, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memacu kinerja industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika (ILMATE) agar memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan sektor manufaktur dan ekonomi nasional.
Pada 2016, sektor ILMATE tumbuh hingga 3,87 persen dengan menyumbangkan sekitar 4,93 persen terhadap total produk domestik bruto (PDB) nasional.
"Share industri manufaktur harus terus ditingkatkan karena selama ini menjadi penggerak utama bagi pertumbuhan ekonomi. Targetnya dapat mencapai 30 persen. Saat ini, baru sekitar 18 persen, masih butuh 12 persen lagi. Untuk itu, kami akan mendorong melalui tiga kelompok industri, yakni logam, kimia dan agro," kata Dirjen ILMATE Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan di Jakarta, seperti ditulis Minggu (28/5/2017).
Advertisement
Dua subsektor ILMATE, merupakan kontributor terbesar terhadap PDB sektor industri non-migas tahun 2016, yaitu industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik sebesar 10,71 persen, serta industri alat angkutan 10,47 persen. Sedangkan, kontribusi industri logam dasar di kisaran 3,96 persen, serta industri mesin dan perlengkapan 1 ,78 persen.
"Sekarang kami fokus mendongkrak kinerja industri logam dasar berbasis mineral, yang meliputi besi baja, aluminium, tembaga dan nikel," ujar Putu.
Baca Juga
Apalagi logam dasar sebagai bahan baku pokok produksi di sektor industri lainnya serta menunjang pembangunan infrastruktur yang sedang gencar dijalankan pemerintah.
"Jadi, peluangnya masih sangat besar, terutama ada pelarangan ekspor minerba melalui Undang-Undang dan kebutuhan baja yang tinggi di dalam berbagai proyek," ujar dia.
Oleh karena itu, Kemenperin mendorong hilirisasi keempat logam mineral tersebut karena mempunyai efek berganda bagi perekonomian Indonesia melalui investasi dan peningkatan nilai tambah.
"Untuk menumbuhkan investasi industri smelter, kami telah menyusun rekomendasi kebijakan insentif, seperti kemudahan memperoleh fasilitas tax holiday dan tax allowance, " ujar dia.
Lebih lanjut, Putu menyatakan, pihaknya juga fokus melakukan pengembangan industri elektronika dan telematika pada penumbuhan industri komponen, telepon selular, serta perangkat lunak dan konten multimedia. "Strategi yang kami laksanakan, antara lain menerapkan aturan SNI, TKDN, dan kontrol IMEI," kata dia.
Untuk pengembangan industri permesinan dan alat mesin pertanian, Kemenperin fokus pada industri pembangkit energi, industri alat berat, industri barang modal, komponen, bahan penolong dan jasa industri, serta industri alat kesehatan. "Industri alsintan dan alat kesehatan, diusulkan mendapatkan pembiayaan ekspor melalui program penugasan khusus ekspor sebesar Rp 150 miliar untuk tahun 2017," ujar dia.
Selanjutnya, pengembangan industri kendaraan bermotor dengan fokus pada komponen otomotif, penggerak mula (engine) BBM, gas dan listrik, perangkat transmisi (power train), serta alat berat.
Pada industri kedirgantaraan meliputi pengembangan pesawat terbang propeler, komponen pesawat, dan perawatan pesawat. Industri perkapalan, yakni kapal laut, komponen kapal (mekanikal dan elektronik), serta perawatan kapal. Sedangkan untuk industri kereta api, kereta diesel dan listrik.
"Melalui berbagai rencana aksi yang dilakukan, kami menargetkan pertumbuhan sektor ILMATE bisa mencapai empat koma sekian persen pada tahun 2017," tegas Putu.
Guna mendukung sasaran tersebut, di antaranya perlu pula penciptaan iklim usaha yang kondusif, pembangunan infrastruktur, pengelolaan sumber daya alam dan penyiapan tenaga kerja yang kompeten sehingga mampu menarik investor untuk menanamkan modalnya di dalam negeri.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Akselarasi Industri Baja
Akselerasi industri baja
Sementara itu, Putu menyampaikan, Kemenperin fokus mengakselerasi pengembangan industri baja di Indonesia. Alasannya adalah untuk menjadi negara industri yang maju, keberadaan industri baja mutlak diperlukan sebagai pondasi dasar bagi sektor manufaktur agar dapat tumbuh dan berkembang.
Dia menuturkan, Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya mineral logam yang melimpah, sehingga sudah seharusnya memiliki industri baja yang kuat, tangguh dan mandiri. "Industri baja merupakan industri logam yang paling utama, karenanya disebut sebagai mother of industry yang menopang kebutuhan sektor lainnya," tegas Putu.
Kemenperin mencatat, kebutuhan baja domestik saat ini mencapai 12-14 juta ton per tahun. Namun, kapasitas produksi industri baja nasional sebesar 7-9 juta ton per tahun. "Kami baru bisa memasok hingga 6-8 juta ton, dan potensinya memang masih sangat besar sehingga perlu investasi tambahan," tutur dia.
Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN), hingga 2024, Indonesia ditargetkan mampu memproduksi baja sebanyak 17 juta ton per tahun, dengan fokus pada baja-baja bernilai tambah tinggi. Pada tahun 2035, diharapkan industri baja nasional sudah memiliki kapasitas produksi mencapai 25 juta ton per tahun.
Guna memenuhi sasaran tersebut, Kemenperin tengah mendorong percepatan beberapa proyek pembangunan industri baja yang tersebar di wilayah Indonesia. Pertama adalah Proyek 10 Juta ton di Cilegon, Banten. Pembangunan ini diharapkan dapat memberikan multiplier effect berupa penyerapan tenaga kerja langsung sebanyak 45.000 orang dan tidak langsung mencapai 375.000 orang. Selain itu, pendapatan pajak sekitar US$ 0,17 miliar dan kontribusi terhadap PDB sebesar 0,38 persen.
Proyek yang kedua adalah industri berbasis nikel dan baja tahan karat (stainless steel) di Morowali Sulawesi Tengah. Kawasan Industri Morowali memiliki lahan seluas 2.000 hektar, ditargetkan dapat menarik investasi sebesar US$ 6 miliar atau setara Rp 78 triliun, dengan menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 20 ribu orang, dan tidak langsung sekitar 80 ribu orang.
"Dari kawasan tersebut, juga ditargetkan bisa menghasilkan empat juta ton baja stainless steel, dan pabrik baja karbon berkapasitas empat juta ton yang saat ini dalam tahap perencanaan," ungkap Putu.
Ketiga, proyek pengembangan industri baja di Batulicin, Kalimantan Selatan. "Saat ini, sudah ada industri baja di sana, yaitu PT Meratus Jaya Iron Steel. Namun diperlukan dukungan dari seluruh pihak agar industri baja di kawasan ini dapat tumbuh dan berkembang," ujar dia.
Dalam upaya penyiapan sumber daya manusia yang siap kerja di kawasan industri Morowali dan Batulicin, Kemenperin telah menginisiasi pembangunan Politeknik, sehingga putra-putri daerah dapat berperan lebih aktif dalam membangun industri di kawasan tersebut.
Selain itu, berbagai program yang dilakukan, antara lain fasilitasi penjajakan kerja sama investor asing dengan mitra dalam negeri, promosi investasi, pendampingan perolehan insentif bagi industri baja, perumusan regulasi yang mendukung industri baja, pembentukan Steel RnD Center, serta penerapan kebijakan penggunaan produk dalam negeri pada proyek-proyek Pemerintah maupun swasta.
Direktur Industri Logam Kemenperin Doddy Rahadi menuturkan, Indonesia berada di peringkat ke-6 Asia dalam hal produksi baja kasar (crude steel) yang mencapai 8 juta ton per tahun.
"Namun kita tidak boleh berlengah diri, karena negara ASEAN lainnya tengah berbenah untuk memajukan industri bajanya, seperti Vietnam, yang memiliki rencana untuk membuat 10 Blast Furnaces sampai dengan tahun 2030, untuk memajukan industri baja dan industri perkapalannya," papar dia.
Untuk itu, perlu adanya perbaikan-perbaikan dan harmonisasi regulasi untuk menjamin kepastian industri baja nasional dapat tumbuh dan berkembang. Dari aspek energi, tantangan yang dihadapi industri baja adalah harga listrik dan gas yang masih tergolong tinggi.
"Kenaikan harga listrik 1 sen per kWh, dapat menaikkan ongkos produksi baja mencapai US$ 8 per ton," ungkap Doddy.
Kemenperin pun telah mengusulkan untuk harga gas kebutuhan produksi baja dapat berada di kisaran US$ 3-4 per mmbtu, sehingga industri baja berbasis gas dapat beroperasi kembali. Pada awalnya harga gas bagi industri baja mencapai US$ 6,3 per mmbtu.
Dalam upaya mendukung daya saing dan tumbuhnya industri baja, dari aspek teknologi, perlu adanya revitalisasi terhadap permesinan di industri baja sehingga produksi menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan.
"Kemenperin juga memfasilitasi investor dalam memperoleh insentif seperti tax allowance dan pembebasan bea masuk untuk barang modal," jelas dia.
Terkini Lainnya
Kemenperin Usul Pendidikan Vokasi Jadi Syarat Dapatkan Insentif
Sektor Industri Ini Tumbuh Signifikan di Kuartal I 2017
Kemenperin Susun Strategi Hadapi Revolusi Industri Keempat
Akselarasi Industri Baja
kemenperin
Sektor Manufaktur
Industri Logam
Euro 2024
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
Sudah 39 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Bocoran Terkait Masa Depannya di Portugal
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Copa America 2024
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
Kaesang Pangarep Ungkap PSI-PKS Jalin Kerja Sama di Pilkada untuk 3 Wilayah Ini
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
TOPIK POPULER
INFO LOWONGAN KERJA
Kementerian ESDM Buka Informasi Lowongan Kerja Energi Terbarukan Lewat Daring, Cek Linknya
Lowongan Kerja bagi Lulusan D3 dan S1, Simak Posisi dan Syaratnya
Platform Digital jadi Destinasi Favorit Pencari Kerja, Bantu Tekan Pengangguran
Populer
Pembayaran Klaim BRI Life Tembus Rp 1,2 Triliun di Kuartal I 2024
Gelombang Pertama ASN Pindah ke IKN Mulai September 2024, Siap-Siap!
Siap-Siap Harga Emas Melonjak Lagi Minggu Ini, Beli atau Tahan?
Harga Emas Antam Hari Ini Bertahan di Rp 1.396.000 per Gram
7 Perusahaan di Bawah Kemenkeu Sepakat Selamatkan DAS Serayu
Kawasan GBK Diusulkan Jadi PSN Khusus Olahraga dan Hiburan
Spin-off Unit Usaha Syariah Tahun Depan, BTN Siapkan Dana Jumbo
OJK Luncurkan Peta Jalan Dana Pensiun 2024-2028
BCA Naikkan Biaya Admin Bayar Tagihan Telkom dan Indihome, Cek Rinciannya!
Data Kemenperin: 11 Ribu Buruh Kena PHK Sejak Permendag 8/2024 Terbit
Pegi Setiawan
Pegi Setiawan Menang Praperadilan, Salah Tangkap atau Salah Prosedur?
Pegi Setiawan Bebas, Kapolri: Kita Hormati Putusan Pengadilan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Pegi Setiawan Bakal Dibebaskan, Komnas HAM Pastikan Penyelidikan Kasus Vina Cirebon Berlanjut
Berita Terkini
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Ternyata Menjawab Seperti ini saat Nama Rasulullah Disebut Salah, Begini yang Benar Kata Gus Baha
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
Hari Satelit Palapa 9 Juli, Peluncuran Satelit Pertama Indonesia pada 1976
Pegi Setiawan Menang Praperadilan, Salah Tangkap atau Salah Prosedur?
Diduga Telantarkan Istri dan 3 Anaknya, Anggota Polda Sulsel Dilapor ke Propam
Pegi Setiawan Bebas, Kapolri: Kita Hormati Putusan Pengadilan
Target Hattrick Juara Umum PON, 148 Atlet Jabar Berlatih di Korea Selatan
Profil Dewi Paramita, Mantan Ibrahim Risyad yang Jadi Sorotan Warganet
Menpora: Presiden Jokowi Lepas Kontingen Olimpiade Paris 2024 pada 10 Juli
Peristiwa Dahsyat dan Menakjubkan Di Bulan Muharram, Bulan Keberkahan bagi Para Nabi
Respons Golkar soal Nagita Slavina Diusulkan Jadi Wagub Sumut Pendamping Bobby Nasution
Top 3 Berita Hari Ini: Turis Indonesia Rugi hingga Rp20 Juta Saat Liburan ke Jepang, Beri Saran Pesan Tiket Pesawat Lintas Kota
Pria Mabuk Tikam Bayi Berulang-ulang di Indragiri Hilir hingga Tewas