA). Disebutkan bahwa peningkatan kualitas pendidikan Indonesia sangatlah lambat.
Advertisement
PISA merupakan capaian skor untuk mengukur kemampuan anak-anak usia 15 tahun di bidang membaca, matematika, dan sains.
Menurutnya, skor PISA Indonesia masih di bawah 500 yakni 371, atau berada di ranking ke-72. Sedangkan, rata-rata negara lain skor PISAnya di atas 500. Misalnya, Vietnam skor PISA nya sudah mencapai 500 lebih.
"Namun demikian kondisi saat ini bandingkan Indonesia dengan negara lain. Bayangkan PISA skor Indonesia itu masih dibawah 500, jadi terakhir sekitar 371, ranking ke-72 sementara itu Vietnam sudah bisa mencapai 500 lebih dan negara-negara maju pada umumnya level atau skor dari PISA adalah sekitar 500," katanya.
Perbandingan dengan Negara Lain
Permasalah SDM lainnya terkait dengan jumlah lulusan Science, Technology, Engineering and Math (STEM), dan jumlah tenaga kesehatan dokter berkualitas di Indonesia.
Presentase lulusan jurusan STEM di Indonesia masih rendah dibanding dengan negara lain. Indonesia hanya 18,5 persen, Vietnam 23,38 persen, Thailand 27,31 persen, India 31,41 persen, Singapura 34,30 persen, dan Malaysia 37,19 persen.
"Kalau kita lihat bagaimana persentase jumlah lulusan STEM kita dibandingkan dengan negara lain, terutama dengan Malaysia negara tetangga, Singapura, bahkan India kita masih jauh lebih rendah hanya 18,5 persen," ujarnya.l.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Jumlah Pelajar Indonesia di Luar Negeri
![Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/dKh-qZTpYUB0WTencQoJWSKkoo4=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4516080/original/036957800_1690432800-IMG-20230727-WA0007.jpg)
Selain itu, jumlah pelajar Indonesia yang belajar di luar negeri juga masih sedikit. Padahal Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia.
Adapun negara di dunia yang paling banyak mengirimkan mahasiswanya untuk belajar di luar negeri adalah China. China mengirim pelajar hingga 700.000 orang belajar di luar negeri.
Kemudian, India mengirimkan sebanyak 189.000 pelajar untuk belajar di luar negeri, dan Jerman mengirimkan 100.000 pelajar.
Kendati demikian, Bappenas mengapresiasi dengan adanya LPDP bisa mendorong pelajar-pelajar di tanah air meraih kesempatan untuk bersekolah di luar negeri.
"Terimakasih LPDP, karena ini cikal bakal kita untuk kemudian kita memperkuat SDM kita, karena dengan belajar di luar negeri itu kita belajar sesuatu yang baru, belajar untuk menjadi negara lebih maju, belajar untuk memberikan kontribusi yang baik untuk bangsa di masa depan," pungkasnya.
Advertisement
Diterpa Deindustrialisasi Dini, Target Indonesia Emas 2045 Terancam Gagal?
![PPnBM Diperpanjang, Industri Otomotif akan Membaik](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/-_jEoQ1V459RDLkOyHgobK8YNpc=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3617767/original/009410000_1635569943-Dharma-Group1.jpg)
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) menyebut industrialisasi menjadi kunci untuk mewujudkan Indonesia emas 2045.
Namun, kata Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti saat ini Indonesia justru mengalami deindustrialisasi dini.
"Saat ini kalau kita lihat, kita (Indonesia) mengalami deindustrialisasi dini. Karena share manufaktur Indonesia yang dulu sempat menyentuh angka 32 persen sekarang hanya 18,3 persen," kata Amalia dalam Seminar Beasiswa LPDP, di Jakarta, Kamis (27/7/2023).
Disisi lain, Indonesia sudah 30 tahun terjebak di dalam negara berpendapatan menengah (Middle Income Trap). Maka untuk bisa menjadi negara maju, Indonesia harus bisa tumbuh perekonomiannya dikisaran 6-7 persen, dan supaya perekonomiannya tumbuh 6-7 persen maka industrialisasilah yang menjadi kunci.
"Sementara itu, pengalaman negara lain yang bisa naik kelas dari middle menjadi high income economi adalah industrialisasi yang sangat kuat dan sangat kokoh," ujarnya.
Menurutnya, Indonesia belum menjadi negara maju karena share manufaktur terhadap PDB sudah menurun, inilah yang disebut deindustrialisasi dini.
Belajar dari Korea Selatan
Lebih lanjut, kata Amalia Indonesia bisa belajar dari Korea Selatan. Korea Selatan menjadi negara maju karena mampu membangun industri yang maju.
Jika dulu Korea Selatan terkenal dengan fashion, industri tekstil, alas kaki, dan aksesoris. Tapi sekarang Korea Selatan terkenal dengan industri dan teknologinya, seperri LG, Hyundai, hingga Samsung.
"Siapa yang gak tahu Samsung, hp nya kebanyakan pakai Samsung, siapa yang tidak kenal LG TV elektronik adalah LG, dan siapa yang tidak kenal Hyundai dengan Hyundai EV nya," ujar Amalia.
Negara Maju
![Industri Komponen Otomotif Bersiap Tingkatkan Penetrasi 4W](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/vKm0Gpk3Ppqb3jBpzhS-OuJX1Oc=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3576532/original/062948500_1632052151-Dharma-Group3.jpg)
Artinya, disitulah terjadi transformasi di dalam industrialisasinya Korea Selatan dan hal tersebut yang mendorong Korea menjadi negara maju, dan terus maju menjadi market leader di Asia dan dunia.
"Tadinya dia hanya jualan ekspor baju, ekspor aksesoris, dan sepatu. Tapi sekarang yang diekspor adalah barang-barang yang bernilai tambah tinggi yang penuh dengan teknologi dan inovasi," ujarnya.
Selain itu, Korea Selatan juga unggul disektor budaya dan ekonomi kreatif. Kedua sektor tersebut didorong dengan keberhasilan Korean wave, dimana dengan kreativitas dan ketenaran Korea ini mampu membangun branding dari Korea Selatan itu sendiri.
"Siapa yang tidak kenal dengan K-POP dan K-drama. Dengan branding Korea Selatan yang semakin besar dan terkenal ini ternyata mendorong produk-produk Korea Selatan semakin dinikmati di pasar global," jelasnya.
Tak berhenti disitu saja, Korea Selatan juga terkenal dengan skincare, dan terkenal dengan operasi plastiknya yang juga menjadi salah satu pusat kecantikan di Asia.
"Saya pikir ini menjadikan Korea Selatan medical tourism," pungkasnya.
Terkini Lainnya
Perbandingan dengan Negara Lain
Jumlah Pelajar Indonesia di Luar Negeri
Diterpa Deindustrialisasi Dini, Target Indonesia Emas 2045 Terancam Gagal?
Belajar dari Korea Selatan
Negara Maju
Bappenas
India
Singapura
Malaysia
kualitas pendidikan
Pendidikan
Indonesia Emas
Indonesia Emas 2045
negara maju
negara maju 2045
Copa America 2024
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Maju Pilkada 2024, Eman Suherman Berkomitmen Tulus Bantu Warga Majalengka
KPU Diminta Perkuat Iman Usai Tercoreng kasus Asusila Hasyim Asy'ari
Lumayan! Ini Besaran Gaji PPS Pilkada 2024 dan Masa Kerjanya, Simak Cara Daftarnya
Bawaslu Sulut Pastikan Pengungsi Gunung Ruang Punya Hak Pilih dalam Pilkada 2024
Nadiem Makarim Masuk Daftar Usulan Cagub DKI dari PSI Jakut
Hasil Mukerwil DPW PPP Sulsel: Dukung Kepemimpinan Mardiono hingga Sepakat Sukseskan Pilkada 2024
TOPIK POPULER
INFO LOWONGAN KERJA
Platform Digital jadi Destinasi Favorit Pencari Kerja, Bantu Tekan Pengangguran
Sederet Lowongan Kerja Terbaru buat Lulusan SMA/SMK, Simak Posisi dan Persyaratannya
Lowongan Kerja Pegadaian Lulusan D3 dan S1, Simak Syaratnya
Populer
Segini Hadiah Juara Miss Supranational 2024, Gelar Baru Puteri Indonesia Harashta Haifa Zahra
Rating Sustainalytics BRI Terus Membaik Imbas Pengelolaan Risiko ESG Kuat
Wamenkeu Minta Geo Dipa Terus Cari Sumber Energi Panas Bumi Baru
Indonesia Jadi Negara dengan Unicorn dan Decacorn Terbesar di Dunia
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Kurangi Pupuk Kimia, Geo Dipa Inovasi Pupuk Mineral Panas Bumi buat Petani Dieng
Waspada Calo, Beli Tiket Penyeberangan Wajib via Aplikasi Ferizy
Realisasi Anggaran Bantuan TJSL Asuransi Jasindo Capai Lebih Rp 1 Miliar hingga Kuartal II-2024
Wijaya Karya Catatkan Kontrak Baru Rp 8,86 Triliun
Indonesia Hadapi Tantangan Besar Penuhi Permintaan Listrik, Apa Itu?
Euro 2024
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Tampil Kompak, Ini 7 Potret Andrea Dian dan Ganindra Bimo Nonton Euro 2024 di Jerman
Top 3: Zodiak yang Paling Suka Traveling
Top 3 Berita Bola: Prancis Rebut Tiket Semifinal Euro 2024 usai Menang Dramatis atas Portugal Lewat Adu Penalti
Berita Terkini
Beda dengan Pemerintah, PBNU Tetapkan 1 Muharram Jatuh Senin Besok 8 Juli 2024
Festival Bulan Juni 2024 Sukses Digelar di Palembang
Marc Marquez dan Alex Marquez Naik Podium MotoGP Jerman 2024, Sejarah Tercipta di Sachsenring
BSI Jadi Sasaran Hoaks, dari Soal Layanan Sistem sampai Pembagian Hadiah
Waspada Calo, Beli Tiket Penyeberangan Wajib via Aplikasi Ferizy
4 Pasangan Zodiak yang Paling Berpotensi dari Sahabat Jadi Cinta, Kamu Salah Satunya?
6 Momen Hedi Yunus Main ke Rumah Ibu-ibu yang Mengidolakannya Selama 16 Tahun, Sukses Bikin Menjerit Histeris
Wamenkeu Minta Geo Dipa Terus Cari Sumber Energi Panas Bumi Baru
Bangladesh Protes Kualitas Peralatan Militer yang Dibeli dari China di Bawah Standar
Tanpa Kate Middleton, Pangeran William Eksis di Serial Dokumenter tentang Tunawisma di Inggris
4 Permohonan Penduduk Neraka yang Ditolak dan Tak Akan Pernah Terkabul, Na'udzubillah
Perbedaan Peran Fadly Faisal di Vidio Original Series Ular Tangga Dara(h) dan di Switchover
Ma'ruf Amin: Hayati Makna Tahun Baru Islam dengan Tingkatkan Iman dan Takwa
Melihat Aksi Flying Trapeze, Pertunjukan Akrobatik Kelas Dunia dengan Sentuhan Nusantara