uefau17.com

Pengusaha Sepatu Keluhkan Kenaikan Upah Minimum - Bisnis

, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Sepatu (Aprisindo) menilai isu kenaikan upah minimum kabupaten/kota (UMK)  akan berdampak negatif pada industri sepatu.

Ketua Aprisindo, Eddy Widjanarko menuding, isu kenaikan UMK dimanfaatkan untuk kepentingan politik pada 2014. Kata dia, isu menguat tersebut membuat para pengusaha ketakutan untuk melanjutkan usahanya.

"Contoh yang sudah ada terjadi Jakarta dan Tangerang. Beberapa pejabat selalu memanfaatkan unjuk rasa, kenaikan UMK, yang sebelumnya tidak dalam konteks diajak berunding. Kenaikan UMK tidak berdasar perhitungan yang murni tapi politik," kata dia Jakarta, Rabu (7/4/2014).

Ia menerangkan, asosiasi yang beranggotakan 420 pengusaha ini mampu menghasilkan 27 juta pasang sepatu setiap bulannya. Jelas dia, angka produksi itu akan berkurang jika isu kenaikan UMK terus berlangsung.

"Saya kira ada penurunan sedikit, karena adalah masalah klasik unjuk rasa. Pembeli ragu. Lain pihak tidak bisa menentukan harga jualanya. Tahun politik seperti ini saya  khawatir. Saya kira ada penurun produksi antara 7%-10% tergantung keputusan pemerintah," imbuh dia.

Sementara itu, pihaknya mengatakan kenaikan tarif dasar listrik untuk golongan I3 (go public) dan golongan I4 tidak terlalu berpengaruh pada industri persepatuan. Ia menambahkan, hal ini dikarenakan industri sepatu merupakan industri padat karya.

"Yang berdampak  paling besar itu industri tekstil dan keramik. Kalau karyawan, padat karya paling peningkatan ongkos produksi 0,7%," tukas dia. (Amd/Ahm)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat