, Banjul - Pasukan militer Senegal telah bergerak menuju perbatasan Gambia. Langkah ini untuk memaksa Presiden Gambia, Yahya Jammeh, menerima kekalahannya dalam pilpres dan mundur dari jabatannya.
Operasi untuk mendesak Jammeh mundur tersebut dipimpin oleh Senegal dan melibatkan sejumlah negara di kawasan, seperti Nigeria. Demikian seperti dikutip dari BBC, Kamis, (19/1/2017).
Sejak Rabu lalu, hari di mana batas akhir masa jabatannya, Jammeh telah diminta untuk segera menyerahkan kekuasaannya kepada presiden terpilih, Adama Barrow, yang saat ini berada di Senegal.
Advertisement
Meski demikian, ia bergeming. Di lain sisi, parlemen memberikannya waktu tiga bulan lagi untuk memangku jabatan sebagai orang nomor satu di Gambia. Jammeh telah memimpin Gambia sejak mengambil alih kekuasaan dalam sebuah kudeta pada 1994.
Baca Juga
Terkait dengan operasi ini, juru bicara presiden Nigeria, Muhammadu Buhari, Garba Shehu, mengatakan, Barrow sedang mempersiapkan diri untuk dilantik sebagai presiden "di tanah Gambia" pada Kamis waktu setempat.
Setidaknya sekitar 26.000 warga Gambia yang khawatir kekerasan dapat meletus telah mengungsi ke Senegal pada pekan ini. Sementara itu, ketakutan serupa juga memaksa ribuan wisatawan Inggris dan Belanda dievakuasi dari negara tersebut.
Gambia, sebuah negara kecil di Afrika Barat, populer di kalangan turis asing karena keindahan pantai-pantainya.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Mengapa Dipimpin Senegal?
Organisasi kawasan masyarakat ekonomi negara Afrika barat (ECOWAS) yang memberikan Senegal amanat untuk memimpin operasi mendesak Jammeh mundur. Alasannya, karena Senegal "mengepung" wilayah Gambia.
Col Abdou Ndiaye, juru bicara militer Senegal, menjelaskan ECOWAS telah memutuskan bahwa akhir masa jabatan Jammeh merupakan batas waktu untuk melakukan upaya diplomatik dalam masalah ini.
"Ini sudah melampau batasnya dan pasukan ECOWAS siap untuk campur tangan jika diperlukan setelah tengah malam kita tidak menemukan solusi diplomatik atas krisis Gambia," ujar Ndiaye.
Pasukan ECOWAS pun dikabarkan telah meminta dukungan dari Dewan Keamanan PBB untuk menggunakan semua langkah yang diburuh dalam membantu melengserkan Jammeh.
Angkatan bersenjata Gambia disebut memiliki 2.500 personel. Fakta tersebut menimbulkan pertanyaan bagaimana mereka akan menghadapi pasukan regional jika perang pecah.
Sementara itu, dalam operasi ini, Nigeria dikabarkan mengirim sejumlah pejuang dan pesawat bersama dengan 200 personel ke Senegal pada Rabu pagi waktu setempat. Tak hanya itu, mereka juga menyiagakan kapal angkatan lautnya.
Sebagai antisipasi jika perang meletus, sebuah kapal perang Nigeria telah berlayar dari Lagos. Nantinya kapal ini akan digunakan untuk mengevakuasi warga.
Selain Nigeria, angkatan darat Ghana juga bersiaga.
Advertisement
Akan Terjadi Krisis Pengungsi?
Menurut badan pengungsi PBB yang mengutip data pemerintahan Senegal, kebanyakan warga sipil yang menyeberang ke Senegal adalah perempuan dan anak-anak.
"Orang-orang takut, kami tidak tahu apa yang akan terjadi. Kami harap Jammeh bersedia lengser, sehingga ini akan segera berakhir dan semuanya kembali normal," kata seorang pekerja restoran di ibu kota Gambia, Musa.
Perusahaan perjalanan Thomas Cook mengatakan, 985 kliennya akan diterbangkan kembali ke Inggris. Langkah tersebut diambil setelah Kementerian Luar Negeri Inggris mengeluarkan peringatan untuk tidak melakukan perjalanan ke Gambia menyusul ketidakpastian politik dan kemungkinan terjadinya intervensi militer.
Hal serupa juga dilakukan terhadap 1.600 warga Belanda.
Pariwisata telah menjadi sektor yang paling cepat tumbuh di Gambia, negara berpenduduk sekitar 2 juta jiwa. Turis Barat berbondong-bondong datang untuk menyaksikan pantai-pantai di sana yang dijuluki "the smiling coast of West Africa."
Meski demikian, banyak warga yang masih terlilit kemiskinan. Mereka juga mengeluhkan represi politik. Sejumlah orang termasuk di antaranya kiper dari tim sepak bola nasional wanita Gambia tenggelam di Laut Mediterania di tengah perjalanan mereka mencari kehidupan yang lebih baik ke Eropa.
Alasan di Balik Sikap 'Ngotot' Jammeh
Jammeh telah mengumumkan keadaan darurat selama 90 hari. Ia memerintahkan militer untuk menjaga perdamaian, hukum, dan ketertiban.
Ia berkeras mengatakan terjadi penyimpangan dalam proses pemilu, sehingga memicu sejumlah pendukungnya beralih. Jammeh juga menyoroti kinerja komisi pemilu yang disebutnya telah melakukan kesalahan.
Belakangan, komisi pemilu menerima tuduhan tersebut. Namun demikian, mereka berpendapat hasil pilpres masih tetap memenangkan Barrow.
Jammeh mengatakan ia akan tetap menjabat hingga pemilu baru digelar. Sementara itu dengan sikapnya yang menolak lengser, dugaan pelanggaran yang dilakukan Jammeh selama berkuasa nyaris dipastikan tidak akan tersentuh proses hukum.
Kementerian Luar Negeri AS turut berkomentar atas kasus ini. Mereka mendesak Jammeh agar secara damai melakukan transfer kekuasaan ke Barrow.
"Dengan demikian, memungkinkan dia untuk lengser dengan kepala tegak dan melindungi rakyat dari potensi kekacauan," ujar jubir Kemlu AS, John Kirby.
Terkini Lainnya
Dikalahkan Eks Satpam, Diktator Gambia 'Ngotot' Berkuasa
Dikalahkan Eks Satpam, Diktator Gambia Tolak Hasil Pemilu
16-1-2006: Mama Ellen, Wanita Afrika Pertama yang Jadi Presiden
Mengapa Dipimpin Senegal?
Akan Terjadi Krisis Pengungsi?
Alasan di Balik Sikap 'Ngotot' Jammeh
Gambia
Reshuffle Kabinet
Top 3 News: Jokowi Resmi Lantik 3 Menteri dan 1 Wakil Menteri Baru, Berikut Daftarnya
Rahmat Gobel Sebut Reshuffle Kabinet untuk Mendukung Transisi Pemerintahan
PDIP Duga Ada Masalah Besar Terjadi saat Jokowi Copot Menteri Ini
Jokowi Reshuffle Kabinet, IHSG Sentuh Posisi Tertinggi di 7.466
Hanya 2 Bulan Jadi Menteri, Rosan Roeslani Pede Raih Target Investasi 2024
Jessica Wongso
Infografis Terpidana Jessica Wongso Bebas Bersyarat dan Kronologi Kasus Kopi Sianida
Reaksi Tak Terduga Jessica Mila Lihat Suaminya Foto Bareng Jessica Wongso
Jessica Wongso Ajukan PK Usai Bebas Bersyarat, Kasus Kopi Sianida Dibuka Lagi?
Kejagung Siap Hadapi Kubu Jessica Wongso yang Akan Ajukan PK Kasus Kopi Sianida
Potret Kedekatan Jessica Wongso dan Yakub Hasibuan, Momen Bercanda Curi Perhatian
IKN Nusantara
Jokowi Bentuk Satgas Percepatan Investasi IKN, Rosan Roeslani Jadi Ketua
Jokowi Minta Rosan Roeslani Tarik Investasi Asing ke IKN
Pengusaha Usul Pemerintah Bentuk Banyak Koperasi ASN di IKN, Ini Fungsinya
Menteri Basuki: Tinggal di IKN, Umur Tambah Panjang 10 Tahun
BRI Liga 1
Hasil BRI Liga 1 Dewa United vs Persib Bandung: Unggul 2 Kali, Pangeran Biru Harus Puas Petik 1 Poin
Hasil BRI Liga 1 2024/2025: Persija Gagal Kalahkan Persita
Hasil BRI Liga 1 2024/2025: Bali United Hajar Semen Padang
Jadwal dan Link Live Streaming BRI Liga 1, Minggu 18 Agustus di Vidio: Bali United vs Semen Padang, Persita Tangerang vs Persija Jakarta
Hasil BRI Liga 1 2024/2025: Gol Dahsyat Dewangga Bikin PSIS Bunghkam Persis
Hasil BRI Liga 1 2024/2025: Borneo FC Tuntaskan Dendam pada Arema FC
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
20 Agustus 1975: Amerika Serikat Luncurkan Misi Tak Berawak Viking 1 ke Mars
Populer
Kapal Pesiar Tenggelam di Italia, Konglomerat Teknologi Inggris Hilang
Delegasi Palestina Jadi Tamu Perdana Menlu Retno Marsudi di Gedung Pancasila Usai Dipugar
Peringatan Agustusan di Stockholm Dihadiri 1.000 WNI, Dimeriahkan Pesta Rakyat dan Berhadiah Sepeda Gunung
Hamas dan Jihad Islam Palestina Nyatakan Bertanggung Jawab atas Serangan Bom di Israel
Fenomena Lingkaran Hitam Misterius Muncul di Langit Virginia AS, Portal ke Dunia Lain atau Jejak UFO?
Belarus Pindahkan Sepertiga Pasukannya ke Perbatasan dengan Ukraina, Ada Apa?
Mantan PM Pakistan Imran Khan Mencalonkan Diri Jadi Rektor Universitas Oxford
Jika Anda Pelupa, Lakukan 4 Hal Ini Agar Bisa Mengingat Banyak Hal
Filipina Deteksi Kasus Cacar Monyet Pertama di Tahun 2024
PM Baru Bangladesh Janjikan Dukungan untuk Rohingya dan Industri Garmen
MK
Ini Suasana di Kantor DPP PDIP Usai Putusan MK soal Ambang Batas Pencalonan di Pilkada 2024
Golkar Bicara Potensi Perubahan Jagoan Pilkada 2024 Usai Putusan MK
Komisi II DPR dan KPU Akan Bahas Putusan MK Senin Pekan Depan
Sambut Putusan MK, Anies Baswedan Siap Maju Pilkada Jakarta dengan Siapapun
Ridwan Kamil Soal Putusan MK Terkait Pilkada: Serahkan kepada Institusi yang Memutuskan
MK Tolak Gugatan Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Kaesang Gagal Maju Pilkada 2024
Berita Terkini
Black Myth: Wukong Resmi Dirilis, Cek Spesifikasi PC yang Kamu Butuhkan
Bamsoet: Penetapan Bahlil Jadi Ketum Golkar Malam Ini, Besok Tinggal Pelantikan
8 Tips Memutuskan Hubungan Tanpa Melukai Harga Diri Pasangan, Perpisahan yang Sopan
Tak Mau Persulit Prabowo, Bahlil Minta RUU EBET Segera Rampung
4 Resep Kepala Manyung, Sajian Istimewa dari Bagian yang Dulu Dianggap Limbah
5 Zodiak Ini Tak Tertarik Menikah, Terlalu Nyaman Sendirian
Mayat Hidup atau Mayit Hidup? Kenalkan Zombie Dalam Series Zona Merah
Khofifah Akui Putusan MK soal Pilkada Bisa Ubah Peta Politik
5 Rekomendasi Warna Kebaya untuk Kulit Kuning Langsat, Pancarkan Pesona Anggun dan Elegan
Samson Kecewa Laporan KTP Dicatut Calon Independen Dharma-Kun Dihentikan Polisi
Saksikan Sinetron Saleha Selasa 20 Agustus 2024 Pukul 18.15 WIB di SCTV, Simak Sinopsisnya
Bahas Komitmen Kerjasama dan Kemitraan, Menhan Prabowo Subianto Temui PM Australia Anthony Albanese
Saham WIIM, GGRM, dan HMSP Lanjutkan Momentum, Bagaimana Strateginya?
Sekjen PDIP soal Kemungkinan Partainya Akan Usung Anies Baswedan: Tunggu Tanggal Mainnya