, Jakarta - Teror ransomware WannaCry baru-baru ini membuat geger dunia, termasuk Indonesia. Pasalnya, hingga saat ini serangan tersebut telah telah menginfeksi 200.000 komputer di setidaknya 150 negara.
Beberapa laporan mengatakan, Rusia menjadi korban terbesar yang diserang oleh malware. Sejumlah bank, kereta api, dan jaringan telepon genggam turut menjadi korban.
Baca Juga
Kementerian Dalam Negeri Rusia mengatakan, sebanyak 1.000 komputernya telah terinfeksi malware. Namun mereka mengklaim dapat menanganinya dengan cepat sehingga tidak ada data sensitif yang disusupi.
Advertisement
Di Jerman, operator kereta api menyebut bahwa papan jadwal mereka terganggu. Sementara itu, produsen mobil Prancis Renault terpaksa menghentikan sejumlah produksinya.
Target WannaCry lainnya adalah sejumlah perusahaan besar Spanyol seperti Telefonica, Iberdrola, dan Gas Natural. Telecom di Portugal, laboratorium komputer di sebuah universitas di Italia, dan pemerintah lokal di Swedia juga turut menjadi korban.
Sementara itu di Amerika Serikat, malware itu menyerang perusahaan pengiriman Fed Ex. Sejumlah sekolah di China, serta beberapa rumah sakit di Indonesia dan Korea Selatan turut menjadi target.
Teror ransomware WannaCry itu berupa enksripsi data pada sistem komputer. Agar komputer dapat pulih kembali, WannaCry meminta uang tebusan melalui Bitcoin -- mata uang virtual.
Hingga saat ini belum diketahui siapa dalang di balik teror itu. Namun, dua perusahaan keamanan siber terkemuka, Kaspersky dan Symantec, menemukan bukti adanya hubungan serangan ke kelompok siber yang diyakini berasal dari Korea Utara, Lazarus Group. mengutip dari The Guardian dan BBC pada Senin (16/5/2017)
Hal serupa juga dikemukakan oleh sejumlah ahli. Seperti dirangkum dari sejumlah sumber, berikut dua hal yang mengarahkan dugaan bahwa Korea Utara yang berada di balik teror ransomware WannaCry.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
1. Kesamaan Kode yang Diduga Digunakan Lazarus Group
Dua perusahaan keamanan siber terkemuka, Kaspersky dan Symantec, mengatakan bahwa rincian teknis dalam versi awal kode WannaCry serupa dengan kode backdoor yang digunakan pada 2015. Backdoor adalah 'pintu belakang; dalam keamanan, yang merupakan akses khusus untuk dapat masuk ke dalam sistem komputer.
Kode tersebut diciptakan oleh peretas yang terhubung dengan pemerintah Korut, Lazarus Group. Diduga kuat, kode itu terlibat dalam serangan di Sony Pictures tahun 2014, serta pencurian uang sebesar US$ 81 juta di sebuah bank Bangladesh pada 2016.
Selain itu, Lazarus Group juga diketahui menggunakan dan menargetkan Bitcoin dalam operasi peretasannya.
Kesamaan itu pertama kali ditemukan oleh peneliti keamanan Google, Neal Mehta, dan disuarakan oleh peneliti lain, termasuk Matthieu Suiche dari Comae Technologies yang berbasis di Uni Emirat Arab.
Dilansir The Guardian, kode bersama tidak selalu berarti kelompok peretas sama yang bertanggung jawab. Sebuah kelompok yang berbeda mungkin hanya menggunakan kembali kode backdoor kelompok Lazarus, sebagai "false flag"-- mengambinghitamkan atas suatu kasus -- untuk mengecoh siapa pun yang mencoba mengidentifikasi pelaku.
Namun kode yang dimaksud tersebut tampaknya telah dihapus dari versi terbaru WannaCry, sehingga menurut Kaspersky, dugaan keterlibatan Lazarus cukup kuat.
"Kami percaya bahwa peneliti lain di seluruh dunia menyelidiki kesamaan ini dan berusaha menemukan lebih banyak fakta tentang asal WannaCry," ujar Kaspersky Lab dalam sebuah unggahan di blog.
Perusahaan itu juga menyebut, pada awal serangan bank Bangladesh ada sedikit petunjuk yang menghubungkannya dengan kelompok Lazarus. Namun, dari waktu ke waktu, para periset menemukan lebih banyak petunjuk untuk membangun kasus tersebut terhadap kelompok siber yang terkait dengan Korea Utara itu.
Advertisement
2. Zona Waktu dalam kode WannaCry
Ahli keamanan Prof Alan Woodward menunjukkan bahwa zona waktu dalam kode WannaCry disetel ke UTC +9. Zona waktu itu mencakup Yakutsk Time di Rusia, Jepang, Korea Selatan dan Utara, Palau, East Timor di Timor Leste, China, Maluku dan Papua di Indonesia, serta Papua Nugini.
Woodward juga menyebut, teks permintaan tebusan WannaCry tampaknya menggunakan mesin penerjemah. Namun, bagian yang menggunakan Bahasa China terlihat ditulis oleh penutur bahasa asli.
"Hal tersebut layak untuk diselidiki lebih lanjut," ujar Woodward.
Selain Korea Utara, adanya zona waktu itu juga memunculkan dugaan bahwa Tiongkok menjadi dalang di balik teror ransomware WannaCry. Hal itu diperkuat dengan teks permintaan tebusan dengan Bahasa China.
Namun serangan siber sangat sulit untuk dikonfirmasi dan lebih mengandalkan konsensus.
Sebagai contoh, Korea Utara tidak pernah mengonfirmasi keterlibatannya dalam peretasan Sony Pictures. Peneliti keamanan dan pemeritah yang AS yakin akan teori tersebut, tidak dapat mengesampingkan adanya false flag.
Dilansir BBC, Selasa (16/5/2017), peretas ahli mungkin saja membuat Korea Utara seolah-olah menjadi pihak melakukannya. Dalam kasus WannaCry, memungkinkan peretas dengan mudah menyalin kode dari serangan terdahulu yang dilakukan Lazarus Group.
Namun penilaian lain meragukan dugaan yang menyebut Korea Utara dan China sebagai pihak di balik teror ransomware WannaCry.
Pertama, China merupakan salah satu negara yang terdampak paling parah. Peretas juga memastikan bahwa catatan permintaan tebusan ditulis dalam Bahasa China. Di sisi lain, Korea Utara tampaknya tidak akan memusuhi sekutu terkuatnya, yakni Tiongkok.
Kedua, serangan Korea Utara biasanya jauh lebih terarah, seringkali bertujuan politik. Dalam kasus Sony Pictures, peretas berusaha mencegah dirilis sebuah film yang mengolok-olok pemimpin Korut Kim Jong-un, The Interview. Sebaliknya, WannaCry lebih tak pandang bulu.
Terakhir, jika rencananya adalah untuk menghasilkan uang, hal itu dinilai tak berhasil. Menurut analisis akun Bitcoins yang digunakan peretas, hanya sekitar US$60.000 atau sekitar Rp 797,8 juta yang diterima WannaCry dari uang tebusan.
Namun, ada pendapat lain yang menyebut bahwa tebusan itu hanya distraksi terhadap tujuan politik lainnya.
Kemungkinan lain adalah Lazarus Group bekerja sendirian, tanpa instruksi dari Korea Utara. Dan mungkin saja, kelompok tersebut bahkan tidak terkait dengan Korea Utara.
Terkini Lainnya
Kumpulan Hoaks Terkait Kim Jong Un, Simak Faktanya
115 Penerbangan Jet Komersial Korea Selatan Terganggu Balon Sampah Korut, 10.000 Penumpang Pesawat Terdampak
Korea Selatan Ragukan Klaim Korea Utara soal Rudal Baru dengan Hulu Ledak Super Besar
1. Kesamaan Kode yang Diduga Digunakan Lazarus Group
2. Zona Waktu dalam kode WannaCry
Korea Utara
Teror Ransomware WannaCry
WannaCry
Rekomendasi
115 Penerbangan Jet Komersial Korea Selatan Terganggu Balon Sampah Korut, 10.000 Penumpang Pesawat Terdampak
Korea Selatan Ragukan Klaim Korea Utara soal Rudal Baru dengan Hulu Ledak Super Besar
Warga Korea Utara Mulai Wajib Kenakan Pin Kim Jong Un
Korea Utara Tindak Tegas Pelaku Pelanggaran Budaya, Larang Pakai Gaun Pengantin hingga Bahasa Gaul
Korea Utara Luncurkan 2 Rudal Balistik, Tensi dengan Korea Selatan Makin Panas
Korea Utara Sebut Hubungan AS, Jepang, dan Korea Selatan bak NATO Versi Asia
Bandara Incheon Korea Selatan Sempat Tutup Gara-Gara Balon Sampah dari Korea Utara
Copa America 2024
Jadwal Link Siaran Langsung Copa America 2024 Venezuela vs Kanada, Sabtu 6 Juli di Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Survei TBRC: Jelang Pilkada 2024 Kabupaten Yalimo Papua, Nama Bupati Petahana Unggul
Faldo Maldini Pamitan ke Jokowi Sebelum Maju Pilkada Tangerang
Pilkada Sulteng 2024, PKS Beri Surat Rekomendasi untuk Pasangan Anwar-Reny
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
6 Juli 2013: Militan Boko Haram Serang Sekolah Asrama di Nigeria, 30 Orang Termasuk Guru Tewas
Populer
Omar Garcia Harfuch, 'Batman' dari Meksiko Ditunjuk jadi Menteri Keamanan
Hujan Picu Banjir India-Bangladesh, 9 Orang Tewas dan 3 Juta Warga Terdampak
6 Juli 2013: Militan Boko Haram Serang Sekolah Asrama di Nigeria, 30 Orang Termasuk Guru Tewas
Profil Keir Starmer, PM Inggris Baru Pengganti Rishi Sunak yang Punya Gelar 'Sir'
Delegasi Biro Komite Palestina PBB ke Indonesia, Bahas Upaya Tingkatkan Dukungan untuk Negaranya
Polisi Malaysia Gagalkan Penyelundupan Ratusan Kura-kura ke Sejumlah Negara di Asia Tenggara
Pilpres Iran Putaran Kedua, Massoud Pezeshkian Bakal Tetap Unggul Jadi Presiden?
Sierra Leone Resmi Larang Perkawinan Anak, Penjara 15 Tahun dan Denda Rp65 Juta Menanti Pelanggar
Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Inggris vs Swiss: 3 Singa Terancam Kuda Hitam
Gusur Portugal, Prancis Tantang Spanyol di Semifinal Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Permalukan Jerman, Spanyol Raih Tiket Semifinal Euro 2024
Euro 2024: Pengakuan Jujur Pelatih Jerman dan Ungkapan Sedih Toni Kroos Usai Akhiri Karier dengan Kecewa
Berita Terkini
Wall Street Melesat, Indeks S&P 500 Tembus Level Tertinggi Baru, Ini Pendorongnya
Cuaca Besok Minggu 7 Juli 2024: Langit Pagi Cerah Berawan Bakal Payungi Jabodetabek
AIPKI: Pemberhentian Dekan FK Unair Tidak Hargai Kebebasan Akademik dan berdampak negatif
4 Zodiak yang Paling Suka Traveling, Jadi Tidak Ragu Jika Liburan Bersama Mereka
Samsung Konfirmasi Galaxy AI Gratis hingga 2025, Siap Perkenalkan Format Berlangganan?
Prediksi Euro 2024 Inggris vs Swiss: 3 Singa Terancam Kuda Hitam
Dilengkapi Atribut Batik dan Aksesoris Kulit Garutan, Seragam ASN Pemda Garut Makin Kece
Kapolda Metro: Problemnya Server Judi Online Banyak di Luar Negeri, Mati Satu Tumbuh Dua
Mpok Alpa Doakan Kebaikan Raffi Ahmad, Sebut Sang Presenter Siap Membiayai Persalinan Anak Kembarnya
Pola Makan yang Melibatkan 3 Jenis Makanan Ini Disebut Bisa Perpanjang Usia Pasien Kanker
Harga Emas Sentuh Level Tertinggi Usai Rilis Data Pekerjaan AS
Berkas Kasus Firli Bahuri Belum Lengkap, Kapolda Metro: Mohon Waktu, Semua Perlu Koordinasi
Jadwal Link Siaran Langsung Copa America 2024 Venezuela vs Kanada, Sabtu 6 Juli di Vidio
Doa Akhir Tahun 1445 Hijriah dan Keutamaannya, Baca Ba’da Ashar Hari Ini Sabtu 6 Juli 2024