, Jakarta - Kawah Candradimuka bagi calon-calon juara dunia bulu tangkis itu tak akan lagi bergolak mulai 2020. PB Djarum, melalui Djarum Foundation, memutuskan menghentikan Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis Djarum tahun depan.
Padahal, mereka sudah menggelar audisi ini sejak 2006. Hasilnya pun telah terbukti. Audisi PB Djarum telah banyak melahirkan atlet-atlet bulu tangkis hebat yang bisa mengharumkan Indonesia.
Baca Juga
Salah satunya Kevin Sanjaya, yang berhasil menyumbang emas Asian Games 2019, bersama Marcus Gideon di nomor ganda putra. Keduanya juga pernah tujuh kali meraih gelar Superseries dalam satu tahun. Kevin/Marcus juga pernah dua kali berturut-turut menjuarai All England 2017 dan 2018.
Advertisement
Tapi, mulai 2020 dipastikan tidak ada lagi audisi umum yang jadi favorit atlet-atlet belia itu. Dengan begitu, Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 yang saat ini tengah digelar di Purwokerto, Jawa Tengah, menjadi yang terakhir.
Kepastian itu disampaikan Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosiman, dalam sebuah jumpa pers di Purwokerto, Sabtu (7/9/2019).
"Pada Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis kali ini, juga saya sampaikan sebagai ajang untuk pamit sementara waktu, karena pada 2020 kami memutuskan menghentikan audisi umum," ujar Yoppy.
Langkah ini diambil PB Djarum tentu bukan tanpa sebab. Mereka ingin mengakhiri polemik yang selama ini terjadi dengan Komisi Perlidungan Anak Indonesia (KPAI).
Sebelumnya, KPAI menilai bahwa ada unsur eksploitasi anak pada audisi PB Djarum itu. Alasannya, dalam audisi tersebut, setiap anak yang menjadi peserta diwajibkan memakai baju dengan tulisan dan logo Djarum Foundation.
Menurut KPAI, anak-anak yang mengikuti audisi itu bisa terpapar dengan logo produsen tembakau. KPAI juga menuding, secara tidak langsung, anak-anak itu dimanfaatkan sebagai media promosi.
KPAI berpegang pada Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2014 yang merupakan perubahan dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002.
Selain itu, KPAI juga menjadikan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan, sebagai payung hukum mereka, terkait audisi PB Djarum ini.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pasal Polemik
Dalam PP tersebut, pada Pasal 47 ayat (1) disebutkan, setiap penyelenggaraan kegiatan yang disponsori oleh Produk Tembakau dan/atau bertujuan untuk mempromosikan Produk Tembakau dilarang mengikutsertakan anak di bawah usia 18 (delapan belas) tahun.
Inilah yang menjadi pasal polemik. Seperti diketahui anak-anak yang mengikuti audisi beasiswa PB Djarum, berusia di bawah 18 tahun, rentang 11-13 tahun.
KPAI juga tidak sendiri, mereka punya kolega, Yayasan Lentera Anak, yang sepaham.
Sejalan dengan KPAI, psikolog anak Seto Mulyadi juga berpendapat, penggunaan badan anak untuk iklan atau promosi merupakan bentuk eksploitasi. Mengingat dalam audisi tersebut, setiap anak yang menjadi peserta diwajibkan memakai baju dengan tulisan dan logo Djarum Foundation.
"Itu enggak boleh. Lalu, juga sudah ada peraturan pemerintah yang menyatakan juga nomor 109 bahwa rokok itu sebagai zat adiktif yang berbahaya," jelasnya kepada Merdeka.com, Minggu (8/9/2019).
Padahal, menurut PB Djarum, logo Djarum Badminton Club yang tertera di kostum peserta, bukan produk rokok, melainkan nama klub mereka.
Di sisi lain, tidak sedikit yang memberi dukungan, bahkan meminta PB Djarum untuk melanjutkan audisi ini. Sebab, ajang ini disebut sebagai satu-satunya media pencarian bibit muda bulu tangkis yang bisa menjangkau banyak daerah di Indonesia, dan sudah terbukti.
Selain para legenda bulu tangkis, yang telah merasakan betul manfaat upaya PB Djarum dalam membangun bakat mereka, Menpora RI, Imam Nahrawi pun turut buka suara, mendukung.
Di akun Instagram-nya, Imam menyebut bahwa audisi PB Djarum seharusnya tetap jalan terus, karena dia menilai tidak ada eksploitasi anak di dalamnya.
Hal itu ditegaskan lagi oleh Imam, dalam acara puncak perayaan Hari Olahraga Nasional di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu (8/9).
"Audisi Djarum tidak boleh berhenti, terus berjalan, karena sudah mendalami tidak ada soal-soal yang terkait ekploitasi anak. Sejauh ini berjalan dengan baik dan menjadi suport bagi kita," ujarnya kepada wartawan.
Advertisement
Tidak Larang Audisi
KPAI sendiri telah menegaskan, yang mereka tentang bukan audisi atau pencarian bakat atlet-atlet muda bulu tangkis, melainkan unsur eksploitasi anak yang ditenggarai berada di dalamnya.
Hal itu juga ditegaskan lagi oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). "Yang diminta KPAI dan LAI adalah bukan menghentikan audisinya, tetapi audisi yang tidak melibatkan logo merek rokok, dalam hal ini Djarum. Penggunaan logo tersebut selain tidak pantas juga melanggar regulasi yang ada," demikian keterangan Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian YLKI.
Namun, tetap saja mereka dituding sebagai penyebab utama keluarnya keputusan Djarum untuk menyetop audisi beasiswa ini.
Di jagat maya, warganet pun riuh menyuarakan kekesalan mereka kepada lembaga yang dipimpin Susanto itu. Bahkan, puluhan dari mereka berinisiatif meneken petisi "Kembalikan Audisi PB Djarum" di Change.org.
Reaksi PBSI: Tragis
PBSI, selaku induk olahraga tepok bulu ini di Indonesia pun langsung bereaksi. Sekjen PBSI, Achmad Budiharto, mengaku sangat terkejut dengan keputusan Djarum Foundation. Dia menyebutnya sebagai hal yang tragis.
"Pada intinya kita berharap audisi tetap berjalan. Karena, audisi ini adalah salah satu cara, metode, bagaimana bulu tangkis Indonesia bisa stabil, bisa terus-menerus mencari bibit pemain yang ada," ucapnya.
Achmad menambahkan, PB Djarum merupakan kontributor utama dalam menyumbang atlet ke Pelatnas PBSI. Dari zaman Christian Hadinata, Liem Swi King, sampai Ardy Wiranata dan kawan-kawan.
"Sampai sekarang pun, lebih dari 40 persen pemain Pelatnas PBSI adalah dari PB Djarum yang didapatkan dari proses audisi," paparnya. "Jadi saya tidak bisa membayangkan ke depannya mau seperti apa."
Senada dengan Achmad, Susy Susanti, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, pun mengaku sangat kecewa, miris. Pasalnya, kata Susy, saat ini, mereka sedang bekerja keras lantaran tuntutan prestasi di bulu tangkis itu sangat berat.
"Sekarang kita sedang kerja keras bagaimana tuntutan prestasi terpenuhi, cari bibit untuk regenerasi biar tidak hilang," ujar Susy kepada .
Susy, peraih medali emas Olimpiade 1992 dan juara gelar All England, menjelaskan, PB Djarum harus diakui telah memberikan kontribusi sangat besar terhadap pengembangan bulu tangkis Indonesia. PB Djarum, kata Susy, melatih atlet mulai dari usia dini.
"Atlet itu harus dilatih bisa menerima kemenangan dan kekalahan, dibentuk menjadi orang sportif dan terus bekerja keras," ujar Susy. Semua itu, tambah dia, bisa didapat di audisi umum PB Djarum ini.
Advertisement
Konsep Baru
Keprihatinan juga dilontarkan Ketua Umum PBSI, Wiranto, sosok yang juga merupakan Menko Polhukam itu pun berharap agar polemik ini segera dihentikan.
Mantan Panglima TNI ini menyebut, masalah pembinaan bulu tangkis Indonesia jangan sampai dibuat kisruh. Semuanya bisa dibicarakan dengan baik-baik.
Dia bahkan menyebut, sudah menyiapkan konsep baru yang bisa menjamin pembinaan bulu tangkis di Indonesia tetap berlanjut, tanpa ada yang merasa dirugikan.
Hanya memang, Wiranto belum mau merinci hal apa yang akan diperbarui. "Sudah selesai, sampai 2019 lanjutkan. Nanti ada satu konsep baru, sudah ada pembicaraan," kata Wiranto di Kantornya, Jalan Merdeka Barat, Senin (9/9).
Peluang itu memang masih sangat terbuka. Pasalnya, pihak PB Djarum, melalui Yoppy juga sempat menyebut, bahwa penghentian ini sifatnya sementara.
Hanya memang, Yoppy tak merinci, sampai kapan. Yang jelas, PB Djarum berharap kembali mendapat ruang gerak, untuk bisa melanjutkan kontribusi mereka.
Mungkin itulah yang memang seharusnya didorong semua pihak. Sebab, keterlibatan PB Djarum dalam menggelar audisi umum sebenarnya sudah sesuai dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
Dalam undang undang tersebut disebutkan, masyarakat bisa turut berperan serta dalam mengembangkan dan pembinaan olahraga nasional ketika negara memiliki keterbatasan.
Terkini Lainnya
PB Djarum Sapu Bersih 4 Piala Bergengsi di Superliga Junior 2024
Bangkitkan Bulu Tangkis Indonesia, PB Djarum Gelar Audisi Umum untuk U-11, KU11 dan KU12
Saran Richard Mainaky usai 'Hasil Tak Terduga' Tim Bulutangkis Indonesia di Olimpiade Paris 2024
Pasal Polemik
Tidak Larang Audisi
Reaksi PBSI: Tragis
Konsep Baru
PB Djarum
Rekomendasi
Bangkitkan Bulu Tangkis Indonesia, PB Djarum Gelar Audisi Umum untuk U-11, KU11 dan KU12
Saran Richard Mainaky usai 'Hasil Tak Terduga' Tim Bulutangkis Indonesia di Olimpiade Paris 2024
Hasil Kapolri Cup 2024: PB Djarum Jadi Juara Umum
Revisi UU Pilkada
7 Pernyataan Sikap The Prakarsa Soal Revisi UU Pilkada: Selamatkan Demokrasi Indonesia
6 Fakta Artis Turun ke Jalan Tolak Revisi UU Pilkada, Netizen Sebut Hatinya Masih Waras Mau Berjuang Untuk Rakyat
Wakil Ketua Baleg Sebut Ada Anggota DPR Dilarang Istri untuk Ikut Pengesahan RUU Pilkada
Bahlil Lahadalia
Disentil Bahlil Gara-Gara Lambat Penuhi Izin Tambang, Ini Kata Bos Freeport
Bukan Jokowi, Bahlil Pilih Agus Gumiwang Kartasasmita Sebagai Ketua Dewan Pembina Golkar
Umumkan Kepengurusan Baru, Bahlil Tunjuk Sarmuji Sebagai Sekjen Golkar
Infografis Isu Panas Munas XI Golkar dan Kelakar Politik Ketum Terpilih Bahlil Lahadalia
Bahlil soal Pernyataan 'Jangan Main-main dengan Raja Jawa': Itu Candaan Politik Saja
Jokowi Jawab Isu Jadi Ketua Dewan Pembina Golkar: Tanyakan pada Ketum, Jangan ke Saya
Monkeypox
Kemenkes RI: Vaksinasi Mpox Massal Belum Diperlukan
Perusahaan India Kembangkan Vaksin Mpox, Targetkan Hasil Positif Setahun ke Depan
Vaksin Mpox Bukan untuk Semua Orang, Ini Daftar Kelompok yang Jadi Prioritas Kemenkes RI
Tidak Dijual Bebas, Program Vaksinasi Mpox di Indonesia Sasar Kelompok Berisiko Tinggi
Mpox adalah Penyakit Akibat Virus Monkeypox, Pria Penyuka Seks Sesama Jenis Paling Berisiko
BRI Liga 1
Jadwal BRI Liga 1 2024/2025, 23-27 Agustus: Dibuka PSIS Semarang vs PSBS Biak
BRI Liga 1: Persib Bandung Menghimbau Suporter Arema FC Tidak Datang ke SJH
Hasil BRI Liga 1 Dewa United vs Persib Bandung: Unggul 2 Kali, Pangeran Biru Harus Puas Petik 1 Poin
Hasil BRI Liga 1 2024/2025: Persija Gagal Kalahkan Persita
Hasil BRI Liga 1 2024/2025: Bali United Hajar Semen Padang
Jadwal dan Link Live Streaming BRI Liga 1, Minggu 18 Agustus di Vidio: Bali United vs Semen Padang, Persita Tangerang vs Persija Jakarta
TOPIK POPULER
Populer
Lanjutkan Karier, Bek Tim Utama Manchester United Dijual ke Klub Championship
Jadwal Liga Inggris 2024/2025, 24-25 Agustus: Brighton vs Manchester United
Butuh Dana untuk Ugarte, Manchester United Bisa Dapat Bantuan dari Klub Kasta Kedua
Manchester United Dapat Untung, Setan Merah Resmi Jual Salah Satu Penyerangnya
Thailand Jadi Seri Pembuka MotoGP 2025, Asia Tenggara Akhiri Penantian 28 Tahun
5 Rekrutan Baru yang Tampil Mengesankan di Pekan Pertama Liga Inggris: Termasuk Pemain Manchester United?
Pemain Terbuang Manchester United Dilirik Klub Kasta Kedua Inggris
Manchester United Jual Murah Christian Eriksen, Siapa Mau Beli?
Gabriel Jesus Ogah Pindah, Siap Buktikan Diri di Arsenal
Top 3 Berita Bola: Manchester United Bakal Jadikan Pemain Ini Rekrutan Kelima di Musim Panas 2024
RUU Pilkada
DPR Bakal Ikuti Putusan MK Jika RUU Pilkada Belum Sah hingga 27 Agustus
10 Artis Ini Ikut Kawal Putusan MK di Media Sosial, Bergerak Bersama Rakyat
Unjuk Rasa Tolak Revisi UU Pilkada, Massa Jebol Pagar DPR
Megawati Meradang Putusan MK Dianulir Secepat Kilat oleh Baleg DPR
Berita Terkini
Kiky Saputri Titip Pesan untuk Demonstran dan Minta Doa, Sebut Dirinya Berjuang Lewat Jalur Dalam
5 Potret Terbaru Pevita Pearce di Paris, Pamer Momen Bersama Sydney Sweeney
8 Arti Mimpi Rujuk dengan Mantan Pasangan, Tanda Balikan atau Ada Masalah yang Belum Usai?
6 Rekomendasi Film Korea Seperti Memories of Murder, Penuh Ketegangan
Mau Coba Ikut Rekrutmen CPNS 2024 di KKP? Ini Alur Pendaftarannya
Wawancara Ekslusif Hendra Basir: Kilas Balik Penemuan Veddriq Leonardo hingga Menggembleng Jadi Juara Olimpiade
Resep Brownies Lumer Cup Spesial, Simak Tips, Trik, dan Variasi Rasa
DPR Bakal Ikuti Putusan MK Jika RUU Pilkada Belum Sah hingga 27 Agustus
10 Artis Ini Ikut Kawal Putusan MK di Media Sosial, Bergerak Bersama Rakyat
Mengapa 'Marriage Is Scary' Menjadi Fenomena di Kalangan Perempuan?
Respons Kimberly Ryder soal Komentar Tamara Bleszynski Tentang Foto Anaknya Duduk Di Pinggir Jalan Tunggu Bajaj
Ragam Hoaks Catut Nama Suku Dayak, Simak Faktanya
Email DPR RI Diduga Diretas, Hacker Ancam Bocorkan Informasi Sensitif ke Seluruh Dunia
Hasil Japan Open 2024: Fikri/Daniel Susul Fajar/Rian dan Leo/Bagas ke Perempat Final