, Jakarta - Setelah terlibat dalam proxy war selama lebih dari 35 tahun, Iran dan Israel mulai melakukan perang terbuka. Pada 13 April lalu, Iran menyerang Israel dengan 300 drone dan rudal yang menyasar pangkalan militer negara Yahudi ini.
Hampir semua drone dan rudal Iran tersebut berhasil dirontokkan oleh Israel dengan dibantu oleh Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Yordania. Iran berdalih serangan tersebut merupakan aksi pembalasan atas tindakan Israel menyerang komplek konsulat Iran di Syiria yang menewaskan dua jendral dan lima perwira militer Iran.
Baca Juga
Konfrontasi langsung Iran dan Israel ini menjungkirbalikkan keyakinan banyak pengamat bahwa hal ini mustahil akan terjadi. Dalam wawancaranya dengan Deutsche Welle belum lama ini, pakar hubungan Iran-Israel dari Tel Aviv University, Abed Kanaaneh, misalnya, mengatakan Iran tidak akan pernah mengarahkan senjata langsung ke Israel karena hal ini akan memicu perang regional atau bahkan lebih besar.
Advertisement
Serangan Iran ke Wilayah Israel Didesain untuk Gagal
Keputusan Iran melancarkan serangan drone dan rudal ke Israel secara langsung dipertanyakan sejumlah pihak. Terutama karena jarak terdekat dari Iran ke Israel mencapai lebih dari 1.700 km, melebihi jarak dari ujung barat hingga ujung timur Pulau Jawa yang mencapai 1.316 km. Mantan foreign editor dan chief diplomatic correspondent Newsweek, Michael Hirsh, dalam komentarnya di Politico bahkan mensinyalir serangan Iran tersebut memang sengaja didesain untuk gagal.
Serangan drone dan rudal yang dilakukan militer Iran sepertinya lebih untuk merespons seruan pimpinan tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, agar Israel dihukum atas serangan terhadap konsulat Iran di Suriah, dan sengaja didesain agar tidak menimbulkan kerusakan dan korban jiwa yang berarti.
Menurut Hirsh, yang mengutip Ali Vaez dari The International Crisis Group, dengan serangan drone dan rudal tersebut, Iran menginginkan sesuatu yang spektakuler tapi tidak fatal. Jika serius, Iran tentu akan menghujani Israel dengan proyektil, drone dan rudal yang jauh lebih banyak sehingga sistem pertahanan udara Israel tidak mampu mengatasinya. Atau Iran bisa saja melontarkan rudal hipersonik baru yang jauh lebih canggih.
Hal ini juga diamini kolumnis The Washington Post sekaligus senior fellow di The Council on Foreign Relations, Max Booth. Menurutnya serangan Iran tersebut hanyalah tindakan pamer kekuatan untuk "membuat pernyataaan, bukan untuk menimbulkan korban massal." Jika Iran serius, lanjut Boot, Iran bisa menggunakan tangan Hezbollah di Lebanon yang berbatasan dengan Israel untuk menghujani Israel dengan 150.000 rudal yang dimilikinya saat ini.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Respons Israel
Yang menjadi masalah, Israel menanggapi serangan Iran yang terkesan ‘asal-asalan’ tersebut secara serius. Juru bicara pemerintah Israel, Avi Hayman, dalam wawancaranya dengan Mika Brzezinski di MSNBC mengatakan bahwa Iran tidak bisa menggunakan dalih serangan balasan karena yang Israel serang di Damaskus bukan kedutaan besar, konsulat atau misi diplomatik, melainkan pusat kegiatan terorisme Iran di seluruh dunia, termasuk yang mendanai Hamas dan proxy Iran di Lebanon, Suriah dan Yaman yang kerap menyerang Israel.
Hayman menambahkan, kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan rudal dan drone tersebut akan menimbulkan dampak yang sangat besar (kastropik) jika tidak berhasil dilumpuhkan.
Jadi ketika misi Iran ke PBB dalam cuitannya di X mengatakan, "the matter can be deemed concluded," seorang pejabat senior Israel yang diwawancari editor dan kolumnis The Washington Post, David Ignatius justru menyerukan: "The story is not over." Dijelaskan, jika Iran memborbardir Israel dengan serangan rudal masif dengan dalih serangan balasan lalu Israel hanya tinggal diam, maka hal tersebut akan memperkuat narasi balas dendam tersebut.
Seorang pejabat Israel lainnya mengatakan kepada The Washington Post bahwa semua orang di pemerintahan Israel sepakat untuk merespon tindakan Iran. Namun mereka belum memutuskan tindakan yang akan diambil dan waktu pelaksanaannya. Tapi tindakan yang kemungkinan besar akan dilakukan Israel dalam waktu dekat adalah aksi militer yang tidak menimbulkan korban jiwa, seperti serangan siber atau penyerangan terhadap fasilitas-fasilitas milik Iran.
Serangan drone dan rudal yang dilakukan Israel di Isfahan pada hari Jumat menjadi jawaban dari teka-teki aksi balasan Israel terhadap Iran. Seperti yang diperkirakan, serangan Israel tersebut tidak menimbulkan kerusakan berarti. Juga tidak ada fasilitas nuklir Iran yang menjadi sasaran serangan.
Tapi melihat aksi militer besar-besaran Israel di Gaza yang menewaskan lebih dari 30.000 warga Palestina, setelah Hamas membunuh 1.200 warga Israel dan menculik 250 warga lainnya, tindakan Israel sepertinya tidak akan berhenti disitu. Salah satunya karena instalasi nuklir Iran yang dicurigai sebagai tempat pengembangan senjata nuklir belum tersentuh, karena lokasinya yang tersembunyi di dalam bunker dan sulit ditembus oleh rudal atau bom konvensional yang dimiliki Israel saat ini.
Untuk tindakan "mission impossible" tersebut Israel akan membutuhkan bom semacam GBU-57 yang dikenal dengan nama "Massive Ordnance Penetrator". Bom yang bisa menembus bunker terkuat inidibawa dengan pesawat tempur sekaliber B-52 yang memiliki kemampuan sangat tinggi, bisa membawa muatan bom sangat besar dan menempuh jarak yang sangat jauh. Sayangnya hanya AS yang memiliki kedua peralatan super ampuh tersebut dan presiden Biden sudah terang-terangan mengatakan kepada Netanyahu bahwa pihaknya tidak akan membantu Israel melakukan serangan balasan terhadap Iran.
Advertisement
Perubahan Rezim di AS Akan Menjadi Penentu
Hal paling realistis bagi Israel untuk melakukan aksi militer yang lebih besar terhadap Iran, yakni menghancurkan instalasi pengembangan senjata nuklir Iran—seperti yang dilakukan Israel ketika mengebom reaktor nuklir Irak pada 1981 dan reaktor nuklir Suriah pada 2007 yang dicurigai digunakan untuk mengembangkan senjata nuklir—adalah menunggu perubahan rezim di AS.
Seperti diketahui, pada 5 November 2024 AS akan menggelar pilpres yang akan mempertarungkan Joe Biden sebagai capres petahana dari Partai Demokrat dengan Donald Trump, penantangnya dari Partai Republik. Meski sama-sama mengklaim Israel adalah BFF (best friend forever) AS dan menggelontorkan miliaran dolar bantuan setiap tahun, Biden dan Trump memiliki pendekatan yang berbeda terhadap konflik Israel-Iran.
Sebagai mantan wakil presiden Barack Obama selama dua periode, Biden ingin melanjutkan kesepakatan nuklir Iran atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) yang diprakarasi AS dan negara besar lain pada 2015 sebagai bentuk upaya mencegah Iran membangun kemampuan senjata nuklir, dengan kompensasi berupa pengurangan sanksi. Biden juga enggan terlibat dalam aksi militer Israel di Timur Tengah termasuk perseteruan dengan Iran dan akhir-akhir ini mengecam aksi militer yang berlebihan di Gaza.
Sebaliknya Trump yang kerap sesumbar "No President has done more for Israel than I have," terkesan selalu mengikuti kemauan Israel.
Pada 2018, Trump memerintahkan AS menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, karena Israel sangat menentang kebijakan ini. Pada awal 2020, Trump memerintahkan serangan drone AS yang menewaskan Jend. Qassem Soleimani, Kepala Pasukan Elit Quds Iran. Tindakan pro-Israel Trump yang paling dramatis adalah normalisasi hubungan Israel dengan negara-negara Arab yang mencakup Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan dan Maroko melalui kesepakatan The Abraham Accords. Menurut Lembaga think thank George C. Marshall European Center for Security Studies, The Abraham Accords secara geopolitik “memperkuat aliansi informal anti-Iran, meningkatkan tekanan terhadap Teheran dan mempererat ikatan AS dengan sekutu-sekutu pentingnya di Timur Tengah.”
Poling publik di Israel memang menunjukkan harapan besar warga Israel agar Trump kembali terpilih menjadi presiden. Dilansir oleh The Times of Israel pada 12 Maret lalu, poling yang dipublikasikan stasiun TV Israel, Channel 12, sebanyak 44% warga Israel menginginkan Trump kembali menjadi presiden dan hanya 30% yang mengharapkan Biden terpilih kembali. Untuk responden dari pendukung partai koalisi pemerintahan Netanyahu, dukungan terhadap kembalinya Trump ke Gedung Putih mencapai 72% dan hanya 8% yang menghendaki Biden terpilih lagi.
Harapan Netanyahu dan mayoritas warga Israel akan berkuasanya kembali Trump mungkin bisa menjadi kenyataan. Menurut poling rata-rata RealClearPolitics, jika pilpres AS digelar hari ini, Trump akan unggul terhadap Biden sebesar +0,4% secara nasional dan antara +1% hingga +4.5% di enam swing states terpenting. Berdasarkan agregat poling RealClearPolitics, Trump akan menang dengan 293 suara elektoral vs Biden 245 suara elektoral.
Jadi, dengan adanya keterkaitan antara konflik Israel-Iran dan dinamika politik dalam negeri AS, konfrontasi militer terbuka Iran-Israel sepertinya tidak akan berakhir dengan aksi saling serang rudal dan drone yang saat ini terjadi.
Hasil pilpres AS pada 5 November nanti akan menjadi penentu apakah konflik militer antara dua kekuatan besar di Timur Tengah ini akan mereda atau akan semakin membara.
Terkini Lainnya
Massoud Pezeshkian Satu-satunya Capres Moderat Unggul Tipis Pilpres Iran, Bakal Ada Putaran Kedua?
Kedubes Iran Buka TPS untuk Warganya di Indonesia, Siapa Calon Kuat Pemenang Pilpres Pengganti Ebrahim Raisi?
25 Juni 1996: Bom di Menara Khober Arab Saudi Tewaskan 19 Orang
Serangan Iran ke Wilayah Israel Didesain untuk Gagal
Respons Israel
Perubahan Rezim di AS Akan Menjadi Penentu
Iran
Pilpres AS
Israel
Iran vs Israel
Iran Serang Israel
Pilpres AS 2024
Opini
Rekomendasi
Kedubes Iran Buka TPS untuk Warganya di Indonesia, Siapa Calon Kuat Pemenang Pilpres Pengganti Ebrahim Raisi?
25 Juni 1996: Bom di Menara Khober Arab Saudi Tewaskan 19 Orang
Iran Bersiap Gelar Pemilihan Presiden Pengganti Ebrahim Raisi
Kanada Deklarasikan Korps Garda Revolusi Iran Sebagai Organisasi Teroris
Putin dan Kim Jong Un Tandatangani Pakta Pertahanan Bersama, Saling Bantu Jika Salah Satu Diserang
Israel Vs Hizbullah Terancam Perang Habis-habisan
Ahmadinejad Gagal Nyapres Ketiga Kalinya, Berikut 6 Capres Iran untuk Gantikan Ebrahim Raisi
Mahmoud Ahmadinejad Resmi Daftar Pilpres Iran
AS dan Uni Eropa Umumkan Sanksi Terbaru terhadap Iran, Targetkan Produksi Drone
Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Drama VAR, Ekuador Lolos ke Perempat Final Singkirkan Meksiko, Venezuela Hajar Jamaika
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024 Argentina vs Peru dan Kanada vs Cile: La Albiceleste Juara Grup, Les Rouges Dampingi ke Perempat Final
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Minggu 30 Juni di Indosiar dan Vidio
Prediksi Copa America 2024 Argentina vs Peru: Kesempatan Pelapis Tim Tango
Timnas Indonesia U-16
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Garuda Nusantara Dilarang Takut
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Lupakan Euforia, Nova Arianto Minta Skuad Timnas U-16 Fokus di Semifinal Piala AFF U-16
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Pesta Gol, Garuda Nusantara Lolos ke Semifinal
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Sempat Tertinggal, Garuda Nusantara Unggul 4-1 di Babak Pertama
Dapatkan Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos, Sesaat Lagi Tayang di Indosiar dan Vidio
Judi Online
80 Ribu Pelajar Kecanduan Judi Online, Komnas PA Bandar Lampung Minta Cek Aktivitas Daring Anak
Promosikan Situs Judi Online, Belasan Selebgram Lampung Kena Batunya
Kepala Desa di Sampang Diminta Jadi Pelopor Pencegahan Judi Online
Hoaks Terkini Seputar Judi Online, Simak Biar Tak Terpengaruh
Punya Ayah Kecanduan Judi dan Menafkahi Keluarga dari Uang Haram, Bagaimana Buya?
Top 3 News: Tangani 23 Kasus Judi Online, Polda Metro Jaya Sebut Semua Bandar Ada di Luar Negeri
Pilkada 2024
Jokowi Effect Disebut Masih Ada di Pilkada 2024, PDIP Andalkan Ini
Pilkada 2024, PDIP Buka Peluang Kerja Sama dengan Gerindra sampai PKB
Bukan di Jakarta, Golkar Pastikan Ridwan Kamil Menang di Pilkada Jawa Barat
Ribuan Petani Kumpul di Semarang Minta Sudaryono Maju Gubernur Jawa Tengah
LSI Sebut Jokowi Effect Pengaruhi Pemilih di Pilgub Jateng 2024
Visi Eman Suherman Majukan Majalengka dengan Kolaborasi Disebut Menuai Dukungan Besar
TOPIK POPULER
Euro 2024
Prancis Bersiap Hadapi Belgia di 16 Besar Euro 2024
Laga Dramatis, Inggris Berhasil Redam Slovakia 2-1
Bungkam Georgia, Spanyol Tantang Jerman di Perempat Final Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Euro 2024: Tekuk Georgia, 2 Wonderkid Spanyol Lamine Yamal dan Nico Williams Malah Girang Jumpa Jerman di Perempat Final
Berita Terkini
6 Potret Pertemuan Alice Norin dan Davina Karamoy, Bak Saudara Kembar
Hasil Copa America 2024: Drama VAR, Ekuador Lolos ke Perempat Final Singkirkan Meksiko, Venezuela Hajar Jamaika
Harga Emas Antam Lebih Murah Rp 2.000 Hari Ini 1 Juli 2024, Tengok Daftar Lengkapnya
Waspada Hoaks Terkait Bencana, Begini Dampaknya Jika Dipercaya
Prancis Bersiap Hadapi Belgia di 16 Besar Euro 2024
3 Gim Gratis dan Bonus Item Genshin Impact di PlayStation Plus Juli 2024
MUA Ungkap Wajah Alami Selvi Ananda yang Disebut Sudah Cantik Meski Belum Dirias
Taliban Ajak Negara-negara Barat Jalin Hubungan Baik dengan Cara Ini
Longsor di Blitar Timpa Kandang Ayam Warga, Tiga Orang Dilaporkan Hilang
Barang Impor dari China Bakal Kena Bea Masuk 200%, Apa Risikonya?
Mantan Mahasiswi UIN Lampung Kembali Viral, Dilabrak Istri Sah saat Berduaan dengan Suami Orang di Dalam Mobil
Chand Kelvin Gelar Pengajian Jelang Pernikahannya dengan Dea Sahirah
IHSG Bakal Menguat Terbatas, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 1 Juli 2024
Beberapa Trik Ini Bisa Membuat Anda Menyenangi Pekerjaan Digeluti