uefau17.com

Legenda di Balik Tarian Laskar Samber Nyawa yang Tandai Pembukaan Liga 2 - Regional

, Solo - Laga pembuka Liga 2 2021/2022 resmi dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora), Zainuddin Amali. Pembukaan Liga 2 yang diiringi dengan tarian khas Solo yaitu Tarian Laskar samber Nyawa. Menpora mengatakan pihaknya terus mendukung sepak bola Indonesia walaupun dilakukan di tengah pandemi Covid-19.

"Bissmillah Liga 2 2021/2022 saya nyatakan dengan resmi dibuka. Suksesnya kompetisi Liga 2 sebagai bagian dari ajang pembinaan sepak bola Indonesia untuk Timnas (tim Nasional)," katanya usai pertandingan Persis Solo kontra PSG Pati di Stadion Manahan, Solo, Minggu (26/9/2021).

Menpora menyebut, kompetisi Liga 2 agar dilaksanakan dengan profesional untuk menghasilkan pemain-pemain terbaik.

"Klub apapun di liga semua dalam naungan PSSI dan pemerintah akan selalu mendukung dan sepak bola Indonesia untuk maju," ujar dia.

Menariknya, dalam seremonial pembukaan Liga 2 yang diiringi dengan turunnya hujan itu panpel (panitia pelaksana) menampilkan tarian khas Solo yaitu tarian Laskar Samber Nyawa.

Ddikutip dari Historia.id Tarian tersebut dipercaya sebagai tarian perang, berawal pada masa penjajahan, ketika Raden Mas (RM) Said dan pasukannya bergerak menghindari kejaran pasukan kompeni. Pada saat dikejar kompeni tersebut semangat perlawanannya meredup. 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gending Bangkitkan Semangat Melawan Penjajah

Akhirnya rombongan memutuskan untuk beristirahat di Nganjuk, Selatan Taji. Pada saat itu gendhing (musik dari gamelan), sinden beraksi dan pertunjukkan tari dilakukan pada kala itu. Para prajurit bersorak-sorak ibarat merayakan kemenangan. Tujuan membuat hal itu RM Said ingin membangkitkan rasa percaya diri pasukannya.

Pada keesokan harinya, pasukan RM Said menuju tenggara dan bertahan di hutan Sitakepyak, sebelah selatannya rembang. Namun, pasukan kompeni tidak menyerah mereka tetap memburu rombongan RM Said dan pertempuran terjadi di tempat tersebut.

Meski jumlah pasukan RM said kalah jumlah, namun itu tak membuat pasukannya gentar berjuang sekuat tenaga mereka. Perjuangan tak sia-sia lantaran RM Said mampu memenggal pimpinan kompeni yaitu kapten Van Der Pol, dan mempersembahkan kepada panglima pasukan perempuan. 

Pertempuran di hutan Sitakepyak pada tahun 1756 merupakan pertempuran yang terberat dan pada akhirnya RM Said meraih kemenangan. Sejak saat itu RM Said mendapat julukan Pangeran Samber Nyawa.

Dalam kisahnya, RM Said ingin membangkitkan semangat pasukannya dengan kesenian  dengan mengalunkan tembang dan mengiringi di belakang pasukan yang tengah bertempur melawan kompeni.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat