, Beirut - Hari ini empat tahun yang lalu, terjadi ledakan dahsyat di Kota Beirut Lebanon.
"Ledakan besar di ibu kota Lebanon, Beirut, pada 4 Agustus 2020 telah menewaskan sedikitnya 70 orang dan melukai lebih dari 4.000 orang lainnya," kata menteri kesehatan dalam laporan awal seperti dikutip dari BBC.
Baca Juga
Video menunjukkan asap mengepul dari api, kemudian awan jamur muncul usai ledakan di pelabuhan kota tersebut. Para pejabat menyalahkan bahan-bahan yang sangat mudah meledak yang disimpan di gudang selama enam tahun.
Advertisement
Presiden Lebanon Michel Aoun mencuit bahwa "tidak dapat diterima" bahwa 2.750 ton amonium nitrat disimpan dengan tidak aman.
Investigasi kemudian dilakukan untuk menemukan pemicu pasti ledakan tersebut. Dewan Pertahanan Tertinggi Lebanon mengatakan mereka yang bertanggung jawab akan menghadapi "hukuman maksimal" yang mungkin.
Rumah sakit dikatakan kewalahan dan banyak bangunan telah hancur.
Presiden Aoun mengumumkan masa berkabung tiga hari, dan mengatakan pemerintah akan mengeluarkan dana darurat sebesar 100 miliar lira (£50,5 juta; $66 juta). Seorang jurnalis BBC di lokasi kejadian melaporkan adanya mayat dan kerusakan parah, yang cukup untuk melumpuhkan pelabuhan Beirut.
Perdana Menteri Hassan Diab menyebutnya sebagai bencana dan mengatakan mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban. Ia berbicara tentang "gudang berbahaya" yang telah ada di sana sejak 2014, tetapi mengatakan ia tidak akan mendahului penyelidikan.
Media lokal menunjukkan orang-orang terperangkap di bawah reruntuhan. Seorang saksi mata menggambarkan ledakan pertama sebagai ledakan yang memekakkan telinga, dan rekaman video menunjukkan mobil-mobil yang hancur dan bangunan-bangunan yang rusak akibat ledakan.
"Semua bangunan di sekitar sini runtuh. Saya berjalan melalui kaca dan puing-puing di mana-mana, dalam kegelapan," kata seorang saksi mata di dekat pelabuhan kepada kantor berita AFP.
Ledakan itu terdengar sejauh 240 km (150 mil) di Pulau Siprus di Mediterania timur. Ledakan itu terjadi pada saat yang sensitif bagi Lebanon, dengan krisis ekonomi yang memicu kembali perpecahan lama. Ketegangan juga meningkat menjelang putusan Jumat 7 Agustus 2024 dalam persidangan atas pembunuhan mantan Perdana Menteri Rafik Hariri pada tahun 2005.
Laporan VOA News menyebut kabinet Lebanon telah mengumumkan keadaan darurat selama dua minggu dan memerintahkan militer untuk menahan siapa pun yang terlibat dalam penyimpanan bahan peledak yang meledak di pelabuhan.
Pihak berwenang sedang menyelidiki apa yang menyebabkan ledakan itu dan para pemimpin telah memusatkan perhatian pada apa yang mereka katakan sebagai berton-ton amonium nitrat yang telah disimpan di gudang-gudang pelabuhan selama enam tahun terakhir.
Presiden Michel Aoun telah berjanji bahwa mereka yang bertanggung jawab akan menghadapi "hukuman paling berat."
Adapun mengutip Al Jazeera, belakangan diketahui jumlah korban melonjak, menewaskan 218 orang, melukai 7.000 orang, dan menyebabkan 300.000 orang mengungsi.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Ledakan Menghancurkan Area Vital Pelabuhan di Beirut
Ledakan itu menghancurkan area pelabuhan yang vital dan begitu kuatnya sehingga meledakkan pintu dan jendela yang jauh dari pelabuhan dan merusak banyak bangunan.
Gubernur Beirut Marwan Abboud mengatakan pada hari Rabu bahwa "situasi apokaliptik" telah menyebabkan sekitar 300.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Setelah kejadian tersebut, rumah sakit dibanjiri oleh orang-orang yang mencari perawatan. Para korban selamat dengan wajah dan pakaian berlumuran darah berjalan di jalan-jalan.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada hari Rabu bahwa tiga rumah sakit di Beirut rusak parah akibat ledakan tersebut dan saat ini tidak berfungsi. WHO mengatakan dua rumah sakit lainnya hanya beroperasi sebagian.
Masyarakat internasional telah menanggapi dengan belasungkawa bagi para korban tewas dan menawarkan bantuan kepada masyarakat Beirut dengan upaya pemulihan.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi Beirut pada hari Kamis untuk bertemu dengan para pemimpin politik. Prancis, bekas kekuatan kolonial di Lebanon, mengirimkan dokter darurat dan beberapa ton peralatan medis.
Rusia mengirimkan rumah sakit militer beserta 50 pekerja medis, sementara Qatar mengirimkan rumah sakit lapangan dan bantuan medis. Irak mengirimkan kru pekerja medisnya sendiri beserta truk-truk berisi perlengkapan medis.
Advertisement
Ledakan Beirut Getarkan Tanah dengan Kekuatan M 3,3 hingga Seperti Bom Nuklir
Selain suara menggelegar menyakitkan telinga, api berkobar, dan asap membumbung membentuk kepala jamur besar, ledakan itu juga menggetarkan tanah seperti gempa bumi dengan magnitudo 3,3.
Orang-orang terluka tergeletak di tanah dekat pelabuhan Beirut, yang jadi lokasi tragedi. Bangunan di sekitarnya hancur, rata dengan tanah. Mobil-mobil terbalik, dan jalanan dipenuhi puing-puing.
"Aku tidak percaya aku masih hidup," ujar Nada Hamza, salah seorang warga Beirut yang berada di tempat ledakan.
"Saya berada beberapa meter dari pusat listrik di Lebanon, yang sejajar dengan pelabuhan," imbuhnya, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Editor Sky News Timur Tengah, Zein Ja'far, yang berada di pusat kota Beirut saat insiden pada Selasa 4 Agustus sore, mengatakan ledakan besar menyebabkan jendela runtuh dan membentuk seperti gua.
"Ledakan ini merobek fasad bangunan tempat kami berada, dan begitu debu mereda, kami dan orang lain di blok ini bergegas ke luar. Benar-benar pemandangan yang mengkhawatirkan," kata Ja'far.
"Suara sirene brigade pemadam kebakaran, ambulans, polisi dan juga militer telah cukup gencar selama 45 menit terakhir dan sejumlah besar layanan darurat dan pasukan keamanan bergegas ke daerah itu sekarang," ungkap dia.
Ja'far menyaksikan banyak orang yang sangat linglung, dengan berlumuran darah berjalan-jalan mencoba mengumpulkan sisa tenaga mereka.
Seorang warga setempat bernama Fady Roumieh, berdiri di tempat parkir sebuah pusat perbelanjaan sekitar 2 km dari timur ledakan. Dia berkata, "(Ledakan itu) seperti bom nuklir. Kerusakan begitu luas dan parah di seluruh kota".
"Beberapa bangunan sejauh 2 km sebagian runtuh. Ini seperti zona perang. Kerusakannya ekstrem. Tidak ada satu pun jendela kaca yang utuh," tutur Fady.
Gubernur Beirut Marwan Abboud tak bisa menahan tangisnya ketika memantau lokasi ledakan. Ia mengaku tak pernah melihat bencana seperti ini seumur hidupnya.
"Saya tak pernah melihat kehancuran seperti ini. Ini adalah petaka nasional. Ini adalah bencana bagi Lebanon," ujar Abboud saat diwawancara Sky News Arabia.
Ledakan di Beirut, Lebanon, mengakibatkan terjadinya kepulan asap tinggi, sehingga pengguna media sosial menyebutnya mirip dengan bom Hiroshima.
Marwan Abboud juga ikut berpikir demikian. "(Ini) mirip dengan apa yang terjadi di Hiroshima dan Nagasaki," ucapnya.
Sumber Ledakan 2.750 Ton Amonium
Presiden Lebanon Michel Aoun mengaku telah mengetahui sumber penyebab ledakan. Dalam akun Twitter Kepresidenan Lebanon, Aoun mengungkap penyebab ledakan di Beirut itu berasal dari 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di pelabuhan Beirut sebelum dikirim ke Afrika.
Ia menyatakan, penimbunan ribuan ton amonium nitrat di sebuah gudang tanpa langkah keamanan seperti itu tidak dapat diterima.
Aoun menekankan, mereka yang bertanggung jawab atas tragedi ledakan di Beirut tersebut harus diganjar hukuman paling berat, seperti dikutip dari kantor berita Anadolu Agency.
Otoritas Lebanon langsung menyatakan Beirut sebagai "daerah bencana" akibat peristiwa itu. Dewan Pertahanan Tertinggi Lebanon menyatakan status darurat di Ibu Kota Beirut selama dua pekan ke depan.
Komite investigasi juga telah dibentuk guna menyiapkan laporan mengenai ledakan.
Apa itu amonium nitrat?
Mengutip BBC, amonium nitrat memiliki sejumlah kegunaan yang berbeda, tetapi dua yang paling umum adalah sebagai pupuk pertanian dan sebagai bahan peledak. Amonium nitrat sangat mudah meledak jika terkena api - dan ketika meledak, amonium nitrat dapat melepaskan gas beracun termasuk nitrogen oksida dan gas amonia.
Karena sangat mudah terbakar, ada aturan ketat tentang cara menyimpan amonium nitrat dengan aman - tetapi di antara persyaratannya adalah tempat penyimpanan harus benar-benar tahan api, dan tidak boleh ada saluran pembuangan, pipa, atau saluran lain tempat amonium nitrat dapat menumpuk, yang menciptakan bahaya ledakan tambahan.
Terkini Lainnya
20 September 1932: Aksi Mogok Makan Mahatma Gandhi, Protes Inggris Soal Pemisahan Kasta di Sistem Pemilu India
18 September 1987: Ratusan Orang di Brasil Keracunan Massal Akibat Radiasi Cesium-137
17 September 1976: NASA Luncurkan Pesawat Ulang Alik Pertamanya
Ledakan Menghancurkan Area Vital Pelabuhan di Beirut
Ledakan Beirut Getarkan Tanah dengan Kekuatan M 3,3 hingga Seperti Bom Nuklir
Sumber Ledakan 2.750 Ton Amonium
Today in History
Beirut
Lebanon
Ledakan Beirut
Ledakan di Beirut
Ledakan Lebanon
Ledakan di Lebanon
Amonium Nitrat
Ledakan
Rekomendasi
18 September 1987: Ratusan Orang di Brasil Keracunan Massal Akibat Radiasi Cesium-137
17 September 1976: NASA Luncurkan Pesawat Ulang Alik Pertamanya
16 September 1978: Lebih dari 11.000 Orang Tewas Akibat Gempa Bumi di Iran
15 September 1995: Pesawat Malaysia Airlines Gagal Mendarat di Bandara Tawau dan Tabrak Rumah Warga, 34 Orang Tewas
13 September 2007: PBB Adopsi Deklarasi Terkait Hak Masyarakat Adat
12 September 2001: Usai Tragedi 9/11, AS Nyatakan Perang Terhadap Tindakan Terorisme
11 September 2012: Kedutaan AS di Benghazi Libya Diserang, 4 Orang Tewas Termasuk Duta Besar
10 September 1897: Kasus Tilang Pertama di Dunia, Pengemudi Asal London Ditangkap Lantaran Berkendara dalam Keadaan Mabuk
9 September 1976: Pemimpin Revolusi Komunis China Mao Zedong Meninggal Dunia
Gempa Bandung
Beredar Pesan Berantai Gempa Susulan Lebih Besar Bakal Terjadi di Bandung, BMKG Sebut Hoaks
Kereta Cepat Whoosh Kembali Beroperasi Pasca Gempa Bandung, Jalur Dipastikan Aman
700 Rumah dan Bangunan Rusak Akibat Gempa Kabupaten Bandung
Dampak Gempa Bandung, Sejumlah Perjalanan Kereta Terganggu tapi Belum Ada Kabar Destinasi Wisata Ditutup
5 Fakta Gempa Bandung, Rumah Warga Roboh hingga Kereta Cepat Whoosh Dibatalkan
Pilkada 2024
Dukung RK-Suswono di Pilkada 2024, Sahabat Jakarta Minta Program Anies Dilanjutkan
Berebut Suara Anies Baswedan di Pilkada Jakarta
Pilkada 2024, KPU Kota Tangerang Butuh 18.942 Petugas KPPS
Pilkada Kapuas, Alfian Mawardi Makin Percaya Diri Usai Didukung Sugianto Sabran
Ridwan Kamil soal Timses Belum Diumumkan: Tanya ke Riza Patria
Muncul Gerakan 'Anak Abah Tusuk 3 Paslon', Ini Kata Bawaslu
PON 2024
Kontroversi Fasilitas hingga Makanan Atlet PON Aceh-Sumut 2024, Tanggung Jawab Siapa?
Dukungan Suporter Bantu Karateka Sumut Lampaui Target Medali di PON 2024
Sukses Arung Jeram di PON Aceh-Sumut 2024 Dongkrak Potensi Sport Tourism dan Eco Tourism
Kopi Lokal Jadi Primadona di PON Aceh-Sumut 2024
Profil Aisha Hakim, Putri Irfan Hakim yang Berhasil Raih Medali Emas di PON 2024
Kebanggaan Irfan Hakim, Putri Tercinta Aisha Raih Emas saat Berlaga di PON ke-21 untuk Jakarta
BRI Liga 1
Jadwal BRI Liga 1 2024/2025, 20-23 September: PSM Makassar vs PSIS Semarang
Modal Bagus PSM Makassar Arungi BRI Liga 1 2024/2025
Hasil BRI Liga 1 2024/2025 Persebaya Surabaya vs Persis Solo: Menang 2-1, Bajul Ijo Melesat ke Peringkat 2
Jadwal BRI Liga 1 2024/2025 Pekan Keenam: Persib vs Persija & Laga Seru Lainnya
Hasil BRI Liga 1 2024/2025: Diwarnai 2 Kartu Merah, Persik Kediri Bekuk Persita Tangerang
Jadwal BRI Liga 1 2024/2025, 20-23 September: PSS Sleman vs Arema FC
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
20 September 1932: Aksi Mogok Makan Mahatma Gandhi, Protes Inggris Soal Pemisahan Kasta di Sistem Pemilu India
Populer
14 Negara Bela Israel dan Tolak Resolusi di Majelis Umum PBB Terkait Palestina
Pesawat Qantas Airlines Mendarat Darurat Usai Terjun dari Ketinggian 6.000 Meter dalam Hitungan Menit
Serangan Pisau Dekat Sekolah Jepang di China, 1 Siswa Terluka Akibat Penikaman
Nasib Bendera AS yang Tertinggal saat Misi Apollo
Keren, Retno Marsudi Dijadikan Nama Bunga Tulip di Belanda
20 September 1932: Aksi Mogok Makan Mahatma Gandhi, Protes Inggris Soal Pemisahan Kasta di Sistem Pemilu India
Majelis Umum PBB Adopsi Resolusi Agar Israel Akhiri Pendudukan di Wilayah Palestina dalam 1 Tahun
FBI Gagalkan Kelompok Peretas China yang Berupaya Menyusup Infrastruktur Penting di AS
AS Nyatakan Tak Terlibat Ledakan Walkie Talkie di Lebanon
WHO: Perubahan Iklim dan Banjir Meningkatkan Risiko Gigitan Ular Mematikan
Gempa Hari Ini
Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Padang Sidempuan Sumut, Tidak Berisiko Tsunami
Gempa Magnitudo 5,6 Guncang Daruba Maluku Utara
Bukan Sesar Garsela, BNPB Sebut Gempa Kabupaten Bandung Dipicu Sesar yang Belum Terpetakan
Penumpang Kereta Cepat Whoosh Gagal Berangkat Imbas Gempa Kabupaten Bandung
Kajian Cepat Badan Geologi soal Gempa Merusak di Kabupaten Bandung
Dampak Gempa Bandung, Sejumlah Perjalanan Kereta Terganggu tapi Belum Ada Kabar Destinasi Wisata Ditutup
Berita Terkini
Cuaca Hari Ini Jumat 20 September 2024: Langit Pagi Jabodetabek Diprediksi Berawan Tebal
Buat yang Masih Bingung, Begini Cara Ganti Baterai Smart Key yang Habis
5 Zodiak Paling Rentan Stres, Terlalu Memikirkan Berbagai Kemungkinan Secara Berlebihan
Hasil Liga Champions: Monaco Bungkam Barcelona, Arsenal Ditahan Imbang Atalanta
Gara-Gara Ini, Pemilik Marlboro Jual Murah Perusahaan Inhaler Inggris
Meneropong Prospek Kripto Usai The Fed Turunkan Suku Bunga Acuan
20 September 1932: Aksi Mogok Makan Mahatma Gandhi, Protes Inggris Soal Pemisahan Kasta di Sistem Pemilu India
Siap IPO, Master Print Incar Modal Segini
Menikmati Indahnya Alas Veenuz, Tempat Wisata Alam Populer di Trawas
3 Resep Udang Balon, Gorengan Viral yang Nikmat Jadi Lauk Makan
Terobosan Baru BPJS Kesehatan untuk Layanan Berkualitas Mutu, Rumah Sakit Apung hingga Digitalisasi
Polisi Bantah Jemput Paksa Lolly Anak Nikita Mirzani Hingga Histeris Minta Tolong
7 Tafsir Mimpi Ketindihan, Bikin Merinding dan Penuh Pesan Penting Kehidupan
Kisah Sunan Drajat Bikin Preman Sakti Mandraguna Bertekuk Lutut Hanya dengan Tembang Pangkur
Karhutla di Kalsel Meluas, 8 Wilayah Terdampak