uefau17.com

Ursula von der Leyen Kembali Pimpin Komisi Eropa untuk Kedua Kalinya - Global

, Brussels - Lima tahun lalu, Ursula von der Leyen menjadi kandidat yang tidak begitu populer dalam pemilihan Presiden Komisi Eropa. Kini, ia menuai banyak dukungan dari para simpatisan saat memenangkan perolehan suara dalam pemilihan Presiden Komisi Eropa masa jabatan berikutnya.

Tokoh konservatif Jermanini berhasil memenangkan pemungutan suara yang dilakukan oleh para anggota parlemen Uni Eropa saat penentuan Presiden Komisi Eropa periode 2024-2029. Dari 707 suara yang diberikan, Ursula mendapatkan mayoritas 401 suara yang mendukung. Angka ini jauh di atas ambang batas yang diperlukan yaitu 360 suara.

Pada 2019, ia memenangkan pemungutan suara yang sama dengan selisih sembilan suara.

"Ini adalah momen yang sangat istimewa dan emosional bagi saya,” kata von der Leyen kepada Jurnalis tak lama setelah konferensi pers, dikutip dari laman DW Indonesia, Jumat (19/7/2024).

Ia juga mengeklaim ini merupakan kemenangan bagi kekuatan politik yang demokratis, pro-Uni Eropa, pro-pengaturan hukum.

Dalam lima tahun pertama masa jabatannya, von der Leyen mendorong Uni Eropa menuju tujuan iklim yang ambisius, termasuk rencana untuk mencapai emisi nol pada tahun 2050. Ia juga mendukung Kyiv melawan invasi Rusia dengan suplai senjata dan bantuan, dan mengawasi upaya investasi pasca-pandemi yang sangat besar berdasarkan tingkat pinjaman bersama Uni Eropa yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Tampak puas dengan rekam jejaknya, para pemimpin Uni Eropa mengajukan namanya untuk masa jabatan yang baru. Von der Leyen terlihat kuat menjelang pemungutan suara, tetapi ia memerlukan dukungan dan konfirmasi untuk tetap menjabat.

Von der Leyen Membangun Dukungan Tanpa Sayap Kanan

Pada pemungutan suara rahasia pada Kamis (18/7), para anggota parlemen bertemu untuk pertama kalinya sejak pemilihan pada Juni lalu. Susunan baru parlemen Uni Eropa menunjukkan bahwa sayap kanan diperkuat, tetapi tidak cukup untuk menjungkirbalikkan mayoritas sentris pro-Uni Eropa yang meloloskan sebagian besar legislasi von der Leyen pada masa jabatan sebelumnya. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif yang terbatas tetapi harus menandatangani banyak rencana eksekutif UE.

Setelah berminggu-minggu bernegosiasi, von der Leyen berhasil mendapatkan dukungan dari empat kelompok politik sentris, termasuk Partai Rakyat Eropa (EPP) yang berhaluan kanan-tengah. Mereka berhasil mengumpulkan 450 suara, dan memberikan von der Leyen amunisi untuk menjabat dan menghadapi para pembangkang atau lawannya.

Partai Sosialis dan Demokrat (S&D) yang beraliran kiri-tengah telah mengindikasikan bahwa mereka akan mendukung tawaran von der Leyen selama ia tidak terlalu dekat dengan sayap kanan. Meski mendapatkan hasil yang buruk dalam pemilihan parlemen Juni lalu, dua kelompok sentris lainnya yang lebih kecil, Renew yang pro-bisnis dan Partai Hijau yang peduli lingkungan berjanji untuk mendukung von der Leyen dengan persyaratan yang sama.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pendekatan von der Leyen

Selama berbulan-bulan, von der Leyen telah melakukan pendekatan kepada partai nasionalis Konservatif dan Reformis Eropa (ECR), yang memiliki Perdana Menteri Italia berhaluan ultrakanan, Giorgia Meloni sebagai presidennya. Sebagai tanggapan, S&D, Renew, dan Partai Hijau menuduhnya mendobrak tembok pembatas politik tradisional melawan sayap kanan radikal.

Pada akhirnya, von der Leyen tidak membutuhkan suara ECR, dan dia pun tidak bisa mengandalkannya.

"Meskipun kelompok tersebut tidak secara eksplisit menginstruksikan anggotanya untuk memberikan suara yang menentang, anggota partai sayap kanan Meloni, Brothers of Italy, melakukan hal itu," kata Nicola Procaccini, salah satu pemimpin kelompok tersebut.

Von der Leyen ditolak mentah-mentah oleh kelompok kiri, yang menuduhnya mengabaikan kemiskinan yang merajalela di Uni Eropa, bergaul dengan perusahaan multinasional, dan terlibat dalam pertumpahan darah di Gaza. Kelompok Patriot untuk Eropa yang beraliran ultrakanan, yang kini merupakan kelompok terbesar ketiga dalam badan legislatif Uni Eropa dan merupakan rumah bagi partai Rally Nasional Prancis, juga tidak mendukungnya.

 

Dalam sebuah pidato di Parlemen Eropa, von der Leyen menyampaikan visi politiknya untuk lima tahun ke depan dan memberikan janji-janji besar kepada para pendukungnya.

Dengan perhatian yang jelas pada tuntutan S&D, ia mengumumkan bahwa salah satu penunjukan Komisaris Eropa yang baru akan didedikasikan untuk perumahan. Janji lainnya yakni kemungkinan untuk mendaulat Meloni untuk menangani migrasi di Mediterania.

Mantan Menteri Pertahanan Jerman ini membuka pidatonya dengan fokus pada "kemakmuran dan daya saing”, dan mengatakan bahwa ia akan mengusulkan "Kesepakatan Industri Bersih Baru” dalam 100 hari pertamanya menjabat.

"Kesepakatan ini akan menyalurkan investasi di bidang infrastruktur dan industri, khususnya untuk sektor-sektor yang padat energi,” katanya kepada para anggota parlemen.

Von der Leyen juga berjanji untuk meningkatkan jumlah penjaga pantai dan perbatasan Eropa menjadi 30.000 orang, serta terus mencari kesepakatan untuk memindahkan para pencari suaka yang tidak berhasil ke negara-negara non-Uni Eropa sekitar. Kebijakan ini banyak dikritik oleh para pembela hak-hak migran.

 

3 dari 3 halaman

Janji-janji Besar kepada Para Pendukung

Seperti yang dikatakan oleh Thu Nguyen, seorang pakar urusan Uni Eropa dari Jacques Delors Center yang berbasis di Brussels, kerja keras baru saja dimulai.

"Salah satu tantangan besar yang akan datang adalah anggaran jangka panjang Uni Eropa,” katanya.

Meski ada tantangan di masa depan, Nguyen menyambut penggabungan kekuatan sentris dalam parlemen Eropa sebagai pertanda baik.

"Hari ini benar-benar hari yang baik untuk melawan sayap kanan, karena ini benar-benar pertanda bahwa ada empat partai yang mampu mengumpulkan mayoritas dengan margin yang lebih luas daripada yang kita perkirakan sebelumnya,” kata Nguyen kepada DW.

Ia mengatakan bahwa Parlemen Eropa tidak rentan terhadap koalisi yang stabil.

"Mayoritas jauh lebih cair di parlemen, dan mayoritas bergeser setiap saat,” jelasnya.

Lebih jauh menurut Nguyen, von der Leyen mungkin terkadang mengandalkan anggota parlemen yang condong ke kiri untuk meloloskan rencananya, tapi dalam kasus lain ia mungkin akan melihat ke arah yang paling kanan.

Prioritas utama Von der Leyen adalah membagi 26 portofolio Komisi Eropa yang tersisa, satu untuk masing-masing dari 27 negara anggota Uni Eropa, termasuk dirinya sendiri. Komposisi akhir College of Commissioners juga akan membutuhkan persetujuan dari Parlemen Eropa.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat