uefau17.com

Berapa Lama Manusia Mengalami Siksa di Neraka? Baca Ini! - Islami

, Cilacap - Salah satu pertanyaan eskatologi Islam yang cukup mendasar ialah perihal berapa lama manusia mengalami siksa api neraka?

Sebagai informasi, eskatologi Islam ialah cabang ilmu yang membahas tentang kehidupan setelah kematian. Bahkan Al-Qur’an mengatakan, kehidupan dunia ini hanya permainan dan senda gurau.

اِعْلَمُوْٓا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِۗ  كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًاۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌ  ۗوَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ

“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.” (QS. Al-Hadi : 20).

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kriteria Manusia Penghuni Neraka

Menukil NU Online, sebagai orang Islam yang beriman, tentu kita harus mengimani adanya hari akhir atau yang biasa disebut kiamat. Selain menjadi akhir kehidupan, kiamat adalah permulaan atau gerbang menuju akhirat.  

Akhirat sebagai tempat berpulang yang dipercaya sebagai bentuk balasan dari yang dikerjakan manusia selama di bumi. Jika baik amalnya walau seberat biji zarrah pasti akan melihat balasannya, begitu pun sebaliknya. Jika buruk amal perbuatannya walau seberat biji zarrah pasti nampak pula balasannya, sebagaimana tersurat dalam Surat Az-Zalzalah ayat 7-8.

Al-Qur’an menjelaskan bahwa siapa saja orang yang mendustai kebenaran maka selayaknya akan masuk ke dalam neraka (Al-Baqarah ayat 39), dan neraka akan menjadi seburuk-buruknya tempat berpulang bagi mereka (An-Nur ayat 57).

Lantas, apakah sebanding kekalnya mereka di neraka dengan waktu hidup mereka yang ada di dalam hitungan paling banyak puluhan tahun? 

Orang yang beriman akan mempercayai bahwa Allah adalah Tuhan Maha Pengasih dan kasih sayang (rahmat) terhadap makhluk-Nya sangat luas. Rahmat tentu akan menimbulkan harapan bagi yang tersiksa.

3 dari 3 halaman

Pendapat Para Ulama

Hal itu sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Filsuf Muslim yang sangat terkenal, Ibnu Sina (980-1037) atau Avicenna (panggilan kebanyakan orang Barat). Menurutnya, ganjaran dan surga kekal seiring dengan kekalnya jiwa. Tetapi siksa neraka sifatnya sementara sampai bersihnya jiwa manusia dari kotoran akibat dosa yang telah diperbuat.

Hal itu dikemukakan pula oleh Filsuf asal Pakistan Muhammad Iqbal bahwa Islam tidak mengenal kutukan abadi dan yang dimaksud kata ‘kekal’ dalam ayat-ayat Al-Qur’an adalah ‘waktu yang lama’.

Prof Quraish Shihab dalam buku Perjalanan Menuju Keabadian menyebutkan bahwa sebagian ulama menetapkan ketidakkekalan siksa Allah dengan merujuk pada hadits Qudsi, “Rahmat-Ku mengalahkan amarah-Ku”. Hal itu tercermin dalam penciptaan surga yang antara lain tercermin neraka. Karena rahmat-Nya mengalahkan amarah-Nya, maka surga akan dikalahkan sehingga tidak kekal. Quraish Shihab dari sini meneruskan makna kekekalan yang diartikan oleh dua filsuf sebelumnya adalah waktu yang lama.

Jadi, waktu yang lama atau kekalnya seseorang setelah melaksanakan kehidupan di dunia, walau dinilai banyak kekeliruan karena lamanya waktu sisaan neraka tidak sebanding dengan durasi hidup yang hanya hitungan puluhan tahun.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat