, Erbil - Ketika militan ISIS menyerbu Sinjar di utara Irak pada Agustus 2014, sekitar 6000 warga Yazidi menjadi tawanan.
Kelompok militan itu juga mengambil banyak wanita muda dan anak-anak perempuan untuk dijadikan budak seks dan memaksa mereka memeluk Islam. Di antara anak-anak perempuan itu bahkan ada yang masih berusia 9 tahun.
Harian The Guardian melakukan wawancara dengan 2 orang wanita Yazidi yang tidak disebutkan namanya. Mereka berhasil melarikan diri dari cengkeraman ISIS.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari wawancara itu pada Jumat (10/2/2017), berikut adalah kisah mereka:
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Dipaksa Melakukan Semuanya
Wanita pertama, A, menceritakan kisahnya mulai dari kejatuhan Mosul. Katanya, "Setelah ISIS merebut Mosul, mereka merebut Telefher lalu menyerbu desa kami, Gir Zer. Semua wanita Yazidi diculik."
Warga Yazidi itu kemudian dikumpulkan di suatu tempat. Wanita A itu kemudian diminta berdiri, tapi ia tidak mengerti karena pelakunya berbahasa Arab.
"Saya tanyakan kepada ayah saya tentang apa yang dikatakan karena saya tidak berbahasa Arab. Ayah saya menerjemahkan, tapi kemudian ia meminta ayah saya tutup mulut atau dibunuh."
Ia juga menceritakan bahwa para anggota kelompok itu kerap mengambil dan membawa pergi wanita-wanita muda yang paling cantik.
Wanita A merasa bahwa apa yang terjadi pada mereka yang dibawa pergi juga bisa terjadi pada dirinya, "Kami harus melakukan segala sesuatu yang mereka minta. Kami dipaksa untuk melakukan semuanya."
Namun demikian, ketika ditanya Guardian tentang permintaan ISIS kepadanya untuk melakukan hubungan seks, wanita A hanya menunduk dan diam saja. Ia tidak menjawab.
Pada suatu hari, wanita A mendapat kesempatan untuk melarikan diri. Peristiwa itu berlangsung saat malam hari.
"Ada sekitar 30 anggota ISIS di markas, beberapa di antaranya sedang tidur. Jam 11 malam, saya melarikan diri dari markas itu bersama dengan seorang perempuan lain."
Pelariannya panjang dan tidak mudah, katanya, "Kami berjalan hingga jam 7 pagi, kami tidak memakai sepatu. Saat itu turun hujan dan lumpur di mana-mana."
"Sepupu saya menjelaskan rute pelarian kepada saya dan kami harus merangkak bertiarap di sepanjang lembah."
Kelompok ISIS menyadari pelarian itu dan mereka mengejar dua wanita tersebut dengan membawa lampu senter dan dibantu oleh anjing-anjing.
"Kami terpaksa bersembunyi di balik pepohonan dan menunggu hingga mereka pergi sebelum kami melanjutkan lagi. Kemudian kami berlari sekencangnya."
Pada sekitar pukul 7 pagi, mereka tiba di puncak gunung Sinjar.
Wanita A berharap agar semua tawanan dibebaskan, termasuk adik perempuannya yang sekarang terpisah dari ibunya.
"Apa yang mereka lakukan terhadap saya, mereka lakukan juga kepadanya."
"Ia seorang anak yang baru berusia 10 tahun, seharusnya bersama-sama dengan ibunya. Tapi mereka juga melakukan ini terhadap anak-anak perempuan berusia 7 tahun. Semoga Tuhan menghukum mereka atas apa yang telah mereka perbuat."
Advertisement
Diterima Kembali, Lahir Kembali
Seorang wanita lain, wanita B, juga menceritakan kisah pelariannya. Kelompok ISIS tidak peduli pada usia korbannya,
"Entah itu seseorang berusia 20 tahun atau 9 tahun, tidak ada bedanya bagi mereka."
"Saya menyaksikan dengan mata sendiri. Berat rasanya membawa beban ini, mungkin bunuh diri akan menjadi lebih mudah."
Sama dengan wanita pertama yang diwawancarai Guardian, wanita ke dua ini juga memberi reaksi suram ketika ditanya tentang permintaan ISIS untuk melakukan hubungan seks.
Wanita B hanya menunduk, menerawang, dengan mata berlinang. Raut mukanya berubah, lalu ia membuang muka. Diam.
Kemudian, ia juga menceritakan kisah pelariannya.
"Setelah upaya kabur pertama kali, saya ditangkap. Tangan saya diikat dan saya disiksa. Semakin lama semakin berat."
Hukuman dimulai dengan kurungan dalam rumah, seorang diri. Setelah percobaan kabur itu, pemiliknya membawa wanita tersebut ke rumah tempat tinggal keluarganya dan dikurung selama 2 bulan.
"Suatu malam, saya berhasil kabur. Saya lari ke jalan di depan, lalu masuk ke halaman. Di sana, saya memohon perlindungan kepada sejumlah pria."
Mereka menanyakan apakah ia seorang Yazidi. Wanita itu membenarkan, lalu memohon agar tidak diserahkan kepada ISIS.
"Berbekal identitas palsu Arab, saya naik taksi ke Kirkuk. Seorang pria Yazidi menjemput saya dan kami pergi ke pihak berwenang di Erbil."
Dari Erbil, wanita itu pergi menemui Baba Sheikh, seorang pemimpin spiritual Yazidi dan menceritakan apa yang telah dialaminya.
"Saya bertanya apakah saya masih bisa diterima dalam iman Yazidi. Ketika dikatakan bahwa saya kembali menjadi salah satu dari mereka, saya merasa lahir kembali."
Wanita B juga mengungkapkan bahwa ia diminta memeluk Islam, lalu diminta salat dan membaca Alquran.
"Bukan hanya itu, saya harus menghafal Alquran. Begitulah yang diwajibkan, pelajari atau mati."
Tapi, ia merasa bahwa apa yang dilakukan ISIS adalah kesia-siaan, karena "Hati saya terikat kepada iman saya sendiri."
Yang jelas, setelah semua pengalaman itu, ia hingga kini masih terus memikirkan nasib keluarganya yang masih menjadi tawanan ISIS.
Terkini Lainnya
Cegah Penyusupan ISIS, PBB Minta Dunia Berbagi Data Penerbangan
Abu Sayyaf, Tukang Jagal ISIS Tewas di Irak
Dipicu Patung Budak Seks, Jepang Tarik 2 Diplomat dari Korsel
Dipaksa Melakukan Semuanya
Diterima Kembali, Lahir Kembali
ISIS
Irak
Budak Seks
Budak Seks ISIS
Euro 2024
Sudah 39 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Bocoran Terkait Masa Depannya di Portugal
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Copa America 2024
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
Kaesang Pangarep Ungkap PSI-PKS Jalin Kerja Sama di Pilkada untuk 3 Wilayah Ini
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
8 Juli 1972: Penulis dan Revolusioner Palestina Ghassan Kanafani Tewas di Tangan Israel
Populer
Kampung UFO Pertama Hadir di Indonesia pada Hari UFO Nasional
PBB Dorong Literasi Inklusif dan Pembelajaran Kreatif Lewat Festival Sastra Anak
PM Prancis Mundur Usai Sayap Kiri Unggul dalam Pemilu Legislatif
Turki Siap Pulihkan Hubungan dengan Suriah, Ini Kata Erdogan
Kejutan di Pemilu Prancis 2024, Sayap Kiri Unggul dalam Perolehan Suara
Pengunjung Taman Nasional Death Valley AS Meninggal Dunia Akibat Suhu Panas Ekstrem
Netanyahu Ogah Hentikan Perang di Jalur Gaza
Adik Kim Jong Un Murka dengan Latihan Militer Korea Selatan di Dekat Wilayah Perbatasan
Jumlah Anak Putus Sekolah di Pakistan Mengalami Peningkatan
Pegi Setiawan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Pegi Setiawan Bakal Dibebaskan, Komnas HAM Pastikan Penyelidikan Kasus Vina Cirebon Berlanjut
Hotman Paris Ajak Pegi Setiawan Makan Ramen Setelah Status Tersangka Kasus Vina Cirebon Batal
Berita Terkini
Profil Dewi Paramita, Mantan Ibrahim Risyad yang Jadi Sorotan Warganet
Menpora: Presiden Jokowi Lepas Kontingen Olimpiade Paris 2024 pada 10 Juli
Peristiwa Dahsyat dan Menakjubkan Di Bulan Muharram, Bulan Keberkahan bagi Para Nabi
Respons Golkar soal Nagita Slavina Diusulkan Jadi Wagub Sumut Pendamping Bobby Nasution
Top 3 Berita Hari Ini: Turis Indonesia Rugi hingga Rp20 Juta Saat Liburan ke Jepang, Beri Saran Pesan Tiket Pesawat Lintas Kota
Pria Mabuk Tikam Bayi Berulang-ulang di Indragiri Hilir hingga Tewas
Adhi Karya Minta PMN Rp 2 Triliun Buat Garap Tol Joglosemar
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Kepastian Hukum jadi Kunci Picu Kinerja Industri Manufaktur di Indonesia
Orang Tua di Jepang Tuai Kecaman Usai Biarkan Anaknya di dalam Mobil demi Konten
Industri Plastik Lokal Terancam Gulung Tikar, Ini Sebabnya
Jokowi Sebut Cuti Melahirkan 6 Bulan untuk Ibu Hamil Sangat Manusiawi
Kemendagri Bersama KPK dan BPKP Perkuat Fungsi APIP untuk Berantas Praktik Korupsi di Pemda
Hidrogen jadi Energi Alternatif Tekan Emisi Karbon
Bos Hutama Karya: Korupsi Pengadaan Tanah Tak Gunakan Dana PMN