, Jakarta - Pesawat ulang-alik atau space shuttle merupakan wahana canggih untuk misi berawak milik NASA. Wahana antariksa milik NASA ini pertama kali beroperasi pada 1981.
Selama rentang waktu 30 tahun pesawat ulang alik NASA telah mencatatkan sejarah. Sayangnya, NASA menghentikan misi pesawat ini pada 2011 karena sejumlah alasan.
Dikutip dari laman resmi NASA pada Jumat (19/04/2024), berikut fakta menarik mengenai pesawat ulang-alik atau space shuttle.
Advertisement
Baca Juga
1. Dikembangkan dan Dioperasikan oleh NASA
NASA (National Aeronautics and Space Administration) bertanggung jawab atas program-program luar angkasa Amerika Serikat. Tak hanya itu, NASA juga bertanggung jawab atas penelitian umum yang berkesinambungan mengenai eksplorasi luar angkasa.
NASA sudah melakukan banyak sekali misi dalam penelitian dan eksplorasi luar angkasa. Salah satu wahana yang pernah digunakan oleh NASA untuk misi berawaknya adalah pesawat ulang-alik.
Pesawat ulang-alik akan membawa para astronaut ke orbit rendah bumi. Astronaut melakukan berbagai aktivitas di atas sana.
Pesawat ini juga membawa mereka kembali pulang ke bumi setelah misi selesai. Di masa lalu, Uni Soviet juga mengembangkan program pesawat plang-alik Buran. Sayangnya, misi ini hanya berhasil diluncurkan sekali di 1988.
Program pesawat Soviet tidak dilanjutkan lagi setelah 1991 menyusul kejatuhan Uni Soviet, sehingga praktis hanya Amerika Serikat yang mengoperasikan pesawat ini untuk misi luar angkasanya.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
NASA Memiliki 6 Pesawat
2. NASA Memiliki 6 Pesawat
Program pesawat ulang-alik dimulai sejak peluncuran perdana Pesawat ulang-alik Columbia pada 12 April 1981. Program ini berakhir ketika pesawat ulang-alik Atlantis melakukan pendaratan terakhir pada 21 Juli 2011.
Pendaratan tersebut menjadi penutup era penerbangan pesawat ulang-alik. Pesawat ulang-alik atau space shuttle adalah pesawat luar angkasa pertama yang dibuat dengan tujuan agar sebagian besar komponen-komponennya dapat digunakan kembali setelah menyelesaikan suatu misi.
Berbeda dengan peluncuran wahana antariksa di masa lalu yang komponennya hanya dapat dipakai satu kali pada setiap peluncuran. Pesawat ulang-alik tersebut dibekali dengan teknologi dan sistem komputer yang termutakhir.
Dengan pesawat ulang-alik para astronaut melakukan berbagai macam misi seperti penelitian, perbaikan satelit, pembangunan konstruksi Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dan sebagainya. Dalam era program pesawat ulang-alik, NASA membuat 6 buah pesawat yaitu Enterprise, Columbia, Challenger, Discovery, Atlantis dan Endeavour.
Dari keenam pesawat tersebut Enterprise tidak pernah diluncurkan untuk misi luar angkasa dan hanya dibuat sebagai pesawat uji coba saja. Selama perjalanan waktu, NASA kehilangan dua pesawat ulang-aliknya yaitu Challenger dan Columbia karena kecelakaan fatal dan menewaskan seluruh astronaut yang mengawakinya.
3. Bagian Pesawat Ulang-Alik
Komponen-komponen pesawat ulang-alik terdiri atas empat bagian utama yaitu pesawat Orbiter, mesin utama, tangki eksternal, dan roket pendorong berbahan bakar padat (Solid Rocket Boosters). Orbiter adalah pesawat tempat para astronaut berada ketika lepas landas (lift off) dan mendarat kembali di bumi setelah menyelesaikan sebuah misi.
Pesawat orbiter kira-kira berukuran sebesar pesawat komersial DC-9 dan mampu membawa kargo seberat 65,000 pound (sekitar 29 ton) ke luar angkasa. Dengan konstruksi utama alumunium, badan pesawat orbiter dilapisi keramik khusus tahan panas sebagai isolator panas ketika pesawat masuk kembali ke dalam atmosfer bumi setelah menyelesaikan misi.
Setiap pesawat orbiter didesain untuk menjalankan sekitar 100 misi luar angkasa. Mesin utama (main engine), tiga buah mesin utama terletak di bagian belakang pesawat orbiter.
Mesin utama menggunakan campuran bahan bakar oksigen cair dan hidrogen cair yang disuplai oleh tangki eksternal. Setiap mesin utama mampu memberikan gaya dorong hingga sebesar 375,000 pound (sekitar 170 ton). Mesin utama beroperasi sekitar 8.5 menit pada setiap peluncuran.
Tangki eksternal (External Tank), memiliki dimensi panjang sekitar 154 kaki ( sekitar 47m) dan memiliki berat 1,667,677 pound (sekitar 760 ton) ketika terisi penuh bahan bakar yang terdiri atas ratusan ribu galon oksigen cair dan hidrogen cair. Tangki eksternal akan dilepas di udara setelah bahan bakar habis.
Komponen ini merupakan satu-satunya komponen utama dari pesawat ulang-alik yang tidak dapat digunakan kembali setelah peluncuran. Roket pendorong berbahan bakar padat (Solid Rocket Boosters).
Roket ini adalah roket dengan kekuatan dorong yang sangat besar untuk mengangkat dan melesatkan pesawat ke angkasa. Setiap roket memiliki dimensi panjang 116 kaki (35m) dan berisi lebih dari 1 juta pound (sekitar 453 ton) bahan bakar padat.
Bahan bakar padat berupa campuran serbuk Atomized aluminum dengan bahan-bahan kimiawi lainnya yang akan memberikan gaya dorong pada saat lepas landas sebesar 2.65 juta pound (sekitar 1,200 ton). Roket ini akan beroperasi sampai seluruh bahan bakarnya habis terbakar, kira-kira selama dua menit dari sejak saat lift off dan setelah habis akan dilepaskan.
Kemudian jatuh di laut dan akan digunakan kembali untuk misi yang akan datang.
Advertisement
Tidak Bisa Terbang di Bumi
4. Tidak Bisa Terbang di Bumi
Pesawat orbiter (shuttle) didesain untuk melesat ke luar angkasa menggunakan roket pendorong berkekuatan besar. Ketika sampai di orbitnya pesawat tersebut akan melayang mengelilingi bumi dengan kecepatan sekitar 17,500 miles (28,000km) per jam.
Dengan kecepatan ini, para awaknya bisa melihat sunrise atau sunset setiap 45 menit. Meskipun orbiter ini berbentuk pesawat namun pesawat ini tidak didesain untuk dapat terbang mandiri layaknya pesawat komersil atau pesawat tempur ketika berada di bumi.
Setelah menyelesaikan misinya pesawat akan kembali masuk ke dalam bumi dengan cara melayang seperti pesawat glider (pesawat layang). Aerodinamika canggih pesawat memungkinkan pesawat orbiter setelah memasuki atmosfer bumi untuk melayang turun dan mendarat di landasan, sama seperti pesawat komersial lainnya.
5. Dihentikan Karena Terlalu Mahal
NASA secara resmi mengumumkan berakhirnya program pesawat uulang-alik yang telah berjalan selama 30 tahun pada 31 Agustus 2011. Sejumlah informasi mengungkap mahalnya biaya program pesawat ulang-alik yang menjadi pertimbangan diakhirinya program tersebut.
Namun saat ini NASA juga diminta untuk mengembangkan wahana antariksa canggih untuk misi-misi eksplorasi yang lebih luas lagi seperti kembali menjelajah bulan hingga misi berawak ke Planet Mars. Pada 30 Mei 2020, NASA berhasil mengirimkan kembali 2 astronautnya dari tempat peluncuran di wilayah Amerika ke Stasiun Luar Angkasa Internasional dengan menggunakan Roket Falcon 9 milik perusahaan swasta Amerika, SpaceX.
Perusahaan SpaceX dan Boeing telah mendapatkan kontrak dari NASA untuk mengembangkan pesawat antariksa untuk membawa astronout Amerika ke ISS.
(Tifani)
Terkini Lainnya
21 Juli 2011: Misi Pesawat Ulang-alik NASA Pensiun, Program yang Habiskan Dana Rp1 Kuadriliun
17-9-1976: Enterprise, Pesawat Ulang-Alik Pertama NASA Diungkap ke Publik
India Luncurkan Pesawat Ulang-Alik Mini ke Angkasa Luar
NASA Memiliki 6 Pesawat
Tidak Bisa Terbang di Bumi
Pesawat Ulang Alik
space shuttle
NASA
Copa America 2024
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Drama VAR, Ekuador Lolos ke Perempat Final Singkirkan Meksiko, Venezuela Hajar Jamaika
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024 Argentina vs Peru dan Kanada vs Cile: La Albiceleste Juara Grup, Les Rouges Dampingi ke Perempat Final
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Minggu 30 Juni di Indosiar dan Vidio
Timnas Indonesia U-16
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Garuda Nusantara Dilarang Takut
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Lupakan Euforia, Nova Arianto Minta Skuad Timnas U-16 Fokus di Semifinal Piala AFF U-16
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Pesta Gol, Garuda Nusantara Lolos ke Semifinal
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Sempat Tertinggal, Garuda Nusantara Unggul 4-1 di Babak Pertama
Dapatkan Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos, Sesaat Lagi Tayang di Indosiar dan Vidio
Judi Online
Judi Online di Minahasa Selatan, 2 Wanita Ditangkap
Catatan IPW untuk Polri di HUT ke-78 Bhayangkara
Kominfo: Telegram Sudah Respons Penghapusan Judi Online Usai Diberi Surat Peringatan
Judi Online Berdampak Buruk bagi Keluarga, Bisa Menghancurkan Moral Lintas Generasi
80 Ribu Pelajar Kecanduan Judi Online, Komnas PA Bandar Lampung Minta Cek Aktivitas Daring Anak
Pilkada 2024
Heru Budi Respons Peluang Maju Pilkada Jakarta 2024: Saya ASN, Tidak Pengalaman di Bidang Politik
Tiga Menteri Jokowi Disiapkan PDIP Maju Pilkada 2024, Ini Daftarnya
Jokowi Effect Disebut Masih Ada di Pilkada 2024, PDIP Andalkan Ini
Pilkada 2024, PDIP Buka Peluang Kerja Sama dengan Gerindra sampai PKB
Bukan di Jakarta, Golkar Pastikan Ridwan Kamil Menang di Pilkada Jawa Barat
Ribuan Petani Kumpul di Semarang Minta Sudaryono Maju Gubernur Jawa Tengah
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
1 Juli 2023: Bus Pariwisata Hangus Terbakar Usai Tabrak Pembatas Jalan di Maharashtra India, 25 Orang Tewas
Populer
Menlu Israel ke Iran: Yang Mengancam Kehancuran Layak Dihancurkan
5 Orang Tewas dalam Ledakan di Gudang Kembang Api Filipina
Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Konsumsi Gula Terlalu Banyak? Ini Penjelasannya
Dikira Alkohol, 4 Nelayan di Sri Lanka Tewas Usai Minum Air dari Botol yang Ditemukan di Laut
Bank Sentral Myanmar Bantah Laporan PBB soal Transaksi Senjata: Kami
7 Tumbuhan Tertua yang Masih Hidup hingga Saat Ini, Ada yang Berusia 14.000 Tahun
Volodymyr Zelenskyy Serukan Serangan Jarak Jauh dan Pertahanan Udara Pasca-Serangan di Kota Vilniansk
Korea Utara Luncurkan 2 Rudal Balistik, Tensi dengan Korea Selatan Makin Panas
4 Museum di Ibu Kota Rusia Ini Wajib Dikunjungi
Kata 'Tolong' Sudah Jarang Terdengar dalam Permintaan Orang Amerika Serikat, Kesopanan Menurun?
Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Prancis vs Belgia: Les Bleus Jadi Ancaman Serius De Rode Duivels
Persiapan Portugal Jelang Hadapi Slovenia di Babak 16 Besar Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Slovenia: Andalkan Pilar Utama
Prancis Bersiap Hadapi Belgia di 16 Besar Euro 2024
Laga Dramatis, Inggris Berhasil Redam Slovakia 2-1
Berita Terkini
Prediksi Euro 2024 Prancis vs Belgia: Les Bleus Jadi Ancaman Serius De Rode Duivels
670 Ribu Wajib Pajak Belum Padankan NIK Jadi NPWP
7 Potret Jennifer Bachdim dan Irfan Bachdim Kerja Bareng, Gantian Momong Anak
CIMB Niaga Optimistis Minat Masyarakat pada KPR Hijau Meningkat
Lirik Lagu Viral Too Sweet dari Hozier dan Artinya, Penolakan atas Hidup yang Serba Teratur
Ketua KPK: Kita Akan Buka Data Caleg Terpilih yang Tidak Lapor LHKPN
Perayaan HUT Bhayangkara ke-78 Dibayang-bayangi Dugaan Kebocoran Data Polri
Pengamat: Indonesia Tak Butuh BUMN Sakit, Tapi Bisa Bersaing
6 Cara Update Windows 11 Gratis, Ini Spesifikasi PC yang Bisa Diupgrade
Suzuki Pertimbangkan Bawa Jimny Pikap dan Hybrid
Intra Golflink Resorts Tetapkan Harga IPO Rp 200 per Saham
Heru Budi Respons Peluang Maju Pilkada Jakarta 2024: Saya ASN, Tidak Pengalaman di Bidang Politik
Saksikan FTV Kisah Nyata Spesial di Indosiar, Senin 1 Juli 2024 Via Live Streaming Pukul 13.30 WIB