, Gaza - Sebuah laporan baru menyoal jumlah korban tewas serangan udara dan darat Israel selama sembilan bulan di Gaza menyebut jumlahnya bisa mencapai hampir lima kali lipat angka resmi. Diperkirakan jumlah korban jiwa bisa melebihi 186.000.
Kementerian Kesehatan di Gaza pada Senin (8/7/2024) mengatakan sedikitnya 38.193 orang tewas dalam perang Israel vs Hamas di Gaza, yang kini memasuki bulan kesepuluh. Sebanyak 87.903 orang lainnya terluka di Jalur Gaza sejak perang dimulai ketika militan Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, menurut angka resmi.
Baca Juga
Negara-negara Timur Tengah Peringatkan Eskalasi Berbahaya Israel-Hizbullah, Demi Cegah Front Perang Baru di Lebanon
VIDEO: Serangan Roket di Dataran Tinggi Golan Kuatkan Risiko Eskalasi Perang
VIDEO: Lawatan Netanyahu di Tengah Kemelut Pilpres AS
Namun, jurnal medis Inggris The Lancet, seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (11/7), merilis laporan minggu ini bahwa jumlah korban tewas sebenarnya akibat konflik Gaza bisa mencapai lebih dari 186.000 – sekitar delapan persen dari populasi Gaza.
Advertisement
Perkiraan korban jiwa di Gaza bisa mencapai 186.000 orang didasarkan pada perhitungan bahwa untuk setiap orang yang tewas secara langsung akibat perang – empat orang lainnya akan tewas secara tidak langsung. Artikel Lancet mengatakan bahwa "dalam konflik baru-baru ini, jumlah kematian tidak langsung berkisar antara 3 hingga 15 kali lipat jumlah kematian langsung."
"Dengan menerapkan perkiraan konservatif yaitu empat kematian tidak langsung per satu kematian langsung terhadap 37.396 kematian yang dilaporkan, maka masuk akal untuk memperkirakan bahwa hingga 186.000 kematian atau bahkan lebih dapat disebabkan oleh konflik yang terjadi di Gaza saat ini,” demikian menurut laporan bertajuk 'Counting the dead in Gaza: difficult but essential’.
"Dengan menggunakan perkiraan populasi Jalur Gaza pada tahun 2022 sebesar 2.375.259 jiwa, ini berarti tujuh hingga sembilan persen dari total populasi di Jalur Gaza," ungkap laporan tersebut.
“Sebuah laporan dari tanggal 7 Februari 2024, ketika jumlah korban tewas langsung mencapai 28.000 orang, memperkirakan bahwa tanpa gencatan senjata, akan terdapat antara 58.260 kematian (tanpa epidemi atau eskalasi) dan 85.750 kematian (jika keduanya terjadi) paling lambat tanggal 6 Agustus 2024."
Meskipun pihak berwenang Israel menentang angka-angka yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Gaza, namun badan intelijen Israel, PBB, dan WHO menganggapnya akurat, kata The Lancet dalam laporannya.
“Data ini didukung oleh analisis independen, yang membandingkan perubahan jumlah kematian staf Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) dengan yang dilaporkan oleh Kementerian, yang menyatakan bahwa klaim pemalsuan data tidak masuk akal,” tambah penulis laporan tersebut.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kehancuran Infrastruktur Persulit Pengumpulan Data
![Kondisi Kota Khan Younis Pasca Serangan Israel](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/dyJTwo4EO0gtxgDiypQwB-3owpc=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4764632/original/097524700_1709781587-20240307-Kondisi_Kota_Khan_Younis-AP_2.jpg)
Menurut jurnal The Lancet, kehancuran infrastruktur besar-besaran telah mempersulit pengumpulan data bagi kementerian kesehatan di wilayah yang dilanda perang tersebut.
"Kementerian harus meningkatkan pemberitaan seperti biasa, berdasarkan orang-orang yang meninggal di rumah sakit atau dibawa ke rumah sakit, dengan informasi dari sumber media yang dapat diandalkan dan petugas pertolongan pertama. Perubahan ini mau tidak mau telah menurunkan rincian data yang tercatat sebelumnya. Akibatnya, Kementerian Kesehatan Gaza kini melaporkan secara terpisah jumlah jenazah tak dikenal di antara total korban tewas,: kata penulis laporan tersebut.
Pada 10 Mei 2024, 30 persen dari 35.091 kematian tidak teridentifikasi, menurut laporan tersebut, namun jurnal tersebut memperingatkan bahwa jumlah kematian yang dilaporkan kemungkinan besar di bawah perkiraan.
Penulis laporan tersebut mengutip organisasi non-pemerintah Airwars yang melakukan penilaian rinci atas insiden di Jalur Gaza. Menurut laporan tersebut, organisasi tersebut “sering menemukan bahwa tidak semua nama korban yang dapat diidentifikasi dimasukkan dalam daftar kementerian.”
Advertisement
Jumlah Jenazah yang Terkubur Tanah
![Petugas kesehatan Palestina menggali jenazah yang dikuburkan oleh pasukan Israel di kompleks Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Jalur Gaza Selatan, pada Minggu (21/4/2024).](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/9t3YcMQ0HzkjL2TYEfO0Kg9bjmI=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4808788/original/000928400_1713763083-Untitled.jpg)
Laporan The Lancet yang mengutip perkiraan PBB, menyebutkan jumlah jenazah yang masih terkubur di bawah reruntuhan diperkirakan lebih dari 10.000 karena 35 persen bangunan di Jalur Gaza telah hancur pada 29 Februari 2024.
"Konflik bersenjata mempunyai dampak kesehatan tidak langsung, selain dampak langsung dari kekerasan," kata laporan itu. "Bahkan jika konflik segera berakhir, akan terus terjadi banyak kematian tidak langsung dalam beberapa bulan dan tahun mendatang yang disebabkan oleh penyakit reproduksi, penyakit menular, dan penyakit tidak menular. Jumlah korban tewas diperkirakan besar mengingat intensitas konflik ini; hancurnya infrastruktur layanan kesehatan; kekurangan makanan, air, dan tempat tinggal yang parah; ketidakmampuan penduduk untuk mengungsi ke tempat yang aman; dan hilangnya dana untuk UNRWA, salah satu dari sedikit organisasi kemanusiaan yang masih aktif di Jalur Gaza."
Penulis laporan tersebut menyerukan "gencatan senjata segera dan mendesak di Jalur Gaza" serta "langkah-langkah untuk memungkinkan distribusi pasokan medis, makanan, air bersih, dan sumber daya lainnya untuk kebutuhan dasar manusia."
Para penulis juga mengatakan bahwa satu-satunya organisasi yang menghitung jumlah kematian adalah Kementerian Kesehatan Gaza.
“Data ini akan sangat penting untuk pemulihan pascaperang, pemulihan infrastruktur, dan perencanaan bantuan kemanusiaan,” laporan tersebut menyimpulkan.
Kondisi Pilu Anak-anak Gaza: Alami Penyakit Kulit Akibat Minim Air Bersih dan Sanitasi
![Potret Anak-anak Pengungsi Palestina Antre Pembagian Makanan di Kamp Jabaliya Jalur Gaza](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/VTak3NLmhp9kv07DFNdSFSHxUJs=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4776839/original/023646000_1710812040-20240319-Antrean_Makanan-AP_1.jpg)
Kabar pilu kembali datang dari para pengungsi Gaza. Anak-anak di wilayah tersebut dilaporkan mengalami penyakit kulit ekstrem akibat minimnya akses air bersih dan sanitasi.
Menurut WHO, lebih dari 150 ribu orang telah terjangkit penyakit kulit akibat kondisi pemukiman yang kumuh, terlebih sejak perang Israel Vs Hamas meletus pada 7 Oktober 2023.
Salah satu yang mengalaminya adalah seorang putra berusia lima tahun dari warga Gaza, Waffa Elwan, yang tidak bisa tidur karena penyakit kulit yang dialaminya.
"Anak saya tidak bisa tidur sepanjang malam karena dia tidak bisa berhenti menggaruk tubuhnya," kata Elwan, seperti dilansir Malay Mail, Kamis (4/7/2024).
Putra Elwan diketahui memiliki bercak putih dan merah di kaki dan telapaknya, dan lebih banyak lagi di tubuhnya. Dia hanyalah salah satu dari banyak warga Gaza yang menderita infeksi kulit mulai dari kudis hingga cacar air, kutu, impetigo, dan ruam lain.
"Kami tidur di tanah, di pasir tempat keluarnya cacing di bawah kami," kata Elwan.
Keluarganya adalah satu dari ribuan orang yang tinggal di daerah berpasir dekat laut dekat kota Deir al-Balah di Gaza tengah. Elwan yakin infeksi tidak bisa dihindari.
"Kami tidak bisa memandikan anak kami seperti dulu. Tidak ada produk kebersihan dan sanitasi untuk kami mencuci dan membersihkan tempat itu. Tidak ada apa-apa," ungkapnya.
"Orang tua biasa menyuruh anak-anak mereka untuk mandi di Mediterania. Namun polusi yang meningkat akibat perang telah menghancurkan fasilitas-fasilitas dasar dan meningkatkan risiko penyakit."
"Laut semuanya adalah limbah. Bahkan mereka membuang sampah dan popok bayi ke laut," ujarnya.
Terkini Lainnya
Negara-negara Timur Tengah Peringatkan Eskalasi Berbahaya Israel-Hizbullah, Demi Cegah Front Perang Baru di Lebanon
VIDEO: Serangan Roket di Dataran Tinggi Golan Kuatkan Risiko Eskalasi Perang
VIDEO: Lawatan Netanyahu di Tengah Kemelut Pilpres AS
Kehancuran Infrastruktur Persulit Pengumpulan Data
Jumlah Jenazah yang Terkubur Tanah
Kondisi Pilu Anak-anak Gaza: Alami Penyakit Kulit Akibat Minim Air Bersih dan Sanitasi
Gaza
Israel
Perang Israel-Hamas
perang Israel vs Hamas
Hamas
Palestina
Jalur Gaza
Rekomendasi
Lebanon Kian Panas Akibat Konflik Hizbullah-Israel, AS Keluarkan Travel Advisory hingga Penerbangan Terganggu
Menlu ASEAN Kutuk Serangan Israel di Gaza yang Tewaskan 39.000 Orang Palestina, Desak Penyelesaian Konflik
Update Perang Israel Vs Hamas di Gaza: Korban Tewas Tembus 39.000 hingga Perintah Evakuasi di Zona Kemanusiaan
Laporan PBB: Gaza Alami Krisis Pangan Terburuk di Dunia karena Serangan Israel
Serangan ke Lapangan Bola Dataran Tinggi Golan Tewaskan 12 Orang, PM Israel: Hizbullah Akan Bayar Harga Mahal
Kekejaman Israel, Ratusan Pengungsi di Gaza Tewas saat Berlindung di Pengungsian PBB
Kisah Bayi Ajaib, Selamat Dilahirkan dari Ibu yang Meninggal Akibat Serangan Israel
Piala AFF U-19
Indonesia Juara Piala AFF U-19 2024, Manajer Tim Sebut Bakal Ada Bonus dari Ketum PSSI
Juara Piala AFF U-19 2024, Timnas Indonesia Segera Gelar TC dan Uji Coba untuk Kualifikasi Piala Asia U-20
Profil Jens Raven, Pencetak Gol Kemenangan Timnas Indonesia U-19 di Final Piala AFF U-19 2024
Jens Raven Bicara Prospek Gabung Timnas Senior usai Juara Piala AFF U-19 2024, Ada Kans Dipanggil STY?
Olimpiade 2024
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Sepak Bola Olimpiade Paris 2024: Siapa Rebut Medali Emas?
Jadwal dan Hasil Bulu Tangkis Olimpiade Paris 2024: Indonesia Kembali Bawa Pulang Emas?
Klasemen Medali Olimpiade Paris 2024: Indonesia Peringkat Berapa?
Rapor Lengkap Atlet Indonesia di Olimpiade Paris 2024: Siapa Rebut Medali?
Pakai Celana Renang Transparan, Atlet Belanda di Olimpiade Paris 2024 Bikin Heboh Warganet
Olimpiade Paris 2024 Dihantui Gelombang Panas, Tidak Hanya Bahaya bagi Atlet tapi Juga Penonton
Bandar Judi Online Inisial T
Infografis Menguak Sosok Mister T Pengendali Judi Online di Indonesia dan Tips Hindari Kecanduan Judol
Judi Online di Indonesia Dikendalikan Sosok Berinisial “T”, Sosok Misterius Kebal Hukum
Piala Presiden 2024
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Piala Presiden 2024: Siapa Rebut Gelar Juara?
Hasil Piala Presiden 2024: Borneo FC Lolos ke Final, Depak Persija Lewat Gol Menit Akhir
Piala Presiden 2024 Pakai VAR Biar Makin Cetar
Hasil Piala Presiden 2024 Bali United vs Persija Jakarta: Tumbang 0-3, Macan Kemayoran Tetap Lolos ke Semifinal
Link Siaran Langsung Piala Presiden 2024 Bali United vs Persija di Vidio, Jumat 26 Juli Pukul 19.30 WIB
Hasil Piala Presiden 2024 Madura United vs Arema FC: Pesta Gol di Gawang Laskar Sape Kerrab, Singo Edan Amankan Tiket Semifinal
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
30 Juli 1956: "In God We Trust" Resmi Jadi Moto Nasional Amerika Serikat
Populer
Militer Israel Selidiki Dugaan Penyiksaan Serius terhadap Tahanan Palestina, 9 Tentara Diinterogasi
Kereta Penumpang di India Tergelincir dan Picu 18 Gerbong Keluar Rel, 2 Orang Tewas
Gempa Magnitudo 4,9 Guncang Los Angeles, Getaran Terasa Hingga Las Vegas
Serangan Pisau Mengguncang Sekolah Tari di Inggris, 2 Anak Tewas dan 11 Orang Terluka
Panitia Olimpiade Paris Berjanji Akan Perbaiki Masalah Logistik dan Transportasi
5 Orang Pekerja Tambang di Vietnam Tewas Tertimbun Batu Bara
Bangladesh Umumkan Masa Berkabung Nasional bagi Korban Demo Kuota PNS
Tanah Longsor di India, 45 Orang Tewas
Negara-negara Timur Tengah Peringatkan Eskalasi Berbahaya Israel-Hizbullah, Demi Cegah Front Perang Baru di Lebanon
30 Juli 1956: "In God We Trust" Resmi Jadi Moto Nasional Amerika Serikat
Timnas Indonesia U-19
Indonesia Juara Piala AFF U-19 2024, Manajer Tim Sebut Bakal Ada Bonus dari Ketum PSSI
Juara Piala AFF U-19 2024, Timnas Indonesia Segera Gelar TC dan Uji Coba untuk Kualifikasi Piala Asia U-20
Profil Jens Raven, Pencetak Gol Kemenangan Timnas Indonesia U-19 di Final Piala AFF U-19 2024
Bawa Indonesia Juara Piala AFF U-19 2024, Erick Thohir Bicara Peluang Indra Sjafri Latih Tim Senior
Timnas U-19 Didominasi Pemain Liga 1, Erick Thohir Sebut Indonesia Banyak Miliki Bibit Muda Potensial
Berita Terkini
3 Prestasi Apik Indra Sjafri di Timnas Indonesia, Selain Juara Piala AFF U-19 2024
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Sepak Bola Olimpiade Paris 2024: Siapa Rebut Medali Emas?
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Piala Presiden 2024: Siapa Rebut Gelar Juara?
Jadwal dan Hasil Bulu Tangkis Olimpiade Paris 2024: Indonesia Kembali Bawa Pulang Emas?
Klasemen Medali Olimpiade Paris 2024: Indonesia Peringkat Berapa?
Sentilan Keras Megawati untuk Penegak Hukum
World Tiger Day 2024 di Tengah Bayang-Bayang Kematian Harimau Sumatera
Optimalkan Sistem Pembangkit, Produksi Listrik PLN Indonesia Power Sentuh 84,57 TWh pada 2023
MenPANRB Sebut CAT CASN Bakal Seperti Tes TOEFL
ATVSI Gelar Business Forum 2024, Bahas Tantangan Broadcasting dan Peluang 5G
APPBI Ramal Mal di Jakarta Makin Cuan Setelah Ibu Kota Pindah ke IKN
Pengrajin Tahu dan Tempe Dapat Modal Usaha dari Program Loyalitas
Kisah Mbah Umik Asal Gresik Agak Laen Saat Jalani Operasi Medis
Sukses Digagas Erick Thohir, Ternyata Ada BUMN Mau Bikin Bisnis Daycare
2 Desa di Jember Terdampak Kekeringan Terima Bantuan Air Bersih