, Denpasar - Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati tak ragu menyebut jika kualitas pariwisata Bali mengalami penurunan drastis belakangan ini. Penyebabnya, kata tokoh yang karib disapa Cok Ace itu, adalah upaya 'menjual' Bali dengan harga yang murah.
"Bali mengalami penurunan kualitas pariwisata. Salah satu indikasinya adalah penurunan daya beli. Bali dijual murah oleh turis," kata Cok Ace pada seminar dengan tema 'Nangun Sat Kethi Loka Bali sebagai Spirit Pembangunan Ekonomi Bali' di Vasini Hotel, Denpasar, Rabu (20/2/2019).
Pada acara yang diinisiasi Mandiri Jaya Organizer itu ia melanjutkan, selama ini pariwisata merupakan tulang punggung ekonomi Bali selain dari UKM dan sektor pertanian. Pertumbuhan ekonomi Bali sebesar 6,35 persen melampaui nasional sebesar 5,17 persen.
Advertisement
Begitu pula dengan PDRB Bali sebesar 56 persen yang melebihi nasional sebesar 54 persen. Persentase kemiskinan dan pengangguran di Bali juga jauh di atas nasional yakni 3 persen dan 1,17 persen berbanding 9 persen dan 5,14 persen.
Baca Juga
Dalam hal indeks pembangunan manusia, Bali juga mengungguli nasional dengan raihan 74.30. "Ini menyangkut kesehatan, kebahagiaan, pendidikan dan tingkat ekonomi Bali yang jauh di atas nasional," papar dia.
Sektor pariwisata menyumbang 73 persen pendapatan Bali atau setara dengan Rp163 triliun dari pendapatan total sektor pariwisata senilai Rp225 triliun. "Itu pendapatan kotor Bali di sektor pariwisata. Sisanya sektor UKM dan pertanian, di mana pertanian menyumbang 14 persen pendapatan Bali," ujarnya.
Hanya saja, dijual murahnya Bali oleh turis, utamanya wisatawan asal Tiongkok menjadi tantangan tersendiri. Ia menceritakan, toko-toko asal Tiongkok yang beroperasi di Bali banyak menjual hal-hal tak berkaitan dengan pariwisata seperti rantang, panci, bantal dan lainnya.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Cara Turis Tiongkok 'Dipaksa' Belanja
Dari hasil investigasinya, turis Tiongkok diajak masuk ke toko tersebut. Terlebih dahulu mereka di-cluster dalam ruangan sejumlah 30-50 orang. Di sana, mereka mendapat penjelasan tentang produk yang mereka jual dikaitkan dengan Indonesia.
"Mereka menjelaskan jika Indonesia merupakan penghasil karet terbaik di dunia. Kalau tidak tertarik membeli, mereka akan dipaksa dengan beragam cara untuk tertarik membeli," papar Cok Ace. Anehnya, para pegawai toko tersebut tak bisa berbahasa Indonesia meski memiliki KTP Indonesia seperti Singkawang dan Sumatera.
"Ini juga saya selidiki. Lalu pembayarannya dia pakai WeChat. Artinya, produk yang mereka jual tidak ada di Bali. Di sini hanya sampel saja. Barang sudah ada di sana (Tiongkok). Kita tidak pernah terima pendapatan dari impor barang dia," jelas Cok Ace.
"Dari keuntungan itu disebut jual beli kepala. Toko harus bayar kepada agen, kepada partner sekian dollar," beber dia. Jika turis Tiongkok tak tertarik membeli juga, Cok Ace mengaku mereka memiliki trik rayuan maut lainnya. Yakni, mereka akan memelas bercerita jika orangtua mereka merupakan pengusaha kaya raya di negeri asalnya. Mereka dikirim ke Bali untuk mengelola usaha orangtua mereka.
"Dia mengaku tersiksa di Indonesia. Dia minta dibeli barangnya agar dapat pulang ke negaranya. Dari satu kepala, keuntungan yang didapat US$100. Kira-kira dia dapat US$1.000 dari bisnis itu dalam sehari," urai dia.
Advertisement
Beradar Isu Turis Tiongkok Diusir dari Indonesia
Hal lainnya, banyak turis Tiongkok yang mengalami kecelakaan dalam berkendara. Setelah dicek ternyata bus yang mereka sewa adalah keluaran tahun 80-an. Sementara banyaknya turis Tiongkok yang tewas saat diving atau rafting itu terjadi lantaran mereka sengaja menyewa instruktur tak bersertifikat agsr berbiaya murah.
"Sekarang mencuat isu di Tiongkok jika mereka diusir dari Indonesia. Bali yang daerahnya baik sekarang juga sudah tidak mau menerima kami (orang Tiongkok). Maka baru-baru ini saya ke Tiongkok menjelaskan apa yang terjadi sesungguhnya. Kalau mereka dikelola dengan baik, cukup bagus karena ada 11 juta turis Tiongkok trip ke Bali," paparnya.
Sementara itu, salah satu narasumber pada acara itu, Wakil ketua Umum 1 IWAPI, Ni Wayan Parwati Asih menyatakan dukungannya terhadap program Nangun Sat Kerthi Loka Bali sebagai spirit pembangunan ekonomi Bali guna menunjang pembangunan nasional khususnya Provinsi Bali.
"Kami mendukung segala upaya yang dilakukan Pemprov Bali guna melindungi industri pariwisata dan ekonomi kreatif di tengah pasar global" pungkasnya.
Terkini Lainnya
Bidik 20 Juta Wisman, Kemenpar-Sea Safari Cruise Gelar Lomba Foto Bawah Laut
Bali Jadi Surga Skin Care Turis Asing, Klinik Kecantikan Berekspansi
Demokrat Bali Gelar Doa untuk Kesembuhan Ani Yudhoyono
Cara Turis Tiongkok 'Dipaksa' Belanja
Beradar Isu Turis Tiongkok Diusir dari Indonesia
Turis Tiongkok
WeChat Pay
Cok Ace
Wagub Bali
Pariwisata Bali
Rekomendasi
Pengusaha Lokal Bali Ramaikan Wisata Nusa Penida dengan Kapal Sanur Ferries
Sandiaga Uno Ungkap Lokasi Video Sekte Sesat di Bali, Ternyata Bukan di Ubud
TOPIK POPULER
Populer
Gempa Batang Jateng Merusak Rumah Warga, Sejumlah Orang Luka-Luka
Ada Favorit Anda di Sini? Simak 10 Anime Musim Semi 2024 versi Filmarks
UMKM di Bonebol Nangis-Nangis, Usaha Tutup karena Gas Elpiji 3 Kg Langka
Pemblokiran Jalan Desa di Tasikmalaya Berakhir, Pemilik Lahan Senyum-Senyum Dapat Duit Rp10 Juta
Akankan Cinta PKS dengan PPP Kembali Bersemi di Pilkada Garut 2024?
Mengenal 'Nutrisi Esok Hari', Program Nirlaba Makanan Rendah Karbon yang Ramah Lingkungan
Diguyur Hujan setiap Hari, Petani Kangkung Darat di Gorontalo Rugi Besar
Melihat Tambang Batu Bara Sebagai Penyedia Energi yang Harus Menjaga Lingkungan
Ustad di Makassar Disekap dan Dianiaya, Polisi Tangkap 5 Terduga Pelaku
Festival Musik Tradisi Indonesia Digelar di Lampung, Kenalkan Budaya Lokal
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Tampil Kompak, Ini 7 Potret Andrea Dian dan Ganindra Bimo Nonton Euro 2024 di Jerman
Berita Terkini
7 Produk Impor Kena Tambahan Bea Masuk, Pengusaha Sebut Bukan Solusi Tepat
Cara Siapkan Anak Kembali ke Sekolah Usai Libur Panjang, Orangtua Bisa Terapkan Ini
3 Emiten Bakal Jadi Pendatang Baru di BEI Hari Ini 8 Juli 2024
Chand Kelvin Resmi Nikahi Dea Sahirah di Tanggal Cantik, Beri Mahar Logam Mulia dan Uang Tunai
Genshin Impact 4.8 Hadir! Debut Emilie Sang Pembuat Parfum dan Jelajahi Keajaiban Simulanka!
Insya Allah Maqbul, Amalkan Doa Pelunas Utang Ini di Bulan Muharram!
Pasca Hasyim Asy’ari Dipecat, Mahfud Sarankan Seluruh Komisioner KPU RI Diganti
Main Air ke Rodjo Tater Tegal, Rekomendasi Tempat Wisata di Liburan Sekolah Anak
Gempa Batang Jateng Merusak Rumah Warga, Sejumlah Orang Luka-Luka
Ribuan Buruh Geruduk MK-Istana Negara Hari Ini 8 Juli 2024, Soroti PHK hingga Upah Murah
Tidak Tepat Waktu, Ini 3 Zodiak yang Paling Sering Datang Terlambat
Thiago Alcantara Putuskan Gantung Sepatu
Siap-Siap Harga Emas Melonjak Lagi Minggu Ini, Beli atau Tahan?
7 Potret Ryana Dea Mendadak Mudik ke Malang, Main ke Pantai dan Gunung Bareng Anak
Manchester United Dapat Angin Surga dari Buruan Utamanya di Musim Panas 2024