uefau17.com

11 Kebiasaan yang Membuat Hubungan Pernikahan Retak Selain Perselingkuhan - Hot

, Jakarta Pernikahan adalah ikatan suci yang seharusnya bertahan dalam suka dan duka. Namun, ternyata ada beberapa kebiasaan yang membuat hubungan pernikahan retak selain perselingkuhan. Berbagai faktor seperti perbedaan gaya hidup yang signifikan, dapat menjadi sumber konflik di antara pasangan.

Kebiasaan yang membuat hubungan pernikahan retak selain perselingkuhan adalah kebutuhan ekonomi.  Ketika pasangan memiliki pandangan yang berbeda tentang pengelolaan keuangan, konflik terkait uang sering tidak dapat dihindari. Hal ini bisa terjadi ketika satu pasangan berbelanja besar-besaran, atau memiliki kebiasaan boros yang berbeda dengan pasangannya yang lebih konservatif dalam menghabiskan uang.

Kebiasaan yang membuat hubungan pernikahan retak selain perselingkuhan selanjutnya, yaitu campur tangan pihak ketiga seperti keluarga, atau teman-teman seringkali turut serta mempengaruhi hubungan pernikahan. Baik itu campur tangan dalam pengambilan keputusan, mencampuri urusan rumah tangga, atau menjadi pemicu percekcokan di antara pasangan.

Ketidakharmonisan ini dapat memecah belah pasangan dan menjauhkan mereka satu sama lain. Oleh karena itu, penting bagi pasangan untuk terus berkomunikasi, saling memahami dan mendukung satu sama lain, agar bisa mengatasi masalah tersebut dan menjaga rumah tangga tetap harmonis.

Berikut ini kebiasaan yang membuat hubungan pernikahan retak selain perselingkuhan dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (16/7/2024). 

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kebiasaan yang Membuat Hubungan Retak

Dalam menjalani sebuah hubungan, penting untuk memahami bahwa kualitas hubungan sangat dipengaruhi oleh cara pasangan saling berinteraksi dan berkomunikasi. Ada beberapa kesalahan yang, jika tidak dihindari, dapat berakibat fatal bagi keberlangsungan sebuah hubungan. Berikut penjelasannya:

1. Bersikap Berat Sebelah

Hubungan yang berkualitas membutuhkan keseimbangan, antara memberi dan menerima dari kedua belah pihak. Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah ketika salah satu pasangan merasa bahwa mereka memberikan lebih banyak daripada yang mereka terima. Sikap berat sebelah ini bisa menimbulkan ketidakpuasan dan ketegangan dalam hubungan. Untuk menjaga keseimbangan, penting bagi setiap pasangan untuk berbagi tanggung jawab secara adil dalam hal keuangan, tugas rumah tangga, serta dukungan emosional. Misalnya, jika salah satu pasangan lebih banyak berkontribusi dalam hal finansial, maka pasangan yang lain bisa menyeimbangkan dengan lebih banyak berperan dalam tugas rumah tangga atau memberikan dukungan emosional yang lebih.

2. Kurangnya Empati

Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Dalam konteks hubungan, empati berarti melihat situasi dari sudut pandang pasangan dan menunjukkan belas kasih ketika pasangan sedang menghadapi masalah atau tekanan emosional. Empati tidak hanya tentang merespons kesedihan atau kekesalan, tetapi juga tentang berbagi kebahagiaan dan emosi positif. Ketika salah satu pasangan tidak menunjukkan perhatian empatik terhadap perasaan pasangannya, hal ini bisa menjadi tanda bahwa hubungan tersebut berada dalam bahaya. Misalnya, ketika pasangan Anda merasa sedih karena masalah di tempat kerja, menunjukkan empati dengan mendengarkan dan memberikan dukungan bisa sangat berarti bagi kesehatan hubungan.

3. Sering Melakukan Penghinaan

Penelitian oleh psikolog hubungan terkenal, John Gottman, menunjukkan bahwa penghinaan adalah salah satu prediktor perceraian yang paling kuat. Penghinaan adalah bentuk ekspresi emosi negatif yang sangat merusak karena melibatkan sikap merendahkan dan menghina pasangan. Ketika penghinaan sering kali dilontarkan dalam hubungan, ini secara signifikan berkontribusi terhadap kegagalan hubungan tersebut. Hubungan yang sehat adalah hubungan di mana terdapat keseimbangan antara ekspresi emosi positif dan negatif. Misalnya, daripada mengkritik pasangan dengan kata-kata yang merendahkan, lebih baik menyampaikan keluhan dengan cara yang konstruktif dan penuh rasa hormat.

4. Kurang Komunikasi

Komunikasi yang terbuka, jujur dan teratur adalah fondasi dari setiap hubungan yang kuat. Pasangan yang jarang membicarakan hal-hal penting atau menghindari diskusi tentang konflik dan perselisihan, secara tidak langsung mendorong hubungan mereka menuju kehancuran. Kurangnya komunikasi menyebabkan kesalahpahaman, penumpukan kebencian, dan rasa tidak puas. Oleh karena itu, sangat penting bagi pasangan untuk selalu menjaga komunikasi yang baik dan terbuka dalam hubungan mereka. Misalnya, menetapkan waktu khusus setiap minggu untuk berbicara tentang perasaan, rencana, dan masalah yang mungkin dihadapi bisa membantu menjaga komunikasi tetap lancar dan efektif.

3 dari 4 halaman

5. Melarang Pasangan Bertemu Teman-Temannya

Apakah Anda termasuk orang yang sering melarang suami atau istri bertemu dengan teman-temannya? Jika ya, sebaiknya segera hentikan kebiasaan tersebut. Melarang pasangan untuk bergaul dengan teman-temannya, baik sesama jenis maupun lawan jenis, dapat berdampak negatif pada hubungan Anda. Meskipun Anda mungkin khawatir akan adanya perselingkuhan, penting untuk memahami bahwa setiap orang membutuhkan waktu untuk bersosialisasi di luar hubungan mereka. Dengan memberikan ruang bagi pasangan untuk bergaul dengan teman-temannya, Anda menunjukkan bahwa Anda mempercayainya dan menghargai kebebasannya. Hal ini akan membantu pasangan Anda tumbuh dan berkembang sebagai individu yang lebih baik.

6. Cemburu Buta

Rasa cemburu memang bisa menjadi tanda cinta, tetapi jika berlebihan, cemburu justru bisa merusak hubungan. Michele Kerulis, EdD dari Northwestern University, menyatakan bahwa cemburu yang berlebihan sering kali merupakan manifestasi dari rasa tidak percaya diri, ketakutan akan pengkhianatan, trauma dari hubungan masa lalu, krisis kepercayaan, dan pengalaman pahit lainnya. Perasaan cemburu yang berlebihan akan membuat Anda merasa tidak nyaman dan selalu was-was dalam menjalani pernikahan. Akibatnya, pertengkaran pun tak terhindarkan, yang pada akhirnya dapat merusak keutuhan rumah tangga. Oleh karena itu, penting untuk mengelola rasa cemburu dengan baik dan mempercayai pasangan Anda.

7. Mengabaikan Masalah

Ketika menghadapi masalah dengan pasangan, wajar jika Anda membutuhkan waktu untuk merenung sendiri. Namun, jangan sampai Anda terlalu lama mengabaikan masalah yang ada. Mengabaikan masalah hanya akan membuat pasangan Anda kebingungan dan dapat memperburuk situasi. Sebaiknya, cobalah untuk berbicara dengan pasangan dan mencari solusi terbaik tanpa merasa paling benar. Dengan menyelesaikan masalah bersama-sama, hubungan Anda akan semakin kuat dan harmonis.

8. Terbiasa Memendam Unek-unek

Setelah bertahun-tahun menjalin hubungan, Anda mungkin masih merasa enggan untuk menyampaikan unek-unek kepada pasangan. Kebiasaan memendam emosi ini bisa menjadi penyebab renggangnya hubungan Anda. Banyak orang berpikir bahwa kasih sayang mereka lebih besar dari unek-unek yang ada, sehingga memilih untuk memendam emosi. Namun, memendam emosi hanya akan membuat Anda tersiksa. Cepat atau lambat, emosi yang terpendam akan memuncak dan keluar dengan cara yang tidak terduga, yang dapat merusak hubungan Anda. Oleh karena itu, penting untuk selalu berkomunikasi dengan pasangan dan menyampaikan perasaan Anda secara jujur dan terbuka.

4 dari 4 halaman

9. Terlalu Perhitungan dalam Hubungan

Sikap terlalu perhitungan dalam sebuah hubungan tercermin ketika salah satu pasangan selalu mengungkit-ungkit hal-hal yang telah dilakukannya untuk pasangannya. Misalnya, pasangan yang selalu mengingatkan Anda tentang semua kebaikan dan pengorbanan yang telah ia lakukan, dengan harapan mendapatkan balasan yang setara. Sikap seperti ini bukan hanya membuat pasangan merasa tidak nyaman, tetapi juga menciptakan ketidakseimbangan dalam hubungan.

Selain itu, terlalu perhitungan juga terlihat ketika pasangan selalu mengungkit semua kesalahan yang pernah Anda lakukan setiap kali ada perdebatan atau konflik. Sikap ini tidak hanya menambah beban emosional tetapi juga menghalangi upaya untuk menyelesaikan masalah secara konstruktif. Ketika pasangan terus-menerus mengingatkan Anda tentang kesalahan masa lalu, itu menunjukkan bahwa ia belum sepenuhnya memaafkan atau menerima kekurangan Anda. Hal ini bisa menyebabkan perasaan terluka dan merusak kepercayaan yang sangat penting dalam hubungan.

10. Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)

Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan salah satu ancaman paling serius bagi keharmonisan dan keselamatan dalam pernikahan. KDRT mencakup berbagai bentuk tindakan yang menyebabkan penderitaan fisik, seksual, psikologis, atau ekonomi terhadap pasangan. Tindakan-tindakan ini tidak hanya melanggar hak asasi manusia, tetapi juga menciptakan lingkungan yang tidak aman dan tidak sehat bagi semua anggota keluarga. Kekerasan fisik adalah bentuk KDRT yang paling jelas dan mudah dikenali. Tindakan seperti memukul, menampar, menendang, atau menggunakan benda untuk menyakiti pasangan termasuk dalam kategori ini. Dampak jangka panjang dari kekerasan fisik dapat mencakup trauma fisik yang berkelanjutan dan masalah kesehatan kronis. 

11. Campur Tangan Pihak Ketiga

Campur tangan pihak ketiga dalam hubungan pernikahan merujuk pada situasi di mana individu atau kelompok luar, seperti teman, keluarga, atau pihak lain, terlibat dalam urusan rumah tangga dengan cara yang merusak atau mengganggu dinamika hubungan antara pasangan suami istri. Campur tangan ini dapat mengambil berbagai bentuk dan sering kali menyebabkan ketegangan serta konflik yang merusak keutuhan pernikahan.

Salah satu bentuk campur tangan pihak ketiga yang paling umum adalah memberikan nasihat, atau pandangan tentang masalah pernikahan tanpa diminta. Teman atau keluarga yang berusaha membantu dengan memberikan saran sering kali tidak mempertimbangkan konteks dan dinamika unik dari hubungan pasangan. Nasihat yang tidak diminta ini dapat menyebabkan kebingungan dan konflik antara pasangan. Pihak ketiga yang sering mengkritik salah satu pasangan dapat merusak rasa percaya diri dan kepercayaan dalam hubungan. Kritik yang terus-menerus dari pihak luar dapat menimbulkan ketegangan dan perselisihan antara pasangan, menciptakan suasana negatif dan memperburuk konflik yang ada.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat