, Jakarta Harga beberapa komoditas sayuran di pasar tradisional terpantau naik. Penjual mengeluh, kondisi cuaca yang panas dan kering membuat pasokan pangan dari distributor terhambat.
Seperti harga buncis dan kacang panjang yang dijual Mama Tole (50), pedagang sayuran di Pasar Kebayoran Lama. Harga kedua komoditas ini melonjak hingga Rp 24 ribu per kg.
"Yang mahal itu sayur, buncis, kacang (panjang). Buncis lagi Rp 24 ribu per kg, biasanya Rp 16 ribu (per kg). Kacang (panjang) juga Rp 24 ribu, biasanya Rp 16 ribu," ujar dia kepada di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (10/8/2018).
Advertisement
"Itu naik soalnya panasnya lagi gede, kemarau," Mama Tole menambahkan.
Berbeda dengan buncis dan kacang panjang, harga produk sayuran lain seperti bawang di pasar yang sama cenderung variatif.
Uus (50), salah seorang pedagang menyampaikan, produk bawang yang ia jual relatif stabil, bahkan terpangkas.
"Bawang putih bulat Rp 25 ribu per kg, kalau yang cutting-nya Rp 30 ribu per kg. Bawang merah justru turun, lagi banjir (pasokan), Rp 25 ribu per kg," ungkap dia.
Uus menyatakan, harga bawang merah telah merosot sejak sekitar 3 hari lalu. Sebelumnya, bawang merah dijual pada kisaran Rp 30 ribu per kg.
Stabilitas harga bawang pun diakui Mama Tole, namun dengan harga jual yang berbeda. Dia menawarkan bawang merah Rp 30 ribu per kg, bawang putih bulat Rp 30 ribu per kg, dan bawang putih cutting Rp 35 ribu per kg.
Untuk komoditas cabai, Uus dan Mama Tole sepakat, harganya masih terus normal sampai hari ini. Keduanya masih menjual cabai rawit merah pada kisaran Rp 40 ribu per kg.
Sementara cabai rawit hijau dipatok pada angka Rp 30 ribu per kg, dan cabai merah keriting Rp 30 ribu per kg.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Khawatir Ancam Produksi Pangan, Pemerintah Diminta Cermati Kondisi Kekeringan
![Kering Saat Kemarau, Situ Kamojing di Karawang Jadi Coklat Kehijauan](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/Rfo8FjGaNIkvCV7Sx-Q_aqpAfWM=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2320666/original/077002500_1533545013-IMG-20180804-WA0004.jpg)
Pemerintah diminta untuk mencermati masalah kekeringan yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia pada saat ini. Kekeringan dikhawatirkan mengancam kondisi stok pangan nasional seiring terjadinya penurunan produksi pangan hingga 60 persen.
Klaim pemerintah tentang keamanan ketersediaan stok pangan di tengah ancaman kekeringan dinilai tidak berdasar. Ini mengingat kekeringan yang terjadi saat ini dinilai lebih parah dibandingkan tahun lalu.
“Saya kira masalah kekeringan ini perlu dicermati ya, perlu diwaspadai oleh pemerintah. Karena saat ini kami melakukan kajian yang mirip di jaringan kami. Data yang sebagian sudah terkumpul itu di Jawa Timur, itu yang terdampak kekeringan sekitar 15 persen-50 persen. Tapi, itu baru di sebagian wilayah,” ujar Ketua Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI), Dwi Andreas di Jakarta, Selasa (7/8/2018).
Baca Juga
Kekeringan tersebut terutama berdampak pada wilayah-wilayah yang memiliki infrastruktur irigasi yang minim, baik sawah tadah hujan maupun daerah yang infrastruktur irigasinya sudah berkurang.
Berdasarkan data yang terkumpul, dia memprediksi, kekeringan tahun ini akan lebih kering dibandingkan tahun sebelumnya. “Sehingga, akan memberikan ancaman terhadap produksi, terutama padi dan jagung,” tambah dia.
Dengan adanya kekeringan tersebut, lanjut Dwi, dikhawatirkan terjadi penurunan produksi antara 20 persen-60 persen dibandingkan produksi pada masa normal.
Dia juga ragu dengan data produksi dari Kementerian Pertanian (Kementan). Seperti produksi beras pada Januari – Maret 2017 yang dikatakan mencapai 15,6 juta ton. Ini terdiri dari produksi pada Januari sebesar 2,8 juta ton, Februari 5,4 juta ton, dan Maret 7,4 juta ton. Kondisi sebenarnya, harga beras mencapai puncaknya pada Januari 2018.
Dari data yang dikumpulkan AB2TI, harga gabah di tingkat petani bahkan mencapai Rp 5.667 per kilogram (Kg). Angka ini melonjak dibandingkan Oktober sebesar Rp 4.908 per kg.
Harga kemudian melandai di bulan-bulan berikutnya, seiring produksi beras yang semakin meningkat hingga mencapai Rp 4.319 per kg pada April 2018.
“Januari itu kami melakukan studi, stok gabah petani di jaringan kami itu kosong sama sekali. Itulah mengapa harga di Januari tinggi. Lalu Februari itu baru mulai masuk masa puncak panen raya. Kalau di jaringan kami, puncak panen raya itu sekitar April,” kata Dwi.
Karena itu, dia mempertanyakan kondisi produksi beras yang mencapai surplus periode Januari-Maret. Pasalnya, harga mencerminkan kurangnya produksi dibandingkan konsumsi. Dia menilai kurangnya akurasi data menyebabkan kebijakan terkait beras menjadi tak tepat.
Terkini Lainnya
Khawatir Ancam Produksi Pangan, Pemerintah Diminta Cermati Kondisi Kekeringan
Kekeringan Ekstrem Belum Akan Berakhir di NTT
3 Skenario Perubahan Iklim yang Picu 'Kiamat' pada Akhir Abad Ini
10 Kawasan di Jawa Barat Berpotensi Alami Kekeringan Ekstrem
Pantauan Pasar
Harga Sayuran
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
Sudah 39 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Bocoran Terkait Masa Depannya di Portugal
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
Kaesang Pangarep Ungkap PSI-PKS Jalin Kerja Sama di Pilkada untuk 3 Wilayah Ini
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
TOPIK POPULER
INFO LOWONGAN KERJA
Kementerian ESDM Buka Informasi Lowongan Kerja Energi Terbarukan Lewat Daring, Cek Linknya
Lowongan Kerja bagi Lulusan D3 dan S1, Simak Posisi dan Syaratnya
Platform Digital jadi Destinasi Favorit Pencari Kerja, Bantu Tekan Pengangguran
Populer
Sosok Ryan Haroen, Bakal Calon jadi Ketua HIPMI Jaya
Adhi Karya Minta PMN Rp 2 Triliun Buat Garap Tol Joglosemar
Dana Pensiun jadi Solusi Putus Rantai Generasi Sandwich
Banyak Blok Migas Potensial Tak Digarap, Kementerian ESDM Rilis Aturan Baru
Siap-Siap Harga Emas Melonjak Lagi Minggu Ini, Beli atau Tahan?
7 Perusahaan di Bawah Kemenkeu Sepakat Selamatkan DAS Serayu
BNI Bakal Buka Cabang Baru di Sydney
Pembayaran Klaim BRI Life Tembus Rp 1,2 Triliun di Kuartal I 2024
Bos BNI: Depresiasi Rupiah Lebih Besar Ketimbang Negara Lain Terseret Kebijakan The Fed
Undang Justin Bieber di Pesta Pranikah, Anant Ambani Putra Orang Terkaya di Asia Rogoh Kocek Segini
Pegi Setiawan
Kalah di Praperadilan Pegi Setiawan, Kasus Vina Cirebon Bakal Ditarik ke Mabes Polri?
Pegi Setiawan Menang Praperadilan, Salah Tangkap atau Salah Prosedur?
Pegi Setiawan Bebas, Kapolri: Kita Hormati Putusan Pengadilan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Berita Terkini
Silaturahmi Politik Ketum PSI Kaesang Pangarep ke Markas PKS
Tips agar Rezeki Lancar dan Terhindar dari Jerat Utang dari Gus Mus
8 Pengelola Website Judi Online - Streaming Pornografi Jaringan Taiwan Dibekuk Polisi
Surati Rektor, Budi Santoso Pertanyakan Prosedur Pencopotan Dirinya Sebagai Dekan FK Unair
Singapura Izinkan 16 Jenis Serangga untuk Dikonsumsi, Ada Cacing sampai Belatung Kumbang
Serba-serbi Wayang Kulit, Dibuat dari Kulit Kerbau yang Dilukis
5 Meteoroid yang Pernah Menghantam Bumi
Kalah di Praperadilan Pegi Setiawan, Kasus Vina Cirebon Bakal Ditarik ke Mabes Polri?
Saat Gedung Tiba-Tiba Miring karena Diinjak Mbah Kholil Bangkalan, Kisah Karomah Wali
Anggota DPRD Lampung Tengah yang Tembak Mati Warga Sempat Berusaha Hilangkan Barang Bukti
Bertabur Bintang, Daftar Tamu Undangan Diduga Hadiri Pernikahan Anak Orang Terkaya di Asia Anant Ambani dan Radhika Merchant
Amalan Pelunas Utang dan Pelancar Rezeki dari Syaikh Abu Hasan As-Syadzili
Niat Cari Kerja, Data 26 Pelamar Ini Malah Dipakai untuk Pinjol dengan Kerugian Rp 1 Miliar
Lama Hiatus, Lia ITZY Akan Ikut Rayakan Anniversary MIDZY
3 Kisah Pemain Belanda Tersukses di Manchester United