, Jakarta - Dunia memang tidak selalu mengerikan, tapi ada sejumlah bahaya yang terjadi perlahan atau tidak terlalu kentara.
Baca Juga
Advertisement
Bahaya yang dimaksud mungkin bersifat keji, mengerikan atau bahkan enggan didengar oleh bagi sebagian orang. Yang jelas, tidak semuanya harus diterima dengan pasrah karena bisa dicegah.
Diringkas dari toptenz.net pada Senin (24/7/2017), berikut ini adalah 8 fakta mengerikan yang terjadi di sekeliling kita, namun tidak selalu kita sadari keberadaannya:
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
1. Rekor Jumlah Perbudakan
Banyak orang menduga bahwa perbudakan sedang terus menyusut, apalagi karena sudah banyak negara yang melarangnya sehingga lebih sukar dipraktikkan.
Walaupun begitu, beberapa taksiran menyebutkan bahwa sekarang ini sekitar 27 juta orang berada terjebak dalam berbagai bentuk perbudakan. Jumlah itu menjadi yang terbesar sepanjang sejarah dan lebih dari dua kali lipat perdagangan budak trans-Atlantik.
Orang bekerja sebagai budak karena berutang ataupun alasan lain yang lebih samar, tapi tetaplah perbudakan. Di banyak negara, buruh anak adalah hal yang sangat lazim dan para bocah itu bisa dibilang tanpa dibayar sama sekali.
Namun demikian, masih ada harapan. Beberapa analis berpendapat bahwa dengan semakin banyaknya negara yang melarang dan semakin tegasnya penerapan hukum, ada harapan bahwa perbudakan akan lenyap dalam 30 tahun.
Advertisement
2. Ular Derik Tanpa Bunyi Derik
Ular derik (rattlesnake) ditakuti banyak orang yang harus melintas di kawasan yang menjadi habitatnya. Bunyi derik yang dihasilkan di ekornya menjadi pertanda bahaya bagi lawan yang berada di dekatnya.
Bunyi yang menjadi ciri khas itu bahkan menjadi bagian kisah-kisah televisi atau film. Tapi, sekarang, serangan ular itu mungkin tidak akan didahului dengan bunyi derik tersebut.
Ternyata, ular derik mengalami evolusi sehingga mereka tidak lagi menghasilkan bunyi derik. Terdengar seperti kisah fiksi ilmiah, tapi hal itu sedang berlangsung.
Beberapa pihak menduga bahwa hal tersebut disebabkan mutasi langsung secara genetik sebagai cara meningkatkan penyintasan, bahkan ada juga yang berpendapat bahwa evolusi ini sekedar menjadi bukti nyata teori Darwin.
Ular yang mengalami mutasi mengakibatkan ekor yang tidak berderik sehingga ular demikian lebih berkemungkinan menyintas dan lebih berkesempatan memiliki keturunan. Jika hal itu terus berlangsung, maka ular derik akan kehilangan ekor deriknya secara menetap.
Pada awalnya, cara itu menjadi cara menakuti mangsa, tapi malah membantu pemangsa ular itu menemukan mereka. Dengan demikian, secara evolusi mereka menanggalkan ekor derik itu.
3. Kadar Merkuri dalam Ikan Tuna
Banyak orang yang secara teratur menyantap tuna, bahkan melakukannya setiap hari. Tapi sebaiknya ikan tuna dihindari terutama ketika hamil, terkait dengan laporan tingginya kadar merkuri dalam ikan tuna.
Segelintir orang menduga hal itu hanya terjadi pada tuna bermutu rendah ada juga yang menduga laporan itu hanya melebih-lebihkan. Kenyataannya, tuna jauh lebih berbahaya daripada yang diduga.
Tuna adalah salah satu ikan yang cukup besar dan menyantap cukup banyak ikan yang lebih kecil sehingga kadar merkuri dalam tubuhnya sendiri menjadi tinggi sekali. Padahal, jenis merkuri itu termasuk yang paling lama terbuang dari tubuh manusia.
Sejumlah orang yang mengaku menyantap tuna ketika hamil melaporkan kelahiran anak cacat atau masalah lain, misalnya keterbelakangan mental.
Sayangnya, masih banyak orang yang tidak menyadari betapa bahayanya tuna bagi wanita hamil atau bahkan bagi orang biasa. Jadi, tidak disarankan menyantapnya terlalu sering.
Memang masih rumit membuktikan bahwa merkuri dalam tuna menjadi penyebab cacat kelahiran sesungguhnya, tapi memang ada kemungkinan. Kenyataannya, ada banyak orang yang menduga merkuri dari vaksin sebagai penyebab autisme, padahal mungkin saja merkuri itu berasal dari ikan yang mereka santap.
Merkuri dalam vaksin hanya dalam jumlah kecil dan dalam jenis yang cepat dibuang secara aman dari dalam tubuh. Jenis merkuri yang ada dalam tuna ada dalam jumlah besar dan menetap lebih lama dalam tubuh.
Advertisement
4. Pergerakan Jam Kiamat
Selama beberapa tahun belakangan, para ilmuwan atom cermat mengamati apa yang mereka sebut dengan “jam kiamat,” yaitu ukuran yang dipakai untuk menduga seberapa dekatnya dunia ini dengan kemungkinan perang nuklir dan kebinasaan.
Sekarang, jam itu hanya berjarak 2,5 menit dari tengah malam, suatu istilah yang pada hakikatnya menjadi penyebutan akhir dunia. Yang parah, kita sebenarnya sedang semakin mendekati tengah malam itu.
Jam itu sejenak sempat menjauh dari tengah malam di awal 90-an dan mendekat ke 1 menit pada 2010, tapi terus mendekat sejak dua dekade belakangan.
Jam itu mengukur banyak faktor berbeda, termasuk masalah terkait perubahan iklim, persenjataan nuklir, krisis energi, dan kelebihan populasi secara global.
Para peneliti mengkhawatirkan pada pemimpin dunia yang kurang cukup gigih secara bersama untuk menghadapi semua isu global tersebut. Menurut para peneliti, kita sedang dalam keadaan mengerikan karena jam itu sedang 0,5 menit jauhnya dari jam tengah malam.
5. Pabrik Hewan Peliharaan
Masalah yang satu ini menjadi semakin besar dan menarik lebih banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Ya, populasi hewan peliharaan sudah di luar kendali.
Kelebihan populasi itu antara lain disebabkan oleh 'pupp mills' yaitu sekelompok orang yang terus menjadikan hewan peliharaan sebagai pabrik anak hewan demi memenuhi permintaan konsumen yang ingin membeli anak anjing dan anak kucing. Padahal, karena berbagai alasan, para pembeli itu kemudian membuang hewan-hewan peliharaan mereka.
Tempat-tempat pengayoman satwa jelas tidak bisa menampung begitu banyaknya kucing dan anjing yang dibuang pemiliknya. Sementara itu, ‘pabrik’ anakan hewan itu terus menjual anak-anak hewan peliharaan demi keuntungan finansial.
Para pengayom hewan mengusulkan melakukan kebiri demi mencegah membengkaknya populasi hewan peliharaan karena banyak hewan peliharaan yang terbuang kemudian terpaksa dibunuh.
Kenyataan demikian bahkan terjadi di tempat-tempat pengayoman "no kill", yang bermaksud memelihara hewan-hewan di penampungannya. Tapi hal itu tidak selalu memungkinkan dan tempat pengayoman satwa dengan kebijakan itu pun sebenarnya masih boleh membunuh 10 persen hewan di tempat mereka dan tetap meraih status "no kill."
Advertisement
6. Potensi Tabrakan Satelit
Sindrom Kessler pertama kalinya diajukan oleh seorang ilmuwan NASA bernama Donald Kessler beberapa dekade lalu. Sekarang ini kita mulai menyaksikan dampaknya walaupun belum pada tahapan berbahaya.
Sindrom Kessler adalah teori yang digagas oleh Kessler ketika ia sedang mengamati meteorit-meteorit, lalu memutuskan untuk menguji algoritma temuannya pada satelit-satelit. Hasilnya mengundang kekhawatiran.
Pada dasarnya, ia mengungkapkan bahwa, jika kita terus menyelimuti angkasa sekitar Bumi dengan satelit-satelit, maka nantinya akan terjadi tabrakan-tabrakan yang menghancurkan satelit-satelit sehingga kita, misalnya, kehilangan layanan GPS dan sejenisnya.
Tapi jangan terlalu khawatir, karena menurut Kessler tabrakan-tabrakan itu baru akan mulai menjadi lebih sering pada 20 tahun kemudian. Jadi, kalau kita meluangkan waktu membersihkan satelit-satelit sampah dari angkasa, kita masih bisa mencegah masalah sebelum lepas kendali.
Waktu 20 tahun sepertinya terasa masih lama, tapi persiapan matang harus dimulai dari sekarang.
7. Pencacahan Anak Ayam Jantan
Bagi kebanyakan di antara kita yang menyantap daging, kita mengerti adanya kekejian pada tingkat tertentu dalam sistem pasar massal untuk penyembelihan, sterilisasi, proses, dan pengepakkan daging untuk keperluan jutaan orang.
Namun demikian, ada beberapa orang yang berpendapat bahwa produksi pangan dapat dibuat lebih etis dan tetap efisien. Secara khusus, masih ada di antara kita yang kaget mendengar penjelasan proses yang terlibat dalam produksi telur.
Ada 2 jenis ayam yang dipakai dalam peternakan komersial, yaitu pedaging dan petelur. Untuk alasan efisiensi, dua jenis itu tidak dipertukarkan.
Untuk bertelur, hanya ayam betina yang memang bisa bertelur sehingga ayam jantan tidak banyak gunanya. Praktik standar selama ini adalah dengan membuang anak ayam jantan yang dibuang hidup-hidup ke dalam mesin pelumat. Mesin itu pada dasarnya mirip dengan mesin pelumat kayu.
Bahkan orang yang menyantap daging pun memandang praktik itu barbar. Pihak industri mengaku sedang mengembangkan teknologi yang dapat mengetahui jenis kelamin anak ayam dalam telur yang sedang diperam, tapi teknologi itu baru akan ada sesudah 2020.
Advertisement
8. Perjalanan Angkasa
Bagi kebanyakan orang, gagasan perjalanan angkasa terdengar sangat romantis, keren, dan terasa seperti kisah dalam film fiksi ilmiah. Kenyatannya, perjalan angkasa adalah hal yang cukup menyeramkan.
Lebih dari sekedar penggunaan tabung hampa dan perangkat lain untuk tugas sehari-hari, kita masih harus menerima kenyataan bahwa perjalanan angkasa dengan cepat menggerus kesehatan jasmani dan mental kita.
Jadi, jangan heran kalau NASA selalu menuntut orang yang sebugar mungkin dan sehat seluruhnya, karena orang-orang lain hampir tidak mungkin bertahan menghadapi kerasnya perjalanan angkasa.
Kebanyakan astronot mengalami dampak unik pada tubuh mereka kembali ke Bumi dengan pengurangan penglihatan yang menetap. Gangguan tidur juga lazim terjadi, demikian juga dengan stres fisik dan mental yang sukar diatasi.
Setelah beberapa lama di angkasa, otot-otot manusia mulai menyusut dan tulang-tulang menjadi keropos. Itulah salah satu alasan mengapa NASA tidak menginginkan astronot berada terlalu lama di angkasa tanpa jeda.
Lebih parah lagi, para astronot sering melaporkan melihat pendar atau cahaya terang benderang langsung di otak mereka. Hal itu diakibatkan oleh radiasi yang menimbulkan kerusakan tak dimengerti.
Bahkan bahaya itu pun ada di orbit rendah. Lebih jauh dari angkasa, dampaknya lebih besar lagi. Para ilmuwan juga menduga bahwa sistem kekebalan manusia tidak akan bermanfaat di angkasa, walaupun hal itu mungkin juga disebabkan oleh radiasi yang melemahkan sistem itu.
Terkini Lainnya
Ilmuwan Kuak Penyebab Munculnya Hal Aneh di 'Kawasan Akhir Dunia'
Sapi Jadi Kunci Pengobatan Virus HIV pada Manusia?
Ini 9 Cara Melarikan Diri dari Kekangan Rezim Korut
1. Rekor Jumlah Perbudakan
2. Ular Derik Tanpa Bunyi Derik
3. Kadar Merkuri dalam Ikan Tuna
4. Pergerakan Jam Kiamat
5. Pabrik Hewan Peliharaan
6. Potensi Tabrakan Satelit
7. Pencacahan Anak Ayam Jantan
8. Perjalanan Angkasa
Jakarta
Raja Organic
Paralimpiade 2024
Perolehan Medali Indonesia di Paralimpiade 2024, Lampaui Target
Hikmat Ramdani dan Leani Ratri Oktila Raih Emas Paralimpiade 2024, Jokowi: Tim Indonesia Melebihi Target
Tim Bulu Tangkis Ganda Campuran Persembahkan Medali Emas Pertama untuk Indonesia di Paralimpiade 2024 Paris
Hasil Paralimpiade Paris 2024: Suryo Nugroho Takluk di Final, Perolehan Emas Indonesia Tak Bertambah
Hasil Paralimpiade Paris 2024: Gagal Balas Dendam, Leani Ratri Oktila Harus Puas Kantongi Perak
Pilkada 2024
Infografis Calon Tunggal di 43 Daerah dan Skenario Kotak Kosong Menang di Pilkada 2024
43 Calon Tunggal Lawan Kotak Kosong di Pilkada 2024, Pertanda Apa?
6 Ribu Kades di Jatim Tegaskan Tidak Berpolitik Jelang Pilkada 2024
Polisi Gandeng Datuk Adat untuk Edukasi Keselamatan Berkendara Ratusan Siswa, Sisipkan Pesan Jangan Golput
PDIP Angkat Bicara soal Mantan Bupati Batubara Zahir yang Ditangkap Tapi Sudah Daftar Maju di Pilkada 2024
Kans Menangkan Pilgub Sulteng Kuat, Pasangan Anwar-Reny Raih Dukungan Penuh Masyarakat Pasigala
Monkeypox
Bantu Afrika Hadapi Wabah Monkeypox, RI Bakal Hibahkan 5.000 Vaksin Mpox
Indonesia Bakal Donasikan Vaksin Mpox dan Alat PCR untuk Negara-Negara Afrika
Ramai di Medsos soal Monkeypox Efek Samping dari Vaksin COVID-19, Kemenkes: Tidak Ada Hubungannya
Waspada Mpox, Kapal dari Luar Negeri yang Masuk Pelabuhan Panjang Harus Dikarantina Sementara
Bandara Soekarno-Hatta Perketat Pengawasan Mpox pada Penumpang Internasional, Siapkan Ruang Isolasi Khusus
BRI Liga 1
BRI Liga 1 Beri Dampak Positif, Omzet UMKM Penjual Gorengan Naik Dua Kali Lipat
Jadwal BRI Liga 1 2024/2025 usai Jeda Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Hasil BRI Liga 1 Borneo FC vs Bali United: Menang 2-0, Pesut Etam Jaga Rekor 100 Persen
Hore! Beli Tiket Pertandingan BRI Liga 1 Bisa Lewat Super Apps BRImo, Mudah dan Bebas Antri
Jadwal BRI Liga 1 2024/2025, Selasa 27 Agustus: Borneo FC vs Bali United
Mau Nonton Pertandingan BRI Liga 1? Beli Tiketnya Lewat BRImo Aja!
TOPIK POPULER
Live Streaming
Paus Fransiskus Hadiri Pertemuan Antar Agama di Masjid Istiqlal
TODAY IN HISTORY
4 September 2016: Bunda Teresa Resmi jadi Santa Gereja Katolik, Hampir 2 Dekade Setelah Meninggal
Populer
Alice Guo Mantan Wali Kota Filipina yang Buron Ditangkap di Tangerang Indonesia, Kini Ditahan Jatanras Mabes Polri
Perjuangan 'Paus Cilik' Asal Cibubur Bertemu Paus Fransiskus, Ingin Serahkan Lukisan Buatannya
Misteri Suara Aneh dari Pesawat Starliner Boeing yang Rusak dan Jebak Astronot NASA di Luar Angkasa
3 Menteri Ukraina Kompak Mengundurkan Diri dari Kabinet Volodymyr Zelenskyy
Natal Tiba Lebih Awal di Venezuela, Kok Bisa?
Panitia Imbau Umat Katolik Waspada Penipuan Tiket Misa Bersama Paus Fransiskus di GBK
Rombongan Vatikan Senang Melihat Antusiasme Warga Indonesia Sambut Kedatangan Paus Fransiskus
2 Rudal Balistik Hantam Akademi Militer dan Rumah Sakit di Ukraina, 51 Orang Tewas
Mantan Ajudan Gubernur New York Didakwa Sebagai Mata-mata China
IAF 2024 Usai, 40 Perusahaan Indonesia Capai Kesepakatan Strategis dengan Mitra Afrika
Paus Fransiskus
Ramai-ramai Warga Padati Area Masjid Istiqlal Jelang Kedatangan Paus Fransiskus
Misa Akbar Paus Fransiskus di GBK Berlangsung Hari Ini, Simak Susunan Acaranya
Jokowi Pakai Innova Zenix, Danpaspampres: Pengamanan Sudah Diperketat
Top 3 News: JK Minta Televisi Tetap Tayangkan Azan Magrib Bersamaan dengan Perayaan Misa Paus Fransiskus
Habib Ja'far Sambut Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, Bagikan Pesan Adem tentang Nasihat Para Nabi
Misa Akbar Paus Fransiskus, Disdik Imbau 208 Sekolah di Jakarta Belajar Jarak Jauh
Berita Terkini
Hani EXID Tunda Rencana Pernikahan Usai Kekasihnya Diduga Terseret Kasus Malpraktek
7 Poret Marshanda Saat SMA Jadi Pelopor Pensi Sekolah, Mirip Sienna
Daifest 2024 Banjir Hadiah, Ada Emas hingga Daihatsu Rocky
Ramai-ramai Warga Padati Area Masjid Istiqlal Jelang Kedatangan Paus Fransiskus
Ladies, Hati-hati dengan 7 Kebiasaan Buruk yang Berdampak Negatif pada Kesehatan Vagina
Infografis Calon Tunggal di 43 Daerah dan Skenario Kotak Kosong Menang di Pilkada 2024
Doa Novena Tiga Salam Maria, Ampuh untuk Mengatasi Segala Persoalan
ISF 2024 Dibuka Jokowi Hari Ini, Hadirkan Para Tokoh Dunia
Jangan Berlebihan, Jus Buah Ini Pemicu Diabetes
Prediksi Arab Saudi vs Indonesia: Asa Garuda di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Korea Utara Kembali Kirim Balon Isi Sampah ke Korea Selatan
Aktivis Iklim Greta Thunberg Ditangkap Saat Unjuk Rasa Pro-Palestina di Denmark
Misa Akbar Paus Fransiskus di GBK Berlangsung Hari Ini, Simak Susunan Acaranya
Aldi Taher Ungkap Rasa Syukur Dikaruniai Anak Keempat, Rezeki Terus Mengalir
Ketempelan Ini Nggak Menakutkan Malah Bikin Jatuh Cinta, Lazada Kasih Tahu Alasannya!