uefau17.com

Harga Beras Medium Turun di Pasar Induk Cipinang - Bisnis

, Jakarta - Harga beras jenis medium di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) terpantau turun. Harga beras medium tersebut bahkan sudah berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) per wilayah yakni Rp 9.450 - 9.950 per kilogram.

Salah satu pedagang beras, Roji (48) mengungkapkan, untuk harga kualitas medium saat ini telah mencapai titik terendah dengan harga jual Rp 8.000-Rp 8.500 per kilogram. Harga tersebut, menurut dia berangsur turun tidak seperti beberapa pekan lalu.

"Bahkan sudah ada Rp 85.00 per kilogram, paling murah saat sekarang 8.000 per kilogramnya. Tidak kayak beberapa waktu lalu," kata dia saat ditemui di PIBC, Sabtu (14/4/2018).

Dari pantauan merdeka.com meski kualitas beras medium sudah ada yang di bawah HET, namun sejumlah pedagang beras PIBC masih menjual rata-rata beras jenis medium di angka Rp 11.000 pe kilogram. Harga itu, tentunya tergantung dari jenis kualitas medium itu sendiri.

"Harga beras jenis medium tergantung ada yang Rp 11.500 ada yang Rp 11.000 ada yang Rp 10.500, bahkan sekarang ada yang Rp 8.500 tergantung daerah nya, tergantung jenisnya juga," kata pedagang beras lainnya, Ilyas (65).

Sementara, untuk beras jenis premium sendiri di PIBC terpantau masih berada di kisaran Rp 12.000 ribu lebih per kilogram. "Harga beras jenis premium Rp 12.400 untuk jenis Sumedang, pandan wangi Rp 12.500 per kilogram," tutur Ilyas.

Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan telah mewajibkan seluruh pedagang beras di pasar tradisonal untuk menjual harga beras medium dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) per 13 April kemarin. Upaya tersebut dilakukan untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok menjelang puasa dan Lebaran.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemerintah Segera Salurkan Beras Impor

Sebelumnya, Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) mencatat beras impor yang masuk ke Indonesia sebesar 421.000 ton dari target 500.000 ton. Namun demikian, pemerintah belum menetapkan kapan beras tersebut akan disalurkan ke pasaran. 

Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, pihaknya telah menerima surat persetujuan penyaluran beras impor dari Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Oleh karena itu, Bulog akan segera menindaklanjuti dengan menyiapkan teknis operasional dalam satu hingga dua hari ke depan. 

"Mungkin sudah diputuskan oleh Pak Mendag karena beras itu menjadi cadangan pemerintah. Kalau bicara cadangan beras pemerintah, maka kewenanganya di Pak Mendag. Atas kewenangan itu saya lihat kemarin sudah membuatkan surat artinya kami tinggal mempersiapkan teknis operasional 1 sampai 2 hari," ujar dia di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu 11 April 2018.

Djarot mengatakan, surat persetujuan mengenai penyaluran beras impor belum mencantumkan jumlah kuota beras yang akan disalurkan termasuk harga beras yang ditetapkan nanti. Hal ini kemudian akan ditetapkan kembali usai Bulog melaporkan kesiapan penyaluran beras kepada Kementerian Perdagangan. 

"Sementara surat Mendag belum bicara tonase (jumlah beras) sehingga nanti telah skema operasionalnya kami siapkan. Kami akan lapor ke Mendag berapa banyak, karena yang menghitung berapa harga dia," kata dia.

Djarot menambahkan, beras impor sebesar 500.000 ton telah masuk ke Indonesia pada akhir Maret 2018. Namun demikian, belum semuanya masuk ke Gudang Bulog sehingga belum bisa disebut sebagai cadangan beras Bulog. 

"Masih ada sisa 79.000 ton itu belum masuk gudang. Sebenarnya, kalau pencatatan kepabeanan akhir Maret sudah selesai semua. Artinya sudah selesai semua. Cuma waktu pencatatan di Bulog kan tergantung kapan masuk gudang. Jadi amanlah," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat