uefau17.com

Wakil 5 Negara Pendiri ASEAN yang Menandatangani Deklarasi Bangkok, Siapa dari RI? - Hot

, Jakarta ASEAN, atau Association of Southeast Asian Nations, merupakan sebuah organisasi yang terdiri dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang bertujuan untuk memajukan kerjasama ekonomi, geopolitik, dan sosial budaya antar anggotanya. Sebagai salah satu dari 5 negara pendiri ASEAN, Indonesia kembali menjadi tuan rumah bagi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 yang digelar pada tanggal 5-7 September 2023 di Jakarta Convention Center (JCC). 

Tidak hanya 5 negara pendiri ASEAN, KTT tersebut dihadiri oleh 11 pemimpin negara ASEAN, serta perwakilan dari negara mitra dan organisasi internasional. KTT ASEAN kali ini tidak hanya menjadi momen bagi Indonesia untuk menunjukkan peran pentingnya dalam ASEAN, tetapi juga untuk mendorong ASEAN menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia, sejalan dengan tema “ASEAN sebagai Episentrum Pertumbuhan”. 

ASEAN, sebagai salah satu kawasan dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, tetap menarik bagi para investor internasional. Pada tahun 2023, Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara sebesar 4,7%, sementara analis Credit Suisse memproyeksikan pertumbuhan enam negara ASEAN utama akan melambat menjadi 4,4%. Berikut ulasan lebih lanjut tentang wakil 5 negara pendiri ASEAN yang menandatangani deklarasi Bangkok dan sejarah pendirian ASEAN, dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (18/7/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Indonesia, Adam Malik Batubara

Indonesia diwakili oleh Adam Malik Batubara, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia. Adam Malik lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara pada 22 Juli 1917 dan mengenyam pendidikan di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Pematang Siantar. HIS merupakan sekolah rendah Belanda Bumiputera di zaman kolonial Belanda.

Ia mengawali kariernya sebagai wartawan dan kemudian mendirikan Kantor Berita Antara. Berkat pengalamannya yang luas, Adam Malik dilantik menjadi Duta Besar untuk Rusia dan Polandia, serta menjabat sebagai Menteri Perdagangan sebelum akhirnya menjadi Menteri Luar Negeri dari 1966 hingga 1978. Peran Adam Malik sangat penting dalam membentuk ASEAN, dan ia kemudian menjabat sebagai Wakil Presiden RI ketiga.

2. Malaysia, Tun Abdul Razak

Malaysia diwakili oleh Tun Abdul Razak, Wakil Perdana Menteri pada saat itu. Abdul Razak lahir di Pulau Keladi, Pahang, Malaysia pada 11 Maret 1922. Ia menempuh pendidikan di Raffles College, London, dan mempelajari ilmu ekonomi, undang-undang, dan sejarah. 

Abdul Razak pernah menjabat sebagai Menteri di berbagai kementerian di Malaysia sebelum menjadi Wakil Perdana Menteri pada 1957. Ia menjadi salah satu tokoh kunci yang menghadirkan ASEAN.

3 dari 5 halaman

3. Singapura, Sinnathamby Rajaratnam

Singapura diwakili oleh Sinnathamby Rajaratnam, yang dikenal sebagai S. Rajaratnam. Rajaratnam lahir di Jaffna, Sri Lanka pada 25 Februari 1915, dan melanjutkan pendidikan tingginya di King's College, London. 

Sepanjang kariernya, ia menjabat sebagai anggota Parlemen Singapura, Menteri Luar Negeri, Menteri Tenaga Kerja, Wakil Perdana Menteri, dan Menteri Senior. Saat menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Rajaratnam menjadi salah satu tokoh penting dalam pendirian ASEAN.

4. Filipina, Narciso Ramos

Filipina diwakili oleh Narciso Ramos, Menteri Luar Negeri pada saat itu. Ramos lahir di Asingan, Pangasinan, Filipina pada 11 November 1900. Ia adalah seorang jurnalis, pengacara, dan diplomat yang berperan penting dalam kemerdekaan Filipina pada tahun 1946. 

Selain menjabat sebagai anggota DPR dan Majelis Nasional Filipina, Ramos juga menjadi Menteri Luar Negeri dari 1952 hingga 1956. Peran pentingnya dalam pendirian ASEAN menandai kontribusinya yang besar bagi kawasan.

5. Thailand, Thanat Khoman

Thailand diwakili oleh Thanat Khoman, Menteri Luar Negeri pada saat itu. Khoman lahir di Bangkok, Thailand pada 9 Februari 1914. Ia mengenyam pendidikan di Universitas Bordeaux dan Universitas Paris, memperoleh gelar Master dan doktor hukum. 

Thanat Khoman menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Thailand dari 1959 hingga 1971, dan kemudian sebagai Wakil Perdana Menteri selama dua periode. Keahliannya dalam diplomasi dan politik membuatnya menjadi salah satu tokoh utama dalam pembentukan ASEAN.

4 dari 5 halaman

Sejarah Pendirian ASEAN

ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) didirikan oleh lima negara di Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Pembentukan ASEAN resmi terjadi pada tanggal 8 Agustus 1967, melalui penandatanganan Deklarasi Bangkok (Bangkok Declaration) di Bangkok, Thailand. Deklarasi ini ditandatangani oleh perwakilan dari masing-masing negara pendiri.

Pendeklarasian ASEAN menandai terbentuknya suatu organisasi yang bertujuan untuk memperkuat kerjasama di antara negara-negara Asia Tenggara. ASEAN berperan penting dalam mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan kemajuan di kawasan ini. Sejak pembentukannya, ASEAN telah berkembang dan memainkan peran yang signifikan dalam diplomasi regional dan internasional, serta dalam memajukan kepentingan ekonomi dan sosial budaya anggotanya.

Latar Belakang Pendirian

Kelima negara pendiri ASEAN melihat kebutuhan untuk membentuk sebuah organisasi regional yang dapat meningkatkan kerjasama di berbagai bidang seperti ekonomi, pendidikan, dan sosial. Beberapa faktor yang mendorong pembentukan ASEAN antara lain,

  1. Persamaan geografis: Negara-negara ini berada di kawasan Asia Tenggara yang saling berdekatan.
  2. Persamaan budaya: Kemiripan ras, kebiasaan, makanan, dan adat istiadat.
  3. Persamaan sejarah: Sebagian besar negara-negara ini adalah bekas jajahan yang tengah membangun diri, kecuali Thailand.
  4. Persamaan kepentingan: Keinginan untuk menyejahterakan masyarakat dan memajukan berbagai bidang pasca-kemerdekaan.
5 dari 5 halaman

Isi Deklarasi Bangkok

Deklarasi Bangkok berisi tujuan-tujuan utama ASEAN, yaitu,

  1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara;
  2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional;
  3. Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi;
  4. Memelihara kerja sama yang erat di tengah-tengah organisasi regional dan internasional yang ada;
  5. Meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat