, Berlin - Mantan sekretaris ketua propaganda Nazi, Brunhilde Pomsel, mengungkap masa-masa saat ia bekerja sebagai asisten tangan kanan Hitler. Sejak 1942, perempuan itu bekerja sama dengan agitator Hilter yang membuat rakyat Jerman membenci kaum Yahudi.
Sebelum menjadi bagian rezim 'pemusnah' Yahudi, Pomsel justru pernah dua kali bekerja untuk orang yang disebut Hitler sebagai kasta rendahan. Hal tersebut bermula pada 1926, ketika Pomsel mulai magang di sebuah produsen grosir milik seorang Yahudi.
Baca Juga
Saat ia menganggur di tahun 1929, Pomsel bekerja sebagai sekretaris steno untuk broker asuransi Yahudi, Dr Hugo Goldberg. Pada 1933, perempuan itu bekerja paruh waktu untuk Dr Goldberg dan penulis Nazi, Wulf Bley.
Advertisement
Namun saat Goldberg melarikan diri dari Jerman, Pomsel mendapat pekerjaan baru di stasiun penyiaran Jerman dan bergabung dengan partai Hitler.
Saat bekerja di stasiun radio, ia diangkat menjadi asisten Joseph Goebbels, ketua propaganda Nazi. Dari sanalah memori Pomsel saat menjadi asisten tangan kanan Hitler bermula.
Kepala Propaganda Nazi di Mata Pomsel
Pomsel yang saat ini tinggal di panti jompo di pinggiran kota Muncih, hadir dalam pidato terkenal 'Total War' di Berlin pada 1943, menyusul kekalahan tentara Jerman di Stalingrad.
Dikutip dari Daily Mail, Rabu (17/8/2016), ia sering dipaksa duduk di samping Goebbels saat makan malam di rumah pulaunya di sebuah danau dekat Berlin --sebuah tempat di mana pria hidung belang merayu banyak wanita simpanannya.
Perempuan yang saat ini telah berusia 105 tahun itu pun tak lupa menyampaikan kesannya terhadap Kepala Propaganda Nazi, Joseph Goebbels, saat ia menjadi asistennya.
Pomsel mendeskripsikan Goebbels sebagai orang yang sangat mencintai dirinya sendiri, menyendiri, dingin, dan kaku seperti tongkat berjalan yang dibawanya.
"Goebbels merupakan pria yang enak dipandang. Ia tak tinggi, agak pendek...Namun ia memiliki pakaian bagus dengan kain terbaik," kenang Pomsel.
"Tangannya selalu rapi, mungkin ia melakukan manikur setiap hari. Tak ada yang bisa dikritisi, tak ada kesalahan padanya. Namun tak peduli seberapa elegan dirinya, ia berjalan pincang. Anda bisa merasa sedikit kasihan padanya,"
"Ia menutupinya dengan menjadi lebih sombong. Sombong dan percaya diri. Ia adalah seseorang dengan air muka yang memancarkan ketenangan," tambahnya.
Meskipun berada di tengah rezim Nazi dan menjadi asisten terpercaya, Pomsel mengaku tak menyadari adanya Holocaust --meskipun salah satu teman sekolah terdekatnya meninggal di Auschwitz.
"Aku secara pribadi tak pernah melakukan sesuatu yang jahat, namun aku menyalahkan diriku sendiri pada saat itu karena sangat tak tertarik dengan politik," ujar Pomsel.
"(Saat itu) sebenarnya aku telah cukup dewasa untuk mengenali penjahat yang berbohong. Namun itu kebodohan saya."
"Aku tak pernah memaafkan Goebbels atas apa yang ia telah lakukan kepada dunia, atau fakta bahwa ia telah membunuh anaknya yang tak bersalah," imbuhnya.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Detik-Detik Terakhir Hitler dan Keruntuhan Nazi
Detik-Detik Terakhir Hitler dan Keruntuhan Nazi
Adolf Hitler bunuh diri dengan cara menembak kepalanya sendiri pada 30 April 1945.
Di sebuah bungker bawah tanah tempatnya menghembuskan napas terakhir, sang istri, Eva Braun, turut menyusulnya dengan cara menelan pil berisi sianida.
Saat peristiwa itu terjadi, Pomsel berada di bungker terpisah tempat Hitler dan Eva Braun mengakhiri nyawanya sendiri.
"Aku berada di bunker ketika asisten Goebbels, Letnan Schwagermann, datang dan berkata 'Hitler telah bunuh diri'," ujar Pomsel.
"Itu hal pertama yang kami tahu. Ya, semua orang tahu apa maksud itu. Perang telah berakhir dan kita kalah. Itu telah jelas," tambahnya.
Berselang 24 jam setelah Hitler memutuskan bunuh diri, Goebbels memutuskan bunuh diri, bersama dengan istri dan anak-anaknya.
Mereka yang tetap berada di dalam bungker memotong karung tepung berwarna putih untuk dijadikan bendera, agar mereka dapat menyerah kepada pasukan Soviet yang kian mendesak.
Pomsel kemudian ditangkap dan menghabiskan lima tahun di tahanan. Namun ia kembali ke perusahaan penyiaran Jerman ARD, menjadi sekretaris eksekutif untuk koordinator ARD Lothar Hartmann, hingga pensiun pada 1971.
Generasi di Bawah Bayangan Nazi
Dalam satu kesempatan wawancara, Pomsel yang hidup lebih dari satu abad juga sempat mengungkapkan perbedaan yang terdapat pada generasi dahulu dan sekarang.
"Itu yang orang-orang zaman sekarang tak dapat pahami. Dulu kehidupan sangat berbeda dan berpikiran sempit. Itu dimulai dari cara mengasuh anak, jika Anda nakal, maka Anda akan dipukul," tutur Pomsel.
"Kau tak mendapat kasih sayang dan pengertian yang cukup. Hal itu menjadi bagian dari kehidupan keluarga, untuk mengikuti aturan, dan pada saat yang sama, (Anda terbiasa) sedikit menipu, berbohong atau menyalahkan orang lain," imbuhnya.
Hidup di bawah teror Nazi, Pomsel meyakini kebanyakan orang akan melakukan sedikit usaha untuk membantu mereka yang dibunuh oleh rezim yang dipimpin Hitler.
"Orang-orang hari ini mengatakan bahwa mereka akan berbuat lebih banyak bagi Yahudi yang dianianya. Saya benar-benar percaya bahwa mereka sungguh-sungguh mengatakan itu. Namun mereka tak akan melakukannya. Pada saat itu seluruh negeri seperti berada di bawah kubah. Kami semua berada di dalam kamp konsentrasi besar," kenangnya.
Ingatan dan kisahnya sebagai asisten propaganda Nazi diangkat ke sebuah film dokumenter berjudul A German Life yang baru-baru ini dirilis di Festival Film Munich.
Terkini Lainnya
Rusia Rayakan Hari Kemenangan Perang Dunia II, Putin Peringatkan Barat: Pasukan Kami Siap Tempur
Detik-Detik Terakhir Hitler dan Keruntuhan Nazi
Histori
Adolf Hitler
Brundhilde Pomsel
Joseph Goebbels
Nazi
Euro 2024
Sudah 39 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Bocoran Terkait Masa Depannya di Portugal
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Copa America 2024
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
Kaesang Pangarep Ungkap PSI-PKS Jalin Kerja Sama di Pilkada untuk 3 Wilayah Ini
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
8 Juli 1972: Penulis dan Revolusioner Palestina Ghassan Kanafani Tewas di Tangan Israel
Populer
Kejutan di Pemilu Prancis 2024, Sayap Kiri Unggul dalam Perolehan Suara
Mengenal Jean-Luc Melenchon Pemimpin Sayap Kiri yang Partainya Unggul dalam Pemilu Prancis 2024
3 Anak Tewas dalam Insiden Kebakaran Rumah, Seorang Pria Diamankan Polisi Australia
8 Juli 1972: Penulis dan Revolusioner Palestina Ghassan Kanafani Tewas di Tangan Israel
Dalai Lama Bantah Rumor Kesehatannya yang Memburuk pada Ulang Tahun ke-89
Adik Kim Jong Un Murka dengan Latihan Militer Korea Selatan di Dekat Wilayah Perbatasan
Pengunjung Taman Nasional Death Valley AS Meninggal Dunia Akibat Suhu Panas Ekstrem
PBB Dorong Literasi Inklusif dan Pembelajaran Kreatif Lewat Festival Sastra Anak
Turki Siap Pulihkan Hubungan dengan Suriah, Ini Kata Erdogan
Hujan Deras Picu Longsor dan Banjir di Nepal, 11 Orang Tewas
Pegi Setiawan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Pegi Setiawan Bakal Dibebaskan, Komnas HAM Pastikan Penyelidikan Kasus Vina Cirebon Berlanjut
Hotman Paris Ajak Pegi Setiawan Makan Ramen Setelah Status Tersangka Kasus Vina Cirebon Batal
Berita Terkini
Kepastian Hukum jadi Kunci Picu Kinerja Industri Manufaktur di Indonesia
Orang Tua di Jepang Tuai Kecaman Usai Biarkan Anaknya di dalam Mobil demi Konten
Industri Plastik Lokal Terancam Gulung Tikar, Ini Sebabnya
Kemendagri Bersama KPK dan BPKP Perkuat Fungsi APIP untuk Berantas Praktik Korupsi di Pemda
Hidrogen jadi Energi Alternatif Tekan Emisi Karbon
Bos Hutama Karya: Korupsi Pengadaan Tanah Tak Gunakan Dana PMN
Mahasiswa Unesa Peraih Medali AUG 2024 Diganjar Beasiswa dan Bebas Skripsi
Saksikan Sinetron Di Antara Dua Cinta di SCTV Episode Senin 8 Juli 2024 Pukul 21.30 WIB, Simak Sinopsisnya
Sebelum Peluru Maut Meletus, Anggota DPRD Lampung Sempat Lepaskan 7 Kali Tembakan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Jadi Menkeu Baru Inggris, Rachel Reeves Bocorkan Rencana Pulihkan Ekonomi
Kaesang Pangarep: Harusnya PKS Usung Kadernya Sendiri Jadi Cagub Jakarta
70 Persen Ibu Hamil Konsumsi Kental Manis, YAICI: Itu Bukan Susu
Sirkuit Mandalika Gelar Balap Mobil Radical Perdana Oktober 2024
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024