uefau17.com

Meski Tidak Sama tapi Penyebabnya Serupa, Simak 6 Pemicu Overweight dan Obesitas - Regional

, Bandung - Kementerian Kesehatan RI menyebutkan terjadi peningkatan kasus obesitas sebesar 10 kali lipat sejak 1975.

Pada tahun 1975 tercatat sebanyak 11 juta kasus obesitas. Sementara di tahun 2016 terdapat 123 juta obesitas pada anak.

Obesitas sendiri merujuk pada kondisi di mana lemak tubuh menumpuk secara berlebihan akibat ketidakseimbangan antara asupan energi dan penggunaan energi yang dilakukan oleh tubuh.

Apa bedanya obesitas dengan overweight? Pasalnya, keduanya sering dianggap sama, padahal keduanya adalah kondisi berbeda.

Keterangan tertulis dr. Kartika Mayasari dari laman honestdocs.id, overweight adalah kondisi yang ditandai dengan kelebihan berat badan atau di atas ideal.

"Sementara, obesitas adalah kondisi kronis yang ditandai dengan penumpukan lemak dalam tubuh," ujar Kartika dicuplik Senin, 17 Juli 2023.

Kartika menjelaskan orang yang mengidap obesitas memiliki kandungan lemak di atas normal, sehingga berimbas pada risiko penyakit yang lebih serius bahkan mengancam jiwa.

Sejumlah penyakit tersebut di antaranya adalah gangguan jantung, stroke, diabetes, tekanan darah tinggi, gangguan pembuluh darah, dan beberapa jenis kanker.

Namun, pemicu utama overweight dan obesitas adalah ketidakseimbangan jumlah kalori yang dikonsumsi dengan jumlah kalori yang digunakan.

Terdapat 6 pemicu utama seseorang terpapar overweight dan obesitas, yakni:

1. Faktor genetik yang dapat memengaruhi cara kerja tubuh dalam memproses makanan menjadi energi serta cadangan lemak.

2. Usia yang semakin bertambah dapat membuat massa otot tubuh semakin berkurang dan memperlambat proses metabolisme tubuh.

3. Gangguan tidur yang dapat menyebabkan perubahan hormonal dan berdampak pada peningkatan rasa lapar dan keinginan untuk makan.

4. Efek kehamilan berupa kenaikan berat badan dan kesulitan untuk kembali ke berat badan ideal.

5. Memiliki riwayat penyakit tertentu, seperti PCOS, sindrom Prader-Willi, sindrom Cushing, hipotiroidisme, osteoartritis.

6. Mengkonsumsi obat-obatan seperti steroid atau pil KB.

Kartika menjelaskan perbedaan overweight dan obesitas bisa dilihat dari jumlah indeks massa tubuh (BMI).

Seseorang dikatakan overweight jika nilai BMI berada di antara 25-29,9, sementara disebut obesitas jika nilai BMI berada di atas 30.

Cara menghitung BMI yaitu dengan membagi angka berat badan dengan hasil dari perkalian tinggi badan dengan tinggi badan. Rumusnya seperti ini, BMI: Berat badan (kg) / [tinggi badan (m) x tinggi badan (m)].

"Hasil dari perhitungan BMI (Body Mass Index) tersebut dapat membantu menentukan kategori berat badan Anda, apakah termasuk kategori normal, underweight, overweight, atau justru obesitas," kata Kartika.

Secara umum tulis Kartika, ada 4 kategori perhitungan indeks massa tubuh (Body Mass Index/BMI) untuk orang dewasa, yaitu:

1. Nilai BMI di bawah 18,5, maka termasuk kategori berat badan kurang (underweight).

2. Nilai BMI antara 18,5-24,9, maka termasuk kategori berat badan ideal (normal).

3. Nilai BMI antara 25-29,9, maka termasuk kategori berat badan berlebih (overweight).

4. Nilai BMI di atas 30, maka termasuk kategori obesitas (obesity).

Akan tetapi, ukuran BMI di atas dianggap kurang cocok untuk orang-orang Indonesia karena yang menjadi tolak ukur perhitungan di atas adalah kondisi fisik orang-orang Eropa.

"Jangan lupa bahwa BMI adalah standar yang digunakan WHO," terang Kartika.

Untuk orang-orang Asia Pasifik termasuk Indonesia, ukuran BMI yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:

1. BMI < 18,5 = berat badan kurang (underweight).

2. BMI 18,5-22,9 = normal.

3. BMI 23,0-24,9 = kelebihan berat badan (overweight).

4. BMI > 25,0 = obesitas tingkat I.

5. BMI > 30,0 = obesitas tingkat II.

Dengan mengetahui tingkat BMI, Kartika menerangkan seseorang bisa tahu apakah berat badan berada di kondisi ideal atau tidak. Meski demikian, perhitungan BMI tidak bisa menentukan kondisi kesehatan seseorang.

Jika bicara soal berat badan ideal, tentu ada banyak faktor yang harus diperhitungkan mulai dari umur, jenis kelamin, massa otot, kadar lemak, aktivitas harian, hingga kondisi medis atau riwayat penyakit.

"Sederhananya, BMI hanya digunakan sebagai skrining awal, bukan mengonfirmasi kondisi fisik seseorang," ungkap Kartika.

Apakah Anda masuk dalam kategori tubuh ideal, overweight atau obesitas? Tentunya harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Langkah pertama yang harus dilakukan agar mencapai berat badan ideal adalah mengosumsi makanan seimbang, rutin melakukan aktivitas fisik semisal olahraga serta menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Selain itu, tetap menjaga kesehatan jiwa agar kondisi kesehatan keseluruhan menjadi seimbang. Jangan lupa tetap semangat dan ceria.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat