uefau17.com

Panjatkan Doa Ini Agar Mudah Dapat Kerja - Regional

, Bandung - Data BPS 2023 yang mencatat hampir 10 juta Gen Z tak punya kegiatan alias menganggur. BPS memasukan mereka ke dalam kategori "youth not in education, employment, and training" (NEET).

Belum lagi ditambah pekerja yang terdampak pemutusan hubungan kerja alias PHK oleh perusahaannya. Beberapa waktu lalu di Provinsi Jawa Barat (Jabar) perusahaan sepatu legendaris Bata gulung tikar dan memecat seluruh karyawannya.

Menyikapi hal tersebut, sebagai muslim sikap terbaik adalah sabar dan ikhtiar mencari pekerjaan baru. Selain usaha, doa juga harus dipanjatkan.

Doa adalah senjata kaum mukmin. Berikut ini doa agar dimudahkan oleh Allah Swt untuk mendapatkan pekerjaan atau cepat bekerja.

Di dalam Islam, dijelaskan bagaimana seorang Muslim agar berusaha dan juga berdoa kepada Allah SWT agar bisa dipermudah dalam mendapatkan pekerjaan.

Berikut ini doa ketika kita sulit mendapatkan pekerjaan dicuplik dari laman Risalah Islam, Jumat, 7 Juni 2024:

1. Doa Mudah Dapat Kerja dalam Al-Qur'an

Doa pertama adalah doa Nabi Musa a.s. ketika ia membantu dua wanita penggembala mendapatkan air minum untuk kambing gembalaan mereka.

رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

"Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku sangat berhajat kepada rezeki pemberian yang Engkau berikan." (QS Al-Qashash: 24).

Doa di atas secara umum adalah doa memohon rezeki. Pekerjaan adalah salah satu sumber atau wasilah rezeki, nafkah buat diri dan keluarga.

2. Doa Mudah Dapat Kerja dalam Hadits

Doa Mudah Dapat Kerja juga diajarkan oleh Rasulullah Saw, sebagaimana dalam hadits-hadits shahih berikut ini.

اَللهُمَّ اغْفِرْلِى ذَنْبِيْ، وَوَسِّعْ خُلُقِيْ، وَطَيِّبْ لِيْ كَسَبِيْ، وَقَنِّعْنِيْ بِمَا رَزَقْتَنِيْ، وَلاَتَذْهَبْ قَلْبِيْ إِلَى شَيْئٍ صَرَّفْتَهُ عَنِّيْ

"Ya Allah, ampunillah dosaku, perluaslah (muliakanlah) akhlakku, berilah untukku pekerjaan yang baik, jadikanlah aku puas menerima apa pun yang Engkau karuniakan kepadaku, dan janganlah Engkau buat hatiku mengingat apa pun yang telah Engkau palingkan dariku". (HR. Ibnu An-Najjar).

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib, dia berkata, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda:

"Apakah kamu mau aku beri lima ribu ekor kambing, atau aku ajari kamu lima kalimat yang memuat kemaslahatan agamamu dan duniamu?" maka aku jawab, "Ya Rasulullah, lima ribu ekor kambing itu banyak, tetapi ajari aku ilmu." Lalu Rasulullah Saw bersabda, "bacalah" (membaca doa di atas).

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Doa Lainnya

Selain doa di atas, masih ada beberapa doa lain yang terkait kemudahan mendapatkan pekerjaan. Berikut ini doa agar mudah dapat kerja lainnya.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima." (HR Ahmad).

اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً

"Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan Engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah." (HR. Ibnu Hibban).

اللهم افتح لنا أبواب الخير وأبواب البركة وأبواب النعمة وأبواب القوة وأبواب الصحة وأبواب السلامة وأبواب الجنة

"Ya Allah, bukakanlah atas kami; pintu-pintu kebaikan, pintu-pintu berkah, pintu-pintu nikmat, pintu-pintu kekuatan, pintu-pintu kesehatan, pintu-pintu keselamatan, dan pintu-pintu surga. Dengan menyebut nama Allah, aku bertawakal kepada-Nya, tidak ada daya serta kekuatan melainkan hanya dengan kekuasaan dan pertolongan Allah."

Mencari Nafkah Termasuk Jihad di Jalan Allah

Jihad Fi Sabilillah (berjuang di jalan Allah) bukan hanya berperang membela Islam dan kaum Muslim. Bekerja mencari nafkah pun termasuk jihad di jalan Allah SWT.

Imam Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, "Sesungguhnya bisa jadi ada seorang yang senantiasa berjihad walaupun tidak pernah menyabetkan pedang -di medan perang- suatu hari pun." (Lihat Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim [6/264] cet. Dar Thaibah).

Ath-Thabarani meriwayatkan dari Abu Hurairah yang berkata, "Tatkala kami (para sahabat) duduk-duduk di sisi Rasulullah Saw, tiba-tiba ada seorang pemuda yang keluar dari jalan bukit. Ketika kami memperhatikannya, maka kami pun berkata, "Kalau saja pemuda ini menggunakan kekuatan dan masa mudanya untuk jihad di jalan Allah!"

Mendengar ucapan para sahabat itu, Rasulullah Saw bersabda:

وَمَا سَبِيلُ اللَّهِ إِلا مَنْ قُتِلَ ؟ مَنْ سَعَى عَلَى وَالِدَيْهِ فَفِي سَبِيلِ اللَّهِ، ومن سعى على عياله ففي سبيل الله، وَمَنْ سَعَى مكاثِرًا فَفِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ.

"Memangnya jihad di jalan Allah itu hanya yang terbunuh (dalam perang) saja? Siapa yang bekerja untuk menghidupi orang tuanya, maka dia di jalan Allah, siapa yang berkerja menghidupi keluarganya maka dia di jalan Allah, tapi siapa yang bekerja untuk bermewah-mewahan (memperbanyak harta) maka dia di jalan thaghut." (HR Thabrani, Al-Mu’jam Al-Ausath).

Hadits yang juga diriwayatkan Al-Bazzar dan Al-Baihaqi itu menegaskan, bekerja mencari nafkah juga merupakan kewajiban dalam Islam dan tergolong jihad di jalan Allah.

Redaksi lain hadits tersebut adalah :

وَمَنْ سَعَى عَلَى نَفْسِهِ لِيُعِفَّهَا فَفِي سَبِيلِ اللهِ , وَمَنْ سَعَى عَلَى التَّكَاثُرِ فَهُوَ فِي سَبِيلِ الشَّيْطَانِ

"Siapa yang bekerja menghidupi dirinya sendiri agar terhormat (tidak meminta-minta) maka dia di jalan Allah, dan siapa yang bekerja untuk memperbanyak harta maka dia di jalan setan."

Dengan hadits tersebut, Rasulullah Saw menegaskan, berkeja mencari nafkah juga termasuk jihad di jalan Allah.

Tentu saja keterangan Rasul ini tidak lantas menafikan apalagi merendahkan jihad dalam arti berperang (qital).

Dalam Risalah Islam, semua jenis jihad adalah mulia, baik mencari nafkah, berperang melawan musuh-musuh Islam dan kaum muslim, menyebarkan kebenaran Islam, maupun jenis jihad lainnya.

 

3 dari 3 halaman

Hampir 10 Juta Gen Z Menganggur

Dilansir kanal Ekonomi, , pengamat ekonomi dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita, menanggapi data BPS 2023 yang mencatat hampir 10 juta Gen Z tak punya kegiatan alias menganggur.

Menurutnya, tingginya angka NEET pada Gen Z tersebut dipengaruhi oleh tujuh faktor utama. Pertama, karena rendahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga daya serap ekonomi atas tenaga kerja baru yang tumbuh, utamanya tentu Gen Z juga cukup rendah.

Sebagaimana diketahui, setiap tahun angkatan kerja baru bertambah, yang tentunya datang dari Gen Z, sebagai generasi angkatan kerja termuda.

Alhasil jika perekonomian nasional menyerab tenaga kerja jauh di bawah tingkat pertumbuhan angkatan kerja baru, maka otomatis peluang angkatan kerja baru menjadi pengangguran semakin tinggi.

Kedua, selain pertumbuhan ekonomi yang kurang tinggi, tingkat Incremental Labour Output Ratio (ILOR) kita juga cukup rendah. Penyerapan tenaga kerja per 1 persen pertumbuhan semakin hari semakin menurun, terutama karena investasi baru banyak terjadi di sektor non tradeble dan karena disrupsi teknologi.

Ketiga, karakter Gen Z sudah tidak sama lagi dengan generasi sebelumnya. Sehingga cara pandang mereka terhadap dunia kerja juga berbeda. Maka sebagian lapangan pekerjaan konvensional yang tersedia terkadang tidak sesuai dengan karakter gen Z.

"Sementara itu, investasi di sektor teknologi dan start up yang cenderung lebih sesuai dengan karakter Gen Z tidak terlalu ekspansif, bahkan belakangan banyak yang gulung tikar. Sehingga menambah potensi pengangguran pada segmen generasi Z," ujarnya.

Komitmen Investor

Keempat, pemerintah belum terlalu optimal mendorong akselerasi investasi di sektor-sektor yang sesuai dengan karakter gen z ini, seperti sektor ekonomi digital, ekonomi kreatif, tourism, dan sejenisnya.

"Pemerintah masih fokus mendorong sektor konvensional yang dianggap strategis dalam memberikan kontribusi kepada pertumbuhan," katanya.

Kelima, di sisi lain, biaya pendidikan semakin hari semakin mahal, yang membuat Gen Z juga akhirnya tidak terlalu tertarik untuk menjajaki jenjang pendidikan ke level selanjutnya.

Keenam, biaya untuk memulai usaha baru atau menjadi enterpreneur juga tidak murah, apalagi Gen Z cenderung sangat konsumtif, sehingga rerata kurang mampu mengumpulkan tabungan untuk dijadikan modal usaha baru.

"Ketujuh, besarnya jumlah NEET di kalangan Gen Z membuktikan bahwa program kartu prakerja gagal," pungkasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat