uefau17.com

Kenali Penyakit Rheumatoid Arthritis atau Radang Sendi, Waspada Penyebab dan Gejalanya - Hot

, Jakarta Penyakit rheumatoid arthritis merupakan peradangan sendi yang diakibatkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringannya sendiri. Penyakit ini menyebabkan peradangan pada sendi, jaringan di sekitar sendi, dan dapat mengenai organ lain di dalam tubuh seperti kulit dan paru.

Penyakit rheumatoid arthritis tergolong penyakit autoimun, yang penyebab terjadinya masih belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi tersebut diduga dapat terjadi karena faktor genetik.

Penderita penyakit ini biasanya memiliki riwayat keluarga dengan kondisi yang sama. Faktor penyebab lainnya, lingkungan atau paparan bahan kimia juga dapat memicu terjadinya kondisi ini.

Penyakit rheumatoid arthritis biasanya muncul secara perlahan, bahkan awalnya nyeri di sendi yang dirasakan tidak terlalu mengganggu. Dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan akan semakin banyak sendi yang terkena dan peradangan akan semakin hebat.

Berikut penjelasan tentang penyakit rheumatoid arthritis mendalam yang telah rangkum dari berbagai sumber, Selasa (21/1/2020).

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyebab Penyakit Rheumatoid Arthritis

Penyakit rheumatoid arthritis terkait dengan persendian. Pada dasarnya, sendi manusia memiliki lapisan atau membran sinovial yang berfungsi untuk melindungi sendi agar tulang, otot, dan jaringan lain di sekitar persendian tidak saling bergesekan satu sama lain.

Penyakit rheumatoid arthritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh sendiri menyerang jaringan yang membentuk sendi, yaitu lapisan penghasil minyak sendi, jaringan penghubung antar tulang (ligament), jaringan penghubung tulang dengan sendi (tendon), dan tulang rawan. Penyakit ini dapat membuat sendi kehilangan bentuk dan akhirnya hancur.

Fungsi sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi tubuh justru berbalik menyerang tubuh sendiri ini dinamakan autoimun, Penyebab munculnya penyakit autoimun sendiri belum diketahui secara pasti, namun penyakit ini diduga berkaitan dengan faktor genetik.

Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit rheumatoid arthritis ini, seperti merokok, terpapar bahan kimia (asbes atau silika), dan mengalami infeksi bakteri atau virus serta cedera.

Selain itu, penyebab penyakit rheumatoid arthritis dapat terjadi pada wanita berusia 40-60 tahun, memiliki riwayat keluarga dengan rheumatoid arthritis, atau seseorang yang sering terpapar asap rokok.

3 dari 4 halaman

Gejala Penyakit Rheumatoid Arthritis

Penyakit Rheumatoid Arthritis memiliki risiko menghambat aktivitas bagi penderitanya. Oleh karena itu, sudah sebaiknya Anda lebih waspada dengan penyakit yang menyerang sendi ini. Berikut ada gejala yang akan muncul pada tahap awal ketika seseorang mengalami kondisi ini.

Sendi Terasa Kaku

Gejala penyakit rheumatoid arthritis pertama yang umum dirasakan pada tahap awal adalah kekakuan sendi. Pada orang yang menderita penyakit ini biasanya akan kesulitan mengepalkan atau membengkokkkan jari sepenuhnya.

Misalnya nyeri sendi, kekakuan sering kali lebih parah di pagi hari atau setelah penderita berhenti melakukan aktivitas. Kondisi ini dapat berlangsung lebih lama dari 30 menit.

Nyeri Sendi

Gejala berikutnya adalah nyeri sendi yang sangat berhubungan dengan penyakit rheumatoid arthritis. Nyeri sendi yang biasa dirasakan berupa rasa sakit yang berdenyut dan sering dirasakan lebih buruk di pagi hari atau setelah aktivitas berhenti. Biasanya rasa nyeri akan muncul di tangam, kaki, dan kedua lutut.

Pembengkakan

Penyakit rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun. Oleh karena itu rentan menyebabkan kerusakan pada persendian. Lapisan sendi yang terkena rheumatoid arthritis akan meradang, sehingga dapat menyebabkan sendi membengkak dan menjadi panas.

Pada bagian sendi yang membengkak, jaringan kapsul yang melapisi sendi atau disebut sinovium dan tulang lunak yang melapisi sendi akan mengalami kerusakan.

Peradangan dari jaringan sinovium yang berlebihan akan membengkak, atau dalam dunia medis disebut dengan pannus. Selain itu, kondisi ini juga disertai penghancuran tulang rawan, tulang, tendon, ligamen, dan pembuluh darah.

Kemerahan pada Bagian Sendi

Karena terjadi peradangan, maka sendi yang terkena rheumatoid arthritis akan menjadi kemerahan. Selain itu, sendi yang berwarna kemerahan karena rusak ini menandakan adanya infeksi sendi. Karena terjadi infeksi, penderita akan mengeluhkan rasa nyeri dan kesulitas bergerak.

Nodul Rheumatoid

Nodul Rheumatoid merupakan benjolan keras yang muncul pada bagian subkutan, yaitu di bawah kulit. Sekitar 20 persen penderita rheumatoid arthritis mengalami kondisi ini. Nodul ini biasanya terjadi pada sendi yang mengalmi trauma, seperti sendi jari dan siku.

Terkadang nodul ini dapat terjadi di tempat lain seperti belakang tumit dan dapat menyebabkan rasa sakit.

4 dari 4 halaman

Cara Mengobati Penyakit Rheumatoid Arthritis

Proses pengobatan rheumatoid arthritis dilakukan untuk mengurangi peradangan sendi yang terjadi dan untuk menenangkan sistem pertahanan tubuh penderita agar tidak menyerang tubuhnya sendiri.

Biasanya proses pengobatan dilakukan oleh dokter penyakit dalam ahli rheumatologi. Adapun obat-obatan yang dapat digunakan seperti:

- Non-steroidal antiinflamatory drugs (NSAID): obat ini bermanfaat untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan yang terjadi pada sendi.

- Steroid: diberikan untuk menekan sistem pertahanan tubuh penderita agar tidak terus menerus menyerang sendi.

- Disease modifying antirheumatic drugs (DMARD): obat ini merupakan pilihan utama untuk pengobatan rheumatoid arthritis karena bermanfaat mencegah progresivitas kerusakan sendi dan mengatasi peradangan sendi yang terjadi.

- Imunosupresan: prinsip kerja obat ini mirip dengan steroid, yaitu melemahkan sistem pertahanan tubuh agar ia tak terus menyerang sendi.

Selain jenis obat-obatan tersebut, rehabilitasi medic juga perlu dilakukan agar penderita rheumatoid arthritis masih dapat melakukan aktivitas dengan baik. Penderita perlu dilatih untuk tetap menggunakan sendi yang mengalami peradangan dalam aktivitas sehari-harinya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat