, Houston - Pasca-perintah eksekutif Donald Trump tentang larangan 7 negara muslim masuk AS, seluruh petugas perbatasan mendapat tugas lebih banyak lagi.
Salah satunya adalah, petugas imigrasi dan perbatasan mengecek Facebook para pengunjung dari negara-negara muslim yang terdampak sebelum membolehkan masuk ke AS.
Baca Juga
Pengecekan Facebook itu diklaim oleh pengacara dari Houston, Texas, Mana Yegani. Tak hanya para pemegang visa, namun permanent resident pemegang Green Card --yang punya hak untuk kerja dan tinggal di AS-- harus ditahan di sejumlah bandara di AS.
Advertisement
Tak hanya diwawancara tentang riwayat hidup mereka, tapi petugas imigrasi mengecek media sosial Facebook apakah menemukan postingan berbau anti-Trump atau tidak. Demikian seperti dilansir The Independent pada Minggu (29/1/2017).
Larangan itu berdampak pada mereka yang berpaspor Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman. Juga pemengang Green Card yang mendapat otorisasi untuk bekerja dan tinggal di AS.
Yegani, yang bekerja untuk American Immigration Lawyers Association (Alia), mengatakan ia dan rekan-rekan pengacaranya telah bekerja sepanjang malam untuk membebaskan orang-orang dengan visa sah yang ditahan sebelum memasuki AS atau memerintahkan kembali penerbangan ke negara-negara mayoritas Muslim yang berada dalam daftar larangan itu.
Dalam satu insiden seorang mahasiswa PhD asal Sudan yang kuliah di Stanford University di California, yang telah tinggal di AS selama 22 tahun, ditahan selama lima jam di New York. Juga warga negara ganda Iran-Kanada tidak diizinkan untuk naik pesawat menuju Ottawa .
Alia mengatakan agen imigrasi itu juga memeriksa akun media sosial mereka yang ditahan dan menginterogasi mereka tentang keyakinan politik mereka sebelum mengizinkan mereka ke AS.
Dia berkata: "Mereka adalah orang yang datang secara legal. Mereka memiliki pekerjaan di sini dan mereka memiliki kendaraan di sini."
"Hanya karena Trump menandatangani sesuatu di pukul 18.00 kemarin, pemeriksaan yang berlebihan pun terjadi. Ini menakutkan," lanjutnya.
Seorang juru bicara untuk Alia kepada The Independent mengatakan mereka telah mendengar laporan pemeriksaan media sosial dari masyarakat. Taktik ini telah digunakan oleh agen perbatasan selama beberapa tahun terakhir meskipun keraguan apakah itu konstitusional atau tidak.
Sementara itu di Kairo, lima warga Irak dan satu penumpang Yaman dilarang naik pesawat EgyptAir ke New York dan diarahkan kembali ke negara asal mereka, meskipun memegang visa yang sah.
Maskapai Belanda KLM mengatakan telah sama menolak tujuh penumpang dari negara-negara Muslim karena "tidak ada alasan untuk mengangkut mereka ke AS".
Ironisnya, perintah eksekutif Donald Trump itu ditandatangani pada hari Holocaust Memorial Day.
Salah satu negara paling terdampak adalah pengungsi Suriah. Mereka dilarang memasuki negara itu tanpa batas - meskipun Gedung Putih mengatakan akan mempertimbangkan pengungsi beragama Kristen Suriah. Adapun eluruh program pengungsi ke AS ditangguhkan selama 120 hari.
Warga negara dari enam negara lain dalam daftar telah dilarang memasuki Amerika Serikat selama 90 hari.
Langkah ini telah dikutuk oleh badan pengungsi PBB (UNHCR) dan Organisasi Internasional untuk Migrasi yang mengatakan: "Kebutuhan pengungsi dan migran di seluruh dunia tak pernah sebesar ini dan program pemukiman kembali oleh AS adalah salah satu yang paling penting di dunia."
"Kebijakan AS untuk pengungsi menyambut telah menciptakan situasi win-win solution yaitu telah menyelamatkan nyawa beberapa orang yang paling rentan di dunia yang pada gilirannya memperkaya dan memperkuat masyarakat baru Amerika Serikat."
Terkini Lainnya
Cek Fakta: Hoaks Presiden Jokowi Bagikan Bantuan Rp 790 Juta Dalam Rangka Hari Kemerdekaan di Facebook
Kumpulan Hoaks Pembagian Uang Catut Nama Tokoh di Facebook, Jangan Mudah Terkecoh
Miliarder Polandia Mau Gugat Meta Gara-Gara Iklan Palsu yang Menyesatkan
Donald Trump
Perintah Eksekutif Donald Trump
Muslim Dilarang Masuk AS
Facebook
Rekomendasi
Kumpulan Hoaks Pembagian Uang Catut Nama Tokoh di Facebook, Jangan Mudah Terkecoh
Miliarder Polandia Mau Gugat Meta Gara-Gara Iklan Palsu yang Menyesatkan
Cek Fakta: Hoaks Presiden Jokowi Bagikan Rp 50 Juta Bagi Orang yang Membutuhkan Melalui Facebook
6 Status Facebook Orang Apes Ini Kocak, Mau Ngakak tapi Kasihan
6 Cara Mendapatkan Uang dari Facebook dengan Mudah, Ikuti Tipsnya
Cek Fakta: Hoaks Raffi Ahmad Bagikan Uang Rp 35 Juta dengan Bermain Angka di Facebook
Fitur Baru Meta AI Bantu Pengguna Kreasikan Gambar Diri
Tak Mau Kalah dari TikTok, Facebook Genjot Fitur Video Pendek
Makin Cerdas, Facebook Pakai AI untuk Rekomendasikan Konten Sesuai Selera
Revisi UU Pilkada
IHSG dan Rupiah Melemah Terseret Sentimen Demo Tolak Revisi UU Pilkada, Investor Harus Apa?
Rakyat Gugat Negara, Ratusan Massa di Bandung Bergerak Turun ke Jalan
Sederet Perlengkapan dan Peralatan yang Harus Disiapkan Sebelum Demo Tolak Revisi UU Pilkada
Ini Respons Ketum PBNU soal Revisi UU Pilkada
Demonstrasi di Gedung MK Bubar, Pindah ke DPR RI
Unjuk Rasa Peringatan Darurat di Padang: Tolak Revisi UU Pilkada hingga Bubarkan DPR
Bahlil Lahadalia
Infografis Isu Panas Munas XI Golkar dan Kelakar Politik Ketum Terpilih Bahlil Lahadalia
Bahlil soal Pernyataan 'Jangan Main-main dengan Raja Jawa': Itu Candaan Politik Saja
Jokowi Jawab Isu Jadi Ketua Dewan Pembina Golkar: Tanyakan pada Ketum, Jangan ke Saya
Bahlil Punya Kewenangan Tunjuk Dewan Pembina Golkar, Bakal Angkat Jokowi?
Jokowi: Saya Senang Partai Golkar Terbuka untuk Siapapun, Ketum Bisa dari Mana Saja
Jokowi Berkemeja Kuning, Bahlil: Mas Gibran Warna Bajunya Gerindra, Enggak apa Bagi-Bagi
Monkeypox
Kemenkes RI: Vaksinasi Mpox Massal Belum Diperlukan
Perusahaan India Kembangkan Vaksin Mpox, Targetkan Hasil Positif Setahun ke Depan
Vaksin Mpox Bukan untuk Semua Orang, Ini Daftar Kelompok yang Jadi Prioritas Kemenkes RI
Tidak Dijual Bebas, Program Vaksinasi Mpox di Indonesia Sasar Kelompok Berisiko Tinggi
Mpox adalah Penyakit Akibat Virus Monkeypox, Pria Penyuka Seks Sesama Jenis Paling Berisiko
BRI Liga 1
Jadwal BRI Liga 1 2024/2025, 23-27 Agustus: Dibuka PSIS Semarang vs PSBS Biak
BRI Liga 1: Persib Bandung Menghimbau Suporter Arema FC Tidak Datang ke SJH
Hasil BRI Liga 1 Dewa United vs Persib Bandung: Unggul 2 Kali, Pangeran Biru Harus Puas Petik 1 Poin
Hasil BRI Liga 1 2024/2025: Persija Gagal Kalahkan Persita
Hasil BRI Liga 1 2024/2025: Bali United Hajar Semen Padang
Jadwal dan Link Live Streaming BRI Liga 1, Minggu 18 Agustus di Vidio: Bali United vs Semen Padang, Persita Tangerang vs Persija Jakarta
TOPIK POPULER
Live Streaming
Breaking News: PDIP Umumkan Bacalon Kepala Daerah. Anies Baswedan Termasuk?
TODAY IN HISTORY
21 Agustus 1959: Hawaii Jadi Negara Bagian ke-50 Amerika Serikat
Populer
Meghan Markle Curi Perhatian Saat Kenakan Anting Kupu-kupu Milik Mendiang Putri Diana
Gara-gara Rekam Perselingkuhan Istri, Pria di Taiwan Dijatuhi Hukuman Penjara 3 Bulan
5 Perubahan pada Tubuh yang Bisa Menunjukkan Masalah Kesehatan Anda
Nekat Bakar Balai Kota di Prancis, Pria Berpakaian Militer Ditembak Polisi
200 Peluru Perang Dunia II yang Belum Meledak Ditemukan di Kepulauan Solomon
Iran Tutup Institut Bahasa Jerman, Ada Apa?
Biden Setujui Perubahan Strategi Nuklir AS, Fokus pada China?
28 Peziarah Syiah Asal Pakistan Tewas dalam Kecelakaan Bus di Iran
Gunung Berapi White Island di Selandia Baru Meletus, 10 Penerbangan Dibatalkan Akibat Abu Vulkanik
Penembakan di Sekolah Bosnia dan Herzegovina Tewaskan 3 Orang Termasuk Kepala Sekolah, Pelaku Coba Bunuh Diri
RUU Pilkada
Apa Itu Kuorum? Penyebab Rapat Paripurna Pengesahan RUU Pilkada di DPR Batal
Orasi di Depan Gedung DPR RI, Thomas Lembong: Kita Marah Bukan Berarti Tak Bisa Damai
Gelombang Demo 'Peringatan Darurat' di Jakarta
Wakil Ketua DPR Habiburokhman Temui Massa Pendemo Tolak Revisi UU Pilkada
Berita Terkini
IHSG dan Rupiah Melemah Terseret Sentimen Demo Tolak Revisi UU Pilkada, Investor Harus Apa?
OPINI: Kembalikan Konsitusi Sebagai Hukum Tertinggi
5 Teknik Mengelola Fokus saat Mood Sedang Buruk di Tengah Tugas yang Menumpuk
DLHK Kota Depok Jelaskan Penataan Sampah TPA Cipayung
Habiburokhman Kena Lemparan Botol saat Temui Pendemo di Gedung DPR
Rakyat Gugat Negara, Ratusan Massa di Bandung Bergerak Turun ke Jalan
Produk Kendaraan Listrik China Dihadang Uni Eropa, Beijing Balas Dendam
Ganesha Operation: Profil, Harga, dan Perbandingan Biaya 2023 vs 2024
Sederet Perlengkapan dan Peralatan yang Harus Disiapkan Sebelum Demo Tolak Revisi UU Pilkada
Maksud Peringatan Darurat Garuda Biru Indonesia, Lagi Viral di Media Sosial
Kendaraan Elektrifikasi Mitsubishi Dukung Operasional Pos Indonesia di IKN
7 Momen Manis Indah Permatasari Saat Dipeluk Anaknya, Bikin Hati Meleleh
Amnesty International Minta Negara Tidak Represif ke Massa Demo 'Peringatan Darurat'
Ini Respons Ketum PBNU soal Revisi UU Pilkada