uefau17.com

Doa Mustajab Melapangkan Rezeki dari Rasulullah, Amalkan saat Keluar Rumah - Islami

, Jakarta - Rezeki tiap makhluk telah ditentukan. Namun, hal itu bukan berarti seseorang tidak berikhtiar.

Ikhtiar tetap dilakukan, mengingat manusia adalah makhluk yang berakal budi. Akal budi inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lain, misalnya hewan, yang instingtif.

Selain berusaha dengan maksimal, umat Islam dianjurkan untuk senantiasa berdoa. Dalam senang maupun susah, doa adalah wujud penghambaan dan bahwa semua yang terjadi tidak lain atas kehendak Allah SWT.

Allahlah yang memiliki rezeki, Allah pula yang berkuasa membagi-bagikan kepada tiap orang.

Apabila merasa rezeki seret, maka tak ada salahnya lebih khusyuk memanjatkan doa agar diberi kelapangan rezeki. 

Doa ini diajarkan Rasulullah SAW dan dianjurkan dibaca saat keluar rumah. Karena diajarkan langsung Nabi SAW, maka doa ini insya Allah mustajab alias mudah terkabul.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lafal Doa Melapangkan Rezeki dari Rasulullah SAW

Melansir NU Online Jatim, Kamis (18/7/2024), Diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA sebagai berikut:

بِسْمِ اللهِ عَلَى نَفْسِي وَمَالِي وَدِيْنِيْ. اَللَّهُمَّ رَضِّنِيْ بِقَضَائِكَ، وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَا قُدِّرَ لِيْ حَتَّى لَا أُحِبَّ تَعْجِيْلَ مَا أَخَّرْتَ وَلَا تَأْخِيْرَ مَا عَجَّلْتَ

Bismillâhi ‘ala nafsî wa mâlî wa dînî. Allâhumma radhdhinî bi qadhâ’ika, wa bârik lî fîmâ quddira lî hattâ lâ uhibba ta‘jîla mâ akhkharta, wa lâ ta’khîra mâ ‘ajjalta.

Artinya: Dengan nama Allah yang menguasai diri, harta, dan agamaku. Tuhanku, kondisikan batinku agar rela menerima ketentuan-Mu. Berkatilah aku pada semua yang ditakdirkan untukku sehingga aku enggan menyegerakan apa yang Kautunda dan enggan menunda apa yang Kausegerakan.

Dengan doa ini, kita berharap kepada Allah untuk membuka pintu-pintu rezeki di luar rumah. Kita juga memohon kepada-Nya untuk memberikan ketenteraman batin kita di tengah kondisi kritis dalam hal finansial. Riwayat ini dapat disebutkan oleh Imam an-Nawawi dalam karyanya Al-Adzkarul Muntakhabah min Kalami Sayyidil Abrar, yang biasa disebut Al-Adzkar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat