uefau17.com

Pejabat AS Jadikan Literasi Digital Senjata untuk Perangi Misinformasi - Cek Fakta

, Jakarta- Pejabat Senior Amerika Serikat untuk Diplomasi dan Urusan Publik, Elizabeth Allen menekankan berbagi cara untuk memperkuat lingkungan informasi secara global, khususnya dalam memerangi misinformasi dengan para sekutu Amerika Serikat.

Allen mengatakan, literasi media dan literasi digital menjadi cara yang diyakini dapat membuat masyarakat menjadi konsumen informasi yang lebih baik. Dua keterampilan tersebut akan memperbaiki pemahaman dalam mengkonsumsi informasi. Selain itu,  dukungan kepada media independen adalah hal yang penting  dalam menciptakan ruang informasi global menjadi lebih sehat.

“Mendukung media independen sebenarnya merupakan salah satu hal terpenting yang dapat kita lakukan secara global untuk membuat ruang informasi menjadi lebih sehat. Selain itu, mengajarkan literasi media, literasi digital dapat membantu masyarakat menjadi konsumen informasi yang lebih baik. Hal ini juga membantu mereka dalam memahami perbedaan antara sumber dan standar editorial yang sangat penting," ujarnya dalam kunjungannya ke Pasifik dan Australia dilansir dari The Standard Australia.

Selanjutnya, dalam sebuah meja bundar dengan para wartawan di Sydney selama kunjungannya di Australia, Allen mengatakan bahwa salah satu hal terpenting untuk memerangi misinformasi adalah dengan memprioritaskan kredibilitas sektor pemerintah.

“Kredibilitas berbagai pihak, di negara mana pun, dipengaruhi oleh apakah masyarakat mengetahui bahwa apa yang mereka sebarkan adalah sebuah propaganda atau mengetahui bahwa mereka dengan sengaja menyebarkan informasi yang salah. Untuk itu, perlu tanggung jawab pemerintah dalam menyediakan platform untuk menyampaikan informasi yang benar, serta visi yang positif dan proaktif,” jelasnya.

Namun, menurutnya juga, melawan misinformasi hanya dengan memproduksi berita benarnya saja sangatlah tidak efektif di era modern saat ini. Ia menyebut perlu langkah kolaborasi dengan influencer dari berbagai platform media sosial untuk bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas.

“Sebagai pemerintah AS, kami memiliki suara yang spesifik dan kredibilitas kami sangat penting bagi kami. Untuk itu, kami harus benar-benar kreatif dan inovatif dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat," ujar Allen.

Allen mengakui, meskipun begitu, pemerintah tidak dapat mengendalikan arus konten. Namun, setidaknya beberapa cara tadi dapat menjadi langkah yang lebih baik dalam menciptakan lingkungan informasi yang sehat bagi masyarakat.

Kunjungannya ke Australia ini bertepatan dengan penolakan suara penduduk asli di parlemen oleh para pemilih Australia, sekaligus menyusul kampanye yang sering kali diwarnai dengan misinformasi, disinformasi, dan politisasi.

Selama sembilan hari kunjungannya, ia telah mengunjungi Fiji, Vanuatu, dan Australia. Allen  akan mengakhiri perjalanan diplomatiknya dengan mengunjungi Santiago di Chili.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta  pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta  bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat