uefau17.com

Beli TNT Express, FedEx Rogoh Kocek Rp 62,3 Triliun - Bisnis

, - Federal Express Corporation (FedEx) memastikan akan membeli perusahaan logistik asal Belanda TNT Express senilai 4,4 miliar euro (US$ 4,8 miliar) atau setara Rp 62,3 triliun (Kurs: 12.987 per dolar AS). Aksi Akuisisi tersebut diambil demi mengalahkan kompetitornya di pasar Eropa yaitu United Parcel Service (UPS) dan Deutsche Pos.

Perusahaan jasa pengiriman asal Amerika Serikat (AS)  itu akan membeli saham TNT sebesar 8 euro per lembar secara tunai. Harga saham itu lebih dari 33 persen dari harga penutupan pada pekan lalu.

"Aksi akuisisi ini akan menekan biaya kami dalam melayani pasar Eropa," ungkap FedEx Communications Vice President Patrick Fitzgerald dilansir dari Reuters., Selasa (7/4/2015).

Pada 2013, regulator Eropa telah memblokir pembelian TNT oleh UPS karena dikhawatirkan bisa melumpuhkan persaingan usaha. Padahal kala itu, UPS menawar TNT lebih mahal dibandingkan harga yang dipatok FedEx yaitu 9,5 euro per lembar.

Analis ING memperkirakan saat ini Deutsche Post DHL menguasai pangsa pasar 19 persen di Eropa, diikuti oleh UPS dengan 16 persen, TNT dengan 12 persen dan FedEx 5 persen.

Itu berarti, kesepakatan jual beli ini akan melontarkan FedEx ke tempat kedua dengan menguasai 17 persen pangsa pasar, mengeser posisi UPS. Usai harga penawaran diumumkan, harga saham TNT melompat lebih dari 30 persen.

"FedEx menjadi predator yang paling logis bagi TNT Express," kata analis dari ABN Amro Maarten Bakker.

Pemegang saham terbesar TNT, PostNL (PTNL.AS), juga akan melepas 14,7 persen saham untuk FedEx. Saham PostNL pun ikut naik 17 persen.

Pangsa pasar TNT di Eropa telah merosot sebanyak 5 persen sejak batalnya kesepakatan UPS. Perseroan telah  melepas sejumlah bisnis dan investasi besar-besaran di jaringan jalan untuk mempertahankan konsumen di tengah lesunya pasar jasa pengiriman di Eropa.

TNT mencatatkan rugi 137 juta euro pada kuartal IV 2014. Tapi pada tahun ini, TNT menargetkan bisa mengantongi untung 250 juta euro sebagai hasil dari restrukturisasi biaya dalam dua tahun mendatang. (Ndw)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat