, Moskow - Sebelum ada iPhone, laptop, WiFi, dan teknologi modern lain yang kini sulit dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, anak-anak terbiasa untuk mengerahkan seluruh imajinasi dan kreativitasnya untuk bermain dan bersenang-senang.
Baca Juga
Advertisement
Di Indonesia misalnya, anak-anak selalu bermain petak umpet, kelereng, enggrang dan lainnya untuk menghabiskan waktu hingga sore hari.
Permainan tradisional itulah yang selalu mereka mainkan karena dinilai lebih seru, menyenangkan dan paling penting tak mengeluarkan banyak modal.
Dewasa ini, jika seorang anak diberikan fasilitas untuk mengakses internet, kemungkinan besar liburan sekolahnya hanya akan dihabiskan dengan berselancar di dunia maya.
Tak hanya di Indonesia, hal ini juga terjadi di belahan dunia lain seperti Uni Soviet.
Seperti dilansir dari laman RBTH Indonesia, Selasa (15/8/2017), berikut 7 permainan anak-anak Uni Soviet sebelum ada internet:
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
1. Menjelajah Alam Terbuka
Saat musim liburan tiba, anak-anak Soviet akan sangat antusias bermain dan bersenang-senang di luar rumah. Mengembara dan menjelajah alam terbuka selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu bersama teman sekelas pada musim panas adalah hal yang sangat dinantikan.
Mereka akan belajar berbagai keterampilan bertahan hidup, seperti membuat api unggun dan membaca peta. Kegiatan ini akan selalu menjadi petualangan yang seru meskipun tidak akan sama persis seperti kisah-kisah petualangan karya Jules Vernes dan James Fenimore Cooper yang sangat populer di kalangan anak-anak Soviet.
Selama perjalanan, para Pionir Muda (biasanya terdiri dari anak-anak sekolah berusia 9 sampai 14 tahun, setara dengan gerakan Pramuka saat ini) akan dibimbing oleh ketua Pionir yang akan menjelaskan berbagai macam hal, mulai dari sejarah lokasi yang mereka kunjungi hingga cara menemukan zat-zat mineral alam.
Saat malam tiba, seluruh kelompok akan berkumpul mengelilingi api unggun sambil memasak dan menikmati makan malam sederhana (biasanya daging kaleng atau kentang panggang) seraya bernyanyi diiringi petikan gitar yang merdu.
Advertisement
2. Bertukar Barang Koleksi
Anak-anak biasanya gemar mengumpulkan barang-barang favorit mereka, seperti mainan kereta api, kartu bergambar, atau stiker. Para penggemar stiker sejati pasti akan tergoda untuk memamerkan koleksinya.
Mereka akan melekatkan stiker di mana-mana. Biasanya, jendela kamar atau permukaan kaca apa pun di rumah kerap menjadi sasaran empuk.
Hal ini tentu saja kerap membuat para orangtua jengkel karena tidak mudah membersihkan stiker-stiker yang mereka anggap merusak pemandangan itu. Benda lain yang biasanya dikoleksi anak-anak adalah prangko, uang logam langka, dan apa pun yang bisa ditukar dengan teman-teman sepermainan mereka.
3. Membuat Kerajinan Kayu
Bagi anak yang sudah cukup umur dan dapat dipercaya untuk menggunakan pisau lipat, membuat patung-patung kecil dari kayu adalah kegiatan yang menyenangkan.
Kapal-kapalan, pedang-pedangan, bahkan ketapel bisa dibuat dari ranting pohon. Namun, jika sulit menemukan ranting yang sesuai, meja atau lengan kursi lama yang tak terpakai bisa jadi bahan baku alternatif.
Usai membuat ketapel, biasanya botol atau kaleng bekas akan digantung di dinding untuk dijadikan target tembakan dengan batu kecil sebagai pelurunya. Sementara anak-anak sedang asyik bermain, para orangtua akan mengawasi mereka dengan saksama agar batu-batu itu tidak memecahkan jendela atau lebih buruk lagi, melukai mata si anak.
Advertisement
4. Lompat Tali Prancis
Sementara anak laki-laki sibuk memotong kayu dan menghancurkan botol, anak-anak perempuan asyik bermain lompat tali Prancis, sebuah permainan yang paling terkenal di era Soviet.
Permainan ini melibatkan tiga anak perempuan dan sebuah tali elastis yang berbentuk lingkaran. Dua pemain bertugas menjadi penjaga yang berdiri berhadapan di dalam lingkaran tali, memasangnya di pergelangan kaki dan menegangkannya hingga membentuk dua garis lurus yang sejajar.
Pemain ketiga (pelompat) akan melompati tali tersebut yang tingkat kesulitannya akan dinaikkan secara bertahap.
Tinggi lingkaran tali perlahan akan dinaikkan sampai ke dengkul para penjaga, kemudian paha, pinggul, dan jika pelompatnya bisa melompat sampai setinggi telinga maka dapat dikatakan hebat.
Jika si pelompat melakukan kesalahan, ia harus bertukar tempat dengan salah satu penjaga tali. Permainan ini juga bisa dimainkan oleh lebih dari satu pelompat jika tali yang digunakan cukup panjang.
5. Mengunyah Getah Tembakau
Permen karet termasuk jajanan yang sangat langka di Uni Soviet. Kala itu, hanya sedikit anak yang beruntung bisa mendapatkan oleh-oleh permen karet dari orang tuanya sepulang dari luar negeri.
Mereka akan mengunyah getah tembakau -- yang dianggap sebagai permen mewah -- ini selama mungkin sampai rasa manisnya hilang. Kemudian, anak-anak akan mencelupkannya ke selai atau gula untuk menambahkan rasa.
Mungkin kedengarannya aneh, tapi bagi mereka yang kurang beruntung dan tidak punya harapan untuk mengunyah permen karet, getah tembakau yang bisa didapat dari pinggir jalan ternyata bisa menggantikan kenikmatan mengunyah permen lengket yang dapat ditiup dan menggelembung itu.
Anak-anak juga bisa mendapatkan getah tambakau dari atap-atap rumah. Getah itu yang biasanya digunakan sebagai penambal kebocoran.
Tekstur getah tembakau memang keras, tapi ia akan melembut setelah dikunyah cukup lama. Namun, mengunyah getah tembakau rasanya bukan ide yang bagus untuk dilakukan di zaman sekarang ini.
Advertisement
6. Menonton Pita Film
Kebanyakan orang tua akan langsung menggiring putra dan putri mereka ke tempat tidur setelah program televisi anak-anak Spokoynoy nochi.
Namun, anak-anak yang sudah cukup umur biasanya diizinkan untuk tinggal lebih lama sambil membaca buku atau menonton pita film dalam kegelapan.
Pita film adalah serangkaian film negatif berwarna yang masing-masing bingkai gambarnya (frame) mewakili episode yang berbeda dalam sebuah cerita, dengan gambar dan teks.
Gulungan pita film kemudian dimasukkan ke dalam proyektor khusus yang agak berbeda dengan proyektor film biasa. Seprai putih akan digantung di dinding atau lemari sebagai layar proyeksi, sedangkan proyektor diletakkan di atas tumpukan buku.
Gulungan pita film kemudian dimasukkan ke dalam proyektor, lampu dimatikan, dan muncullah gambar-gambar berbentuk cerita. Ibu, ayah, atau anak-anak yang lebih tua akan membaca teks gambar dengan keras agar adik-adik mereka dapat memahami ceritanya sambil menatap ilustrasi di layar proyeksi.
7. Menikmati Keindahan Karpet di Dinding
Mereka yang tidak memiliki proyektor pita film di rumah bisa mencari hiburan lain dengan mengamati karpet yang digantung.
Karpet semacam ini hampir dapat ditemukan di semua apartemen Soviet dan biasanya digantung di atas sofa atau tempat tidur.
Karpet-karpet tersebut setidaknya memiliki dua fungsi yaitu menyembunyikan cacat pada dinding dan sebagai peredam suara.
Sambil berusaha tidur di malam hari, anak-anak akan menatap karpet tersebut dan mencari siluet binatang, bentuk wajah manusia, atau pola tumbuhan. Setiap anak akan melihat hal yang berbeda dan mencoba menunjukkannya kepada saudara-saudara mereka.
Terkini Lainnya
10 Sniper Perempuan Uni Soviet Paling Mematikan dalam Sejarah
Pengalaman Horor 5 Pasien yang Terbangun di Meja Operasi
Korut Panggil Pulang Dubesnya di China, PBB dan Rusia, Ada Apa?
1. Menjelajah Alam Terbuka
2. Bertukar Barang Koleksi
3. Membuat Kerajinan Kayu
4. Lompat Tali Prancis
5. Mengunyah Getah Tembakau
6. Menonton Pita Film
7. Menikmati Keindahan Karpet di Dinding
Rusia
Uni Soviet
Permainan Anak-anak
Lamine Yamal
Bawa Spanyol Juarai Euro 2024, Beredar Foto Lamine Yamal Sewaktu Bayi Digendong Lionel Messi
Harga Fantastis Lamine Yamal, Pemain Muda Terbaik Euro 2024 yang Pecahkan Rekor Pele
Lamine Yamal Rengkuh Trofi Pemain Muda Terbaik Euro 2024
Spanyol Juara Euro 2024, Lamine Yamal Pemain Muda Terbaik dan La Roja Pecahkan Rekor Gol
Spanyol Sapu Bersih Seluruh Trofi di Euro 2024, Rodri, Olmo dan Yamal Lengkapi Kesempurnaan
Final Euro 2024 Spanyol vs Inggris, Lamine Yamal Dijamin Cetak Rekor Baru
Donald Trump
Elon Musk Sumbang Kampanye Donald Trump di Pilpres AS, Nilainya Rp 729,1 Miliar
Kala Foto Donald Trump Ditembak Berlumuran Darah Jadi Cuan, Laris Manis Jadi Suvenir
JD Vance Jadi Cawapres Dampingi Donald Trump di Pemilu AS, Segini Kekayaannya
6 Fakta JD Vance, Senator Ohio yang Jadi Cawapres Donald Trump di Pilpres AS 2024
6 Fakta Senator JD Vance, Cawapres AS yang Digandeng Donald Trump Menuju Pemilu AS 2024
Euro 2024
Spanyol Kirim 6 Pemain ke Tim Terbaik Euro 2024, Bek Inggris Catat Prestasi Unik
Inggris Gagal Juara Euro 2024, Gareth Southgate Putuskan Mundur
Bandingkan Hadiah Juara Euro 2024 dan Copa America 2024, Mana Lebih Besar?
Tumpah Ruah Warga Spanyol Sambut Parade Kemenangan Euro 2024
Spanyol Juara Euro 2024, Berapa Nilai Hadiah yang Diterima?
Copa America 2024
Bandingkan Hadiah Juara Euro 2024 dan Copa America 2024, Mana Lebih Besar?
Top 3 Berita Bola: Hasil Final Copa America 2024 Argentina vs Kolombia: Bukti Kedigdayaan Albiceleste
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Daftar Lengkap Juara Copa America Sepanjang Masa, Argentina Kuasai Podium Tertinggi
James Rodriguez jadi Pemain Terbaik di Copa America 2024, Segini Harganya jika Dibanding Messi
Lionel Messi Berlinang Air Mata Usai Alami Cedera di Final Copa America
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
16 Juli 1945: Bom Atom Pertama Kali Sukses Diledakkan
Populer
WNI di Jerman Dikabarkan Tewas Akibat 30 Luka Tusuk, Kemlu RI: Diduga Korban Pembunuhan Suami
Donald Trump Pilih JD Vance Jadi Cawapres di Pilpres AS 2024, Dulu Sosok Pengkritik Kini Sekutu Setia
Resmi Jadi Capres Partai Republik, Donald Trump dengan Telinga Terbalut Perban Hadiri Konvensi
6 Fakta Senator JD Vance, Cawapres AS yang Digandeng Donald Trump Menuju Pemilu AS 2024
Startup Belanda Ciptakan Pesawat Listrik yang Bisa Mengudara 805 Km, Masa Depan Dunia Penerbangan?
Rusia Klaim Rebut Satu Desa di Wilayah Tenggara Ukraina
Balai Kota Takahama Jepang Kebakaran, 5 Orang Terluka
Kala Foto Donald Trump Ditembak Berlumuran Darah Jadi Cuan, Laris Manis Jadi Suvenir
Hibah JETP Rp16,2 Triliun untuk Indonesia Disetujui, Wamenlu AS Yakin Bisa untuk Buka Banyak Lapangan Pekerjaan Baru
Joe Biden Bantah Tudingan Dalang Penembakan Donald Trump, Waspada Kebijakan Trump Jelang Pilpres AS 2024
Piala Presiden 2024
Maruarar Ungkap Alasan Piala Presiden 2024 Tetap di Emtek Group
Sahroni DPR: Hubungan Baik Polri dan PSSI Kunci Sukses Piala Presiden 2024
Daftar Hadiah Piala Presiden 2024: Juara Rp 5 Miliar, Match Fee Rp 350 Juta
Gelar Piala Presiden 2024, Erick Thohir Tidak Ingin Tragedi Kanjuruhan Terulang
Piala Presiden 2024 Dipastikan Tanpa Suporter Tandang, Ketum PSSI Erick Thohir Beber Alasannya
Berita Terkini
Bagaimana Hukum Puasa pada 11 Muharram? Simak Penjelasan Hadis Ini
Misbakhun Cerita Sosok Suhardiman, Pernah Ramalkan Akan Sosok Jokowi
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Final Four PLN Mobile Proliga 2024: Siapa Rebut Gelar Juara?
Dorong Transformasi Digital, Kemenkumham Luncurkan 2 Aplikasi di Rakordal 2024
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-19 2024: Misi Timnas Indonesia Ulang Sukses 2013
Manajer Manchester United Pastikan Sudah Berdamai dengan Jadon Sancho, Ini Penyebabnya
7 Tips Antisipasi Hoaks Jelang Pilkada 2024
HEADLINE: Pansel KPK Jaring 525 Pendaftar, Bakal Ada Calon Titipan?
Menko Airlangga: Think Tank Parlemen Eropa Menilai Ekonomi Indonesia Berhasil Pertahankan Pertumbuhan Berkelanjutan
Eri Cahyadi Targetkan Banjir Surabaya Teratasi Akhir Tahun Ini, Proyek Saluran Air Digeber
Peluncuran OECD Product Market Regulation: Keberhasilan Indonesia dalam Reformasi Struktural Jadi Teladan Negara Lain
5 Fakta Viral Dua Warga Meninggal Dunia, 44 Orang Masuk RS Jiwa Mabuk Akibat Kecubung di Banjarmasin
Momen Misbakhun Bacakan Deklarasi SOKSI Dukung Airlangga Pimpin Golkar Lagi
Menko Airlangga Pastikan Tak Ada Pembatasan BBM Subsidi
Sekolah Swasta di Sukabumi Terima Ratusan Siswa Usai PPDB 2024