uefau17.com

Tingkatkan Layanan, IHC Gandeng Lembaga Kesehatan Singapura - Regional

, Bali Sebagian besar orang kaya di Indonesia memilih berobat ke luar negeri seperti Singapura. Mereka memilih berobat ke luar negeri karena berbagai alasan. 

Data Kementerian Kesehatan Singapura menyebutkan, bahwa negaranya paling banyak didatangi pasien asal Indonesia. Diperkirakan setiap tahunnya pasien Indonesia yang berobat ke luar negeri menghabiskan biaya Rp100 triliun.

Mirisnya diprediksi juga jumlahnya akan terus bertambah dari tahun ke tahun. Presiden Jokowi dalam sebuah kesempatan beberapa hari lalu mengeluhkan bahwa negara rugi Rp180 triliun lantaran satu juta warga negara Indonesia (WNI) masih memilih berobat ke luar negeri.

Jokowi mencatat sejumlah masyarakat lebih memilih berobat ke Malaysia, Singapura, Jepang, Korea, Eropa, dan Amerika.

"Kita kehilangan 11,5 Miliar USD, kalau dirupiahkan Rp180 triliun hilang. Karena warga kita tidak mau berobat di dalam negeri," kata Jokowi.

Padahal bukan baru saja, Indonesia telah beberapa tahun ini tengah berupaya menjadikan sejumlah wilayah ikon pariwisata seperti Bali untuk menjadi satu Health Tourism Destination atau tujuan wisata medis dunia.

Oleh karena itu, tak heran jika sebuah rumah sakit internasional besutan BUMN di Bali berupaya keras mempelajari hal-hal positif yang dilakukan Singapura yang mampu membuat negeri itu jadi magnet orang sakit untuk berobat,

Direktur Utama Indonesia Healthcare Corporation (IHC) drg Mira Dyah Wahyuni mengatakan, salah satu alasan Holding Rumah Sakit BUMN PT Pertamina Bina Medika-Indonesia Healthcare Corporation (IHC) menggandeng lembaga kesehatan Singapura yakni SingHealth.

Upaya tersebut sebagai bagian dari kolaborasi dalam peningkatan layanan kesehatan memperkuat Bali International Hospital (BIH) menjadi tujuan wisata medis adalah rekam jejak.

“SingHealth adalah satu dari 10 pelayanan kesehatan di dunia menurut laporan Newsweek 2023 dan satu-satunya di Asia dari kesepuluh itu. Inilah pertimbangan kerjasama kita dengan SingHealth. Tujuannya agar kita dapat meningkatkan Clinical Upsalling Building juga Nursing Care Transformationdan The Patiens Journey yang lebih baik. Dan kita tahu bahwa Singapura samai hari ini menjadi desrtinasi untuk orang Indonesia juga. Jadi kita belajar bagaimaa ekspektasi orang Indonesia yang ingin berobat lebih baik lagi,” ujar dr Mira usai penandatanganan MoU IHC dengan SingHealth di Sanur Selasa 30 April 2024.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Nota Kesepahaman

Untuk itu, IHC meneken nota kesepahaman (MoU) dengan SingHealth oleh Mira Dyah Wahyuni bersama Group CEO SingHealth, Ng Wai Hoe dan disaksikan oleh Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur.

Garis besar nota kesepahaman itu menyangkut saling berbagi atau cross-sharing. Yakni praktik klinis, inovasi dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dua negara itu.

Melalui kerja sama tersebut, IHC nantinya mendapatkan akses terhadap pengetahuan dan keahlian layanan kesehatan di Negeri Singapura. Berbagai bidang seperti manajemen rumah sakit, pelatihan staf, serta penelitian dan pengembangan termasuk kompetensi para dokter.

"Kami kerja sama dalam meningkatkan layanan kesehatan, clinical up scaling meningkatkan kompetensi para dokter spesialis yang ada, lalu nursing care, juga dengan riset," imbuhnya.

Mira menjelaskan, ada tiga bidang prioritas yakni menekankan pentingnya kualitas, keselamatan pasien, dan penelitian. Kemudian, peningkatan pengalaman pelanggan melalui inovasi dan transformasi serta terakhir, pengembangan berkelanjutan tenaga kesehatan profesional, termasuk dokter, perawat, dan manajemen.

Sementara itu, Group CEO SingHealth Ng Wai Hoe menilai kerja sama itu merupakan potensi yang besar untuk kedua entitas. Yakni meningkatkan pelayanan kesehatan serta pelatihan untuk para dokter, perawat, tenaga kesehatan hingga administrasi perawatan kesehatan.

"Kami bisa berbagi praktik terbaik, belajar satu sama lain, membantu melatih dan edukasi dokter serta menyediakan perawatan kesehatan lebih baik kepada pasien," imbuhnya.

BIH memiliki luas sekitar lima hektare, dari total luas KEK Kesehatan Sanur mencapai 41,26 hektare. Pemerintah mengharapkan fasilitas di KEK Kesehatan itu meningkatkan perekonomian sekaligus meningkatkan fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia.

Berdasarkan data Dewan Nasional KEK pada 2030 diproyeksikan sekitar 4-8 persen penduduk Indonesia atau kisaran 123-240 ribu orang yang sebelumnya berobat ke luar negeri menjadi berobat di tanah air salah satunya di BIH.

Secara nominal, hingga tahun 2045 total penghematan devisa yang diharapkan mencapai Rp86 triliun dan total penambahan devisa pada periode yang sama mencapai Rp19,6 triliun.

Dewan Nasional KEK juga menyebutkan KEK Kesehatan Sanur memiliki nilai investasi sebesar Rp10,2 triliun yang diharapkan menyerap tenaga kerja.

"Kolaborasi ini menandakan hubungan saling menguntungkan kami yang akan fokus pada peluang pelatihan dan pengembangan bagi staf kami dan memperkuat komitmen bersama kami untuk meningkatkan layanan pasien," katanya.

“Kami berharap dapat belajar dari satu sama lain dan memajukan misi kolektif kami untuk memberikan perawatan yang luar biasa kepada pasien kami bersama-sama,” sambungnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat