uefau17.com

Alasan Kenapa Anda Merasa Cemas Seminggu Sebelum Menstruasi - Citizen6

, Jakarta - Sebagai seorang wanita, pasti Anda akan mengalami menstruasi setiap bulannya. Namun sayangnya, bagi sebagian individu menstruasi bisa menimbulkan ketidaknyaman dalam diri, bahkan bisa sangat melelahkan.

Apalagi kalau sudah merasakan PMS yang mungkin timbul seminggu sebelum datang bulan. Tidak hanya rasa kram perut yang mengganggu, sering merasa lapar, menjadi emosional, hingga gangguan kesehatan mental.

Ya, salah satu gejala PMS yang jarang dibicarakan yaitu lonjakan kecemasan atau anxiety yang biasanya berlangsung pada hari-hari menjelang menstruasi.

Melansir dari Stylist, Rabu (17/7/2024), diperkirakan sekitar 75% wanita yang sedang menstruasi akan mengalami kecemasan menjelang menstruasi, termasuk rasa khawatir yang berlebihan, kesedihan yang meningkat dan perasaan kewalahan (overwhelmed).

Namun, sebenarnya apa yang menyebakan kecemasan ini timbul? Lalu, bagaimana cara terbaik dalam mengelolanya dari bulan ke bulan? Untuk itu, para ahli akan menjelaskannya dengan lengkap di bawah ini.

Penyebab Kecemasan Saat Siklus Menstruasi

"Fase luteal dari siklus menstruasi (fase setelah ovulasi dan sebelum menstruasi) adalah saat hormon kita mengalami naik turun," jelas Dr Naomi Newman-Beinart, seorang peneliti kesehatan dan ahli gizi.

Untuk mengantisipasi potensi kehamilan, tubuh meningkatkan progesteron dan estrogen. Progesteron adalah hormon yang membantu menjaga otak tetap tenang dan mengentalkan lapisan rahim. Sementara estrogen adalah bahan kimia yang membantu regulasi dan produksi serotonin, yang berkontribusi terhadap kesejahteraan dan kebahagiaan.

“Hal ini meningkat dan kita berpikir: Hebat, saya merasa teratur, stabil, dan tenang,” kata Joshua Fletcher, seorang anxiety counsellor dan penulis And How Does That Make You Feel?

Namun, begitu tubuh menyadari bahwa tidak ada kehamilan, kadarnya menurun drastis.

“Hal ini menyebabkan perubahan besar pada tubuh dan memberikan banyak tekanan pada tubuh,” kata Fletcher.

Sebagai reaksi terhadap stres ini, tubuh juga mulai memproduksi lebih banyak kortisol – salah satu bahan kimia utama yang terkait dengan rasa takut dan respons fight or flight – untuk mencoba melawannya.

“Penurunan progesteron, penurunan estrogen, peningkatan kortisol – banyak hal yang harus dihadapi oleh tubuh,” kata Fletcher.

Kortisol tidak hanya membuat kita merasa cemas, tetapi juga menimbulkan serangkaian gejala fisik, seperti peningkatan detak jantung, insomnia, muka memerah, dan masalah pencernaan.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Normalkah Jika Merasa Cemas Menjelang Menstruasi?

Setelah membaca penjelasan di atas, mungkin Anda akan bertanya-tanya. Lalu, apakah kecemasan yang dialami ini sangat normal dialami beberapa hari menjelang menstruasi?

Kata Dr. Newman-Beinart, perubahan hormonal ini sepenuhnya normal dan merupakan bagian dari siklus alami tubuh yang dikendalikan oleh sistem endokrin, yang melibatkan hipotalamus, kelenjar pituitari, dan ovarium.

Sekitar 75% wanita menstruasi akan mengalami kecemasan pramenstruasi sebagai bagian dari sindrom pramenstruasi (PMS). Namun, dampak yang ditimbulkan bisa sangat berbeda antara satu wanita dengan wanita lainnya.

“Beberapa wanita lebih sensitif terhadap perubahan ini dan mungkin merasa lebih cemas atau mengalami gejala PMS lain yang lebih intens,” kata Dr Newman-Beinart.

“Genetika, kesehatan secara keseluruhan, tingkat stres, dan gaya hidup semuanya berperan dalam pengaruh fluktuasi hormonal ini pada Anda," sambungnya.

3 dari 4 halaman

Hal yang Harus Dilakukan dalam Mengatasi Periode Fluktuasi Selama Siklus Menstruasi

Ada banyak cara untuk mempersiapkan tubuh Anda menghadapi stres, kecemasan, dan gejala PMS. Hal ini termasuk tetap aktif dengan melakukan olahraga yang meningkatkan suasana hati, mengonsumsi makanan seimbang dan berusaha cukup tidur.

Dr. Newman-Beinart juga menyarankan untuk memantau kadar magnesium tubuh.

“Magnesium sangat penting untuk cara tubuh Anda menangani stres,” katanya. “Ini membantu mengatur neurotransmiter yang memengaruhi suasana hati Anda, seperti serotonin. Ia juga bekerja pada reseptor GABA (gamma-aminobutyric acid) di otak, yang membantu menenangkan Anda. Studi menunjukkan bahwa magnesium yang rendah dapat meningkatkan kecemasan dan stres.”

Anda dapat mempertahankan kadar magnesium dengan mengonsumsi makanan kaya magnesium seperti sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, biji-bijian dan polong-polongan, atau dengan mengonsumsi suplemen magnesium.

4 dari 4 halaman

Bagaimana Orang yang Rentan Terhadap Kecemasan Mengelola Gejalanya?

Jika Anda sudah menderita anxiety atau mengalami anxiety disorder, memahami proses biologis di balik mengapa perasaan ini meningkat sebelum menstruasi adalah cara yang baik untuk mengelolanya.

“Ketika Anda dapat memahami mengapa sesuatu terjadi, hal itu menghilangkan rasa takut,” kata Fletcher.

“Jika Anda tahu apa yang terjadi di dalam diri Anda, Anda dapat mengatasi ketidaknyamanan akibat kecemasan dengan lebih baik," sambungnya.

Kecemasan yang disebabkan oleh PMS bisa menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang sudah mengalami stres, karena sesuatu yang disebut ‘anticipatory anxiety’. Di sinilah tingkat kecemasan seseorang meningkat ketika memikirkan suatu peristiwa atau situasi yang dapat menyebabkan mereka cemas di masa depan.

Karena stres yang disebabkan oleh PMS terjadi secara konsisten pada waktu yang sama setiap bulannya, hal ini dapat memicu ‘anticipatory anxiety’ ini.

“Saya mempraktikkan sesuatu yang disebut 'willful tolerance’,” kata Fletcher. “Menyadari bahwa Anda akan mengalami masa-masa kecemasan ini, tetapi Anda dapat mengatasinya membantu harga diri Anda. Jika Anda memiliki kepekaan yang meningkat di sekitar fase luteal dari siklus menstruasi Anda, Anda tahu itu akan datang, jadi Anda dapat bertanya Apa yang harus saya lakukan? Bukannya melawan. Tiba-tiba, rasa takut Anda mulai berkurang.”

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat